1. Hakikat Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar selalu berkenaan dengan
perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada
yang lebih baik ataupun yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Hal lain
yang juga selalu terkait dalam belajar adalah pengalaman, pengalaman yang
berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya (Sukmadinata, 2003).
Ada banyak ahli yang mempunyai
pendapat yang berbeda tentang belajar. Menurut Syah (2006: 92),
Belajar
dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang
relatif menetap sebagai hasil pengamatan dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif. Sehubungan dengan pengertian itu perlu diutarakan
sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan,
keadaan gila, mabuk, lelah dan jenuh tidak dapat dianggap sebagai proses
belajar.
Menurut Jihad & Haris (2013: 1),
Belajar
adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, hal ini berarti keberhasilan
pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar
peserta didik di sekolah dan lingkungan sekitarnya.
Pendapat yang mengemukakan bahwa
belajar sebagai suatu proses juga dikemukakan oleh Soemarsono (2007: 34),
“Belajar merupakan proses perubahan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan yang
berlangsung secara terus menerus dalam periode waktu yang panjang”. Smaldino,
Lowther & Russel (2012: 11), mendefinisikan “ Belajar merupakan
pengembangan pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang baru ketika seseorang
berinteraksi dengan informasi dan lingkungan.”
1) Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening or
behavior through experiencing).
2) Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui
interaksi dengan lingkungan.
Slameto (2010: 2) mengemukakan bahwa,
“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Pendapat yang
sejenis juga dikemukakan oleh Purwanto (2013: 38), “Belajar adalah proses dalam
diri individu yang berinteraksi dengan lingkungannya untuk mendapatkan
perubahan dalam perilakunya”.
Pendapat mengenai belajar juga
dikemukakan oleh Riyanto (2010: 6), “Belajar adalah suatu proses untuk mengubah
performansi yang tidak terbatas pada keterampilan, tetapi juga meliputi
fungsi-fungsi seperti skill, persepsi, emosi, proses berpikir, sehingga dapat
menghasilkan perbaikan performansi”.
Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang
relatif tetap akibat adanya interaksi antara individu dengan individu maupun
individu dengan lingkungannya.
b. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dijelaskan
dengan memahami dua kata yang membentuknya yaitu “hasil” dan “belajar”.
Pengertian hasil (product) merujuk pada suatu perolehan akibat
dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mngakibatkan berubahnya input
secara fungsional. Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk
mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarakan
(Purwanto, 2013).
Menurut Jihad & Haris (2013:
14), “hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang
cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif dan psikomotoris dari proses
belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.” Sementara itu, Hamalik (2003: 19)
mengungkapkan, “Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian dan sikap-sikap, serta apersepsi dan abilitas”.
Usman (2005) menyatakan hasil
belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan
instruksional yang direncanakan guru sebelumnya yang dikelompokkan ke dalam
tiga kategori, yakni domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Adapun rincian
domain tersebut adalah sebagai berikut:
1)
Domain
Kognitif: a) Pengetahuan, b) Pemahaman, c) Aplikasi atau penggunaan prinsip
atau metode pada situasi yang baru, d) Analisa, e) Sintesa, dan f) Evaluasi
2)
Domain
Kemampuan Sikap: a) Menerima atau memperhatikan, b)Merespon, c) Penghargaan, d)
Mengorganisasikan, e) Mempribadi
(Mewatak)
3)
Ranah
Psikomotorik: a) Menirukan, b) Memanipulasi, c) Keseksamaan, d) Artikulasi, d)
Naturalisasi
(Bloom, 1956 cit
Arifin, 2013)
Potensi perilaku untuk diubah,
pengubahan perilaku dan hasil perubahan perilaku dapat digambarkan sebagai
berikut:
Tabel 2.1
Domain Hasil Belajar
INPUT
|
PROSES
|
HASIL
|
Siswa
a. Kognitif
b. Afektif
c. Psikomotorik
|
Proses
belajar mengajar
|
Siswa
a. Kognitif
b. Afektif
c. Psikomotorik
|
Potensi
perilaku yang dapat diubah
|
Usaha
mengubah perilaku
|
Perilaku yang
telah berubah:
a.
Efek pengajaran
b.
Efek pengiring
|
Sumber
: Purwanto (2013: 49)
Jihad & Haris (2013: 19)
mengungkapkan, “Perubahan salah satu atau ketiga domain yang disebabkan oleh
proses belajar dinamakan hasil belajar.
Hasil belajar dapat dilihat dari ada tidaknya perubahan ketiga domain
tersebut yang dialami siswa setelah proses belajar.”
Merujuk pemikiran Gagne cit
Soeprijono (2013: 6), hasil belajar berupa:
1) Informasi verbal yaitu kapabilitas yang mengungkapkan pengetahuan
yang berbentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara
spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan
manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.
2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan
lambang-lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan
mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis-fakta-konsep dan mengembangkan
prinsip-prinsip pengetahuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan
melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktifitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan
kaidah dalam memecahkan masalah.
4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak
jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi
nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar
perilaku.
Berdasarkan definisi mengenai hasil
belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari
proses belajar yang terdiri dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
c. Indikator Hasil Belajar
Pengajaran merupakan suatu proses
untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan, maka dapat ditentukan dua kriteria
yang bersifat umum. Menurut Sudjana (2004)
kedua kriteria tersebut adalah:
1)
Kriteria
ditinjau dari sudut prosesnya
Kriteria dari
sudut prosesnya menekankan kepada pengajaran sebagai suatu proses yang
merupakan interaksi dinamis sehingga siswa sebagai subjek mampu mengembangkan
potensinya melalui belajar sendiri. Untuk mengukur keberhasilan pengajaran dari
sudut prosesnya dapat dikaji melalui beberapa persoalan di bawah ini:
a)
Apakah
pengajaran direncanakan dan dipersiapkan terlebih dahulu oleh guru dengan
melibatkan siswa secara sistematik?
b)
Apakah
kegiatan siswa belajar dimotivasi oleh guru sehingga ia melakukan kegiatan
belajar dengan penuh kesabaran, kesungguhan dan tanpa paksaan untuk memperoleh
tingkat penguasaan, pengetahuan, kemampuan serta sikap yang dikehendaki dari
pengajaran itu?
c)
Apakah
guru memakai multimedia?
d)
Apakah
siswa mempunyai kesempatan untuk mengontrol dan menilai sendiri hasil belajar
yang dicapainya?
e)
Apakah
proses pengajaran dapat melibatkan semua siswa dalam kelas?
f)
Apakah
suasana pengajaran dan proses belajar mengajar cukup menyenangkan dan
merangsang siswa belajar?
g)
Apakah
kelas memiliki sarana belajar yang cukup kaya sehingga menjadi laboratorium
belajar?
2)
Kriteria
ditinjau dari hasilnya
Disamping
tinjauan dari segi proses, keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi
hasil. Berikut ini adalah beberapa persoalan yang dapat dipertimbangkan dalam
menentukan keberhasilan pengajaran ditinjau dari segi hasil atau produk yang
dicapai siswa:
a)
Apakah
hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses pengajaran nampak dalam bentuk
perubahan tingkah laku yang menyeluruh?
b)
Apakah
hasil belajar yang dicapai siswa dari proses pengajaran dapat diaplikasikan
dalam kehidupan siswa?
c)
Apakah
hasil belajar yang diperoleh siswa tahan lama diingat dan mengendap dalam
pikirannya serta cukup mempengaruhi perilaku dirinya?
d)
Apakah
yakin bahwa perubahan yang ditunjukkan oleh siswa merupakan akibat dari proses
pengajaran?
Berdasarkan
penjelasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa indikator hasil belajar
dapat dilihat dari segi proses dan hasilnya. Oleh karena itu, dalam melakukan
evaluasi hasil belajar siswa, seorang guru harus memperhatikan faktor-faktor yang
terlibat dalam proses belajar dan mengevaluasi perubahan tingkah laku siswa
setelah proses pembelajaran.
d. Strategi Meningkatkan Hasil Belajar
Usman (2008:
34) mengungkapkan, “Hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya
dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan guru sebelumnya. Hal ini
dipengaruhi pula oleh kemampuan guru sebagai perancang (desainer) proses
belajar mengajar”.
Setiap proses
belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang
dicapai siswa, disamping diukur dari segi prosesnya, artinya seberapa jauh tipe
hasil belajar dimiliki siswa (Sudjana dan Ibrahim, 2002 cit Jihad dan
Haris, 2013).
Untuk
meningkatkan hasil belajar siswa yang selama ini cenderung rendah, diperlukan
beberapa strategi. Menurut Pristiani (2013), strategi untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik yaitu:
1)
Menyiapkan Fisik dan Mental Siswa
Persiapkanlah fisik dan mental siswa.
Karena apabila siswa tidak siap fisik dan mentalnya dalam belajar, maka
pembelajaran akan berlangsung sia-sia atau tidak efektif. Dengan siap fisik dan
mental, maka siswa akan bisa belajar lebih efektif dan hasil belajar akan
meningkat. Semuanya di awali dengan sebuah niat yang baik. Mulailah dengan
mengajari mereka memulai dengan baik.
2)
Meningkatkan Konsentrasi
Lakukan sesuatu agar konsentrasi belajar
siswa meningkat. Hal ini tentu akan berkaitan dengan lingkungan dimana tempat
mereka belajar. Kalau disekolah pastikan tidak ada kebisingan yang membuat
mereka terganggu. Kebisingan biasanya memang faktor utama yang mengganggu jadi
pihak sekolah harus bisa mengatasinya.
3)
Meningkatkan Motivasi Belajar
Motivasi
merupakan faktor penting dalam belajar. Tidak akan ada keberhasilan belajar
diraih apabila siswa tidak memiliki motivasi yang tinggi. Pengajar dapat
mengupayakan berbagai cara agar siswa menjadi termotivasi dalam belajar.
4)
Menggunakan Strategi Belajar
Pengajar bisa juga harus membantu siswa
agar bisa dan terampil menggunakan berbagai strategi belajar yang sesuai dengan
materi yang sedang dipelajari. Setiap pelajaran akan memiliki karakter yang
berbeda-beda sehingga strateginya juga berbeda pula.
5)
Belajar Sesuai Gaya Belajar
Setiap siswa punya gaya belajar yang
berbeda-beda satu sama lain. Pengajar harus mampu memberikan situasi dan
suasana belajar yang memungkinkan agar semua gaya belajar siswa terakomodasi
dengan baik. Pengajar harus bisa memilih strategi, metode, teknik dan model
pembelajaran yang sesuai akan sangat berpengaruh.
6)
Belajar Secara Menyeluruh
Maksudnya disini adalah mempelajari semua pelajaran
yang ada, tidak hanya sebagiannya saja. Perlu untuk menekankan hal ini kepada
siswa, agar mereka belajar secara menyeluruh tentang materi yang sedang mereka
pelajari. Jadi, sangat perlu bagi pengajar untuk bisa mengajarkan kepada
siswanya untuk bisa belajar secara menyeluruh.
7)
Membiasakan Berbagi
Tingkat pemahaman siswa pasti berbeda-beda
satu sama lainnya, maka siswa diajarkan
untuk bisa berbagi dengan yang lain. Sehingga mereka terbiasa juga mengajarkan
atau berbagi ilmu dengan teman-teman yang lainnya.
Sementara itu, dalam paper yang
dipublikasikan oleh Pennsylvania Department of Education’s (2012), ada
beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Strategi tersebut adalah:
1)
Identifikasi
program dan mengajar sesuai dengan konten yang ada dalam program pembelajaran.
2)
Menyiapkan
dan merevisi rancangan instruksional.
3)
Menggunakan
berbagai variasi strategi penyampaian dalam pembelajaran.
4)
Gunakan
strategi instruksional tambahan untuk membantu siswa mencapai dan memahami isi
pembelajaran.