BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam melaksanakan suatu tata usaha, salah satu faktor
yang menentukan keberhasilannya adalah penyusunan tempat kerja dan alat-alat
perlengkapan kantor dengan sebaik-baiknya. Jika dilihat dari sisi pegawai,
ketepatan pemilihan tata ruang kantor ini dapat menentukan produktivitas,
kekreatifan dan kenyamanan karyawan secara tidak langsung. Begitu pula jika
dihubungkan dengan tingkat efisiensi dan efektivitas kegiatan. Tata ruang dan
lingkungan fisik kantor dapat menentukan bagaimana kualitas serta kuantitas
hasil pekerjaan yang dilakukan.
Pada saat ini, lahan kosong banyak dijadikan perkantoran
modern. Walau terasa luasnya kurang ideal, tetapi kenyataannya tetap berdiri
sebuah kantor. Dari penjelasan ini, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa
segalanya dapat diatasi, jika teknik atau taktik yang digunakan baik dan dapat
menyesuaikan kriteria. Apa dan bagaimana teknik-teknik yang paling tepat dan
sesuai standar tata ruang kantor tersebut, akan kami bahas dalam makalah
berikut.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di
atas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut.
1.2.1 Apa yang
dimaksud dengan tata ruang kantor?
1.2.2 Apa manfaat
tata ruang kantor?
1.2.3 Apa saja asas-asas
dari tata ruang kantor?
1.2.4 Apa yang
dimaksud dengan lingkungan fisik kantor?
1.2.5 Apa saja
persyaratan lingkungan fisik kantor?
1.2.6 Apa yang
merupakan dasar-dasar dari penentuan tempat?
1.2.7 Bagaimana
menyiapkan layout/tata ruang kantor?
1.2.8 Apa saja
standar ruang kantor?
1.2.9 Bagaimana
saja macam tata ruang perkantoran?
1.2.10 Apa
penyebab terjadinya perpindahan kantor?
1.3 Tujuan Penulisan
Dari masalah-masalah yang telah dirumuskan di atas, maka
penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan, antara lain:
1.3.1 Untuk mengetahui
maksud dari tata ruang kantor.
1.3.2 Untuk
mengetahui manfaat tata ruang kantor.
1.3.3 Untuk
mengetahui asas-asas dari tata ruang kantor.
1.3.4 Untuk
mengetahui yang dimaksud dengan lingkungan (fisik) kantor.
1.3.5 Untuk
mengetahui persyaratan lingkungan fisik kantor.
1.3.6 Untuk
mengetahui yang merupakan dasar-dasar dari penentuan tempat.
1.3.7 Untuk
mengetahui bagaimana menyiapkan layout/tata ruang kantor.
1.3.8 Untuk
mengetahui apa saja standar ruang kantor.
1.3.9 Untuk
mengetahui macam tata ruang perkantoran.
1.3.10 Untuk
mengetahui penyebab terjadinya perpindahan kantor.
1.4 Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini kami menggunakan metode
kepustakaan dengan menggunakan sumber berupa buku acuan dan artikel terkait,
serta dari internet.
BAB II
TATA RUANG KANTOR
2.1 Pengertian
Tata Ruang Kantor
Dalam melaksanakan
tata usaha, suatu faktor penting yang turut menentukan kelancarannya ialah
penyusunan tempat kerja dan alat perlengkapan
kantor dengan sebaik-baiknya.
Menurut The Liang Gie,
penyusunan alat-alat kantor pada letak
yang tepat serta pengaturan tempat kerja yang menimbulkan kepuasan bekerja bagi
para pegawai disebut tata ruang perkantoran.
Tata ruang kantor
menurut George R. Terry, merupakan
penentuan mengenai kebutuhan-kebutuhan ruang dan tentang penggunaan secara
terperinci dari ruang ini untuk menyiapkan suatu susunan yang praktis dari
faktor-faktor fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran
dengan biaya yang layak.
Sedangkan tata
ruang kantor menurut Littlefield, Frank
M. Rachel and Donald L. Caruth, adalah
susunan perlengkapan atau peralatan dalam lantai yang luas.
Tata ruang kantor
dapat pula didefinisikan sebagai penempatan alat-alat dan mesin-mesin serta pengaturan
tempat kerja bagi para pegawai sehingga diperoleh efisiensi.
2.2 Manfaat Tata
Ruang Kantor
Tata ruang kantor
yang baik akan menimbulkan keuntungan-keuntungan bagi organsasi yang
bersangkutan dalam menyelesaikan pekerjaan. Pada
pokoknya akan diperoleh manfaat-manfaat sebagai berikut.
a) Mencegah penghamburan tenaga dan waktu
para pegawai karena berjalan mondar-mandir yang sebenarnya tidak perlu.
b)
Menjamin kelancaran proses pekerjaan yang bersangkutan.
c)
Memungkinkan pemakaian ruang kerja secara efisien, yaitu
suatu luas lantai tertentu dapat dipergunakan untuk keperluan yang
sebanyak-banyaknya.
d)
Mencegah para pegawai di bagian lain terganggu oleh
publik yang akan menemui suatu bagian tertentu.
Dalam menyusun
ruang untuk kerja perkantoran, ada beberapa tujuan yang perlu dicapai. Tujuan
itu merupakan syarat-syarat yang hendaknya dipenuhi dalam setiap tata ruang
kantor yang baik. Tujuan itu antara lain:
1)
Pekerjaan di kantor itu dalam proses pelaksanaannya dapat
menempuh jarak yang sependak mungkin.
2)
Rangkaian aktivtas tata usaha dapat mengalir secara
lancar.
3)
Segenap ruang dipergunakan secara efisien untuk keperluan
pekerjaan.
4)
Kesehatan dan kepuasan bekerja para pegawai dapat
terpelihara.
5)
Pengawasan terhadap pekerjaan dapat berlangsung secara
memuaskan.
6)
Pihak luar yang mengunjungi kantor yang bersangkutan
mendapat kesan yang baik tentang organisasi itu.
7)
Susunan tempat kerja dapat dipergunakan untuk berbagai
pekerjaan dan mudah diubah sewaktu-waktu diperlukan.
2.3 Asas-Asas Tata Ruang Kantor
Seorang ahli tata
ruang pabrik Richard Muther
merumuskan 6 asas pokok tata ruang pabrik yang terbaik. Walaupun asas-asas itu
diperuntukkan bagi tempat kerja yang tugasnya menghasilkan sutau barang, namun
dengan penyesuaian seperlunya dapat dijadikan sebagai dasar bagi tata runag
kantor. Asas-asas tersebut antara lain:
a) Asas mengenai jarak terpendek
Dengan
tidak mengabaikan hal-hal yang khusus, suatu tata ruang yang terbaik ialah yang
memungkinkan proses penyelesaian suatu pekerjaan menempuh jarak yang
sependek-pendeknya. Dalam menyusun
tempat kerja dan menempatkan alat-alat, hendaknya asas ini dijalankan sejauh
mungkin.
b) Asas mengenai rangkaian kerja
Suatu
tata rung kantor yang terbaik ialah yang menempatkan para pegawai dan alat-alat
kantor menurut rangkaian yang sejalan dengan urut-urutan penyelesaian pekerjaan
kantor yang bersangkutan. Asas ini merupakan kelengkapan dari asas mengenai
jarak terpendek. Jarak terpendek tercapai jika para pekerja atau alat-alat
ditaruh berderet-deret menurut urutan proses penyelesaian pekerjaan. Menurut
asas ini suatu pekerjaan harus senantiasa bergerak maju dari permulaan
dikerjakan sampai selesainya, tidak ada gerak mundur atau menyilang. Hali ini
tidak berarti bahwa jalan yang ditempuh harus selalu berbentuk garis lurus.
Yang terpenting adalah proses itu harus selalu mengarah maju ke muka menuju
penyelesaian. Bentuknya dapat berupa garis bersiku-siku atau lingkaran ataupun
berwujud huruf L atau U.
c) Asas mengenai penggunaan segenap ruang
Tata
ruang yang terbaik ialah yangmempergunakan sepenuhnya semua ruang yang ada.
Ruan gitu tidak hanya yang berupa luas lantai saja (ruang datar), melainkan
juga ruang yang vertical ke atas maupun ke bawah. Jadi diusahakan tidak ada
ruang yang dibiarkan tidak terpakai.
d)
Asas mengenai perubahan susunan tempat kerja
Tata ruang yang terbaik ialah yang dapat diubah atau
disusun kembali dengan tidak terlampau sukar atau tidak memakan biaya yang
besar.
BAB III
LINGKUNGAN (FISIK) KANTOR
3.1
Pengertian
Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik adalah
sesuatu yang berada di sekitar para pekerja yang meliputi warna, cahaya, udara,
suara serta musik yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas
yang dibebankan. (Moekijat 1995:135). Lingkungan fisik yang baik akan mendorong
timbulnya semangat kerja karyawan. Dengan semangat kerja yang tinggi, karyawan
akan dapat bekerja dengan perasaan senang dan bergairah sehingga mereka akan
berprestasi kerja dengan baik. Sebaliknya apabila lingkungan fisik buruk tentu
produktivitas kerja menurun, karena karyawan akan merasa tidak nyaman dalam
bekerja. Dengan demikian semangat kerja seorang karyawan sangat diperlukan
dalam suatu organisasi karena dengan semangat kerja yang tinggi maka kualitas
sumber daya manusia dapat meningkat sehingga tujuan organisasi yang telah
ditetapkan dapat tercapai.
3.2
Persyaratan
Lingkungan Fisik Kantor
Setiap kantor mempunyai persyaratan lingkungan fisik yang harus pula
diperhatikan dan diatur sebaik-baiknya oleh setiap manajer perkantoran yang
modern. Sebagai contoh di negara Inggris saat 1963 telah ditetapkan sebuah
undang-undang tentang kantor-kantor (The
Offices Act) yang antara lain menetapkan persyaratan linhkungan fisik (physical conditions) yang harus
diusahakan pada setiap kantor. Persyaratan itu meliputi hal-hal yang berikut:
a)
Kebersihan
Bangunan, perlengkapan dan perabotan harus dipelihara
kebersihannya.
b)
Luas ruang kantor tidak boleh
dijejal dengan pegawai. Ruang kerja harus menyediakan luas lantai 40 square
feet untuk setiap petugas (3,7 m2)
c)
Suhu udara yang layak harus
dipertahankan dalam ruang kerja (minimum 16oC atau ± 61oF)
d)
Ventilasi
Peredaran udara segar atau udara yang telah dibersihkan
harus diusahakan dalam ruang kerja.
e)
Penerangan cahaya
Cahaya alam atau lampu yang cocok dan cukup harus
diusahakan, sedang perlengkapan penerangan dirawat sepatutnya.
e)
Fasilitas kesehatan
Kamar kecil, toilet dan sebagainya harus disediakan untuk
para petugas serta dipelihara kebersihannya.
f)
Fasilitas cuci
Ruang cuci muka/tangan dengan air hangat dan dingin
berikut sabun dan handuk harus disediakan seperlunya.
g)
Air minum
Air bersih untuk keperluan minum petugas harus disediakan
melalui pipa atau tempat penampungan khusus.
h)
Tempat pakaian
Dalam kantor harus disediakan tempat untuk menggantungkan
pakaian yang tidak dipakai petugas sewaktu kerja dan fasilitas untuk
mengeringkan pakaian yang basah.
i)
Tempat duduk
Petugas harus disediakan tempat duduk untuk keperluan
bekerja dengan sandaran kaki bila perlu.
j)
Lantai, gang dan tangga
Lantai harus dijaga agar orang tidak mudah tergelincir,
tangga diberi pegangan utnuk tangan, dan bagian-bagian yang terbuka diberi
pagar.
k)
Mesin
Bagian mesin yang berbahaya harus diberi pelindung dan
petugas yang memakainya harus cukup terlatih.
l)
Beban berat
Petugas tidak boleh ditugaskan mengangkat, membawa atau
memindahkan beban berat yang dapat mendatangkan kecelakaan.
m)
Pertolongan pertama
Dalam ruang kerja harus disediakan kotak atau lemari obat
untuk pertolongan pertama maupun seorang petugas yang terlatih memberikan
pertolongan itu.
n)
Penjagaan kebakaran
Alat pemadam kebakaran dan sarana untuk melarikan diri
dari bahaya kebakaran harus disediakan secara memadai, termasuk lonceng tanda
bahaya kebakaran.
o)
Pemberitahuan kecelakaan
Kecelakaan dalam kan;tor yang menyebabkan kematian atau
absen petugas lebih dari 3 hari harus dilaporkan kepada yang berwajib.
3.3
Dasar-dasar
Penentuan tempat
Dalam
mencapai tujuannya, setiap kantor pasti mempunyai cara-cara agar dapat mencapai
tujuan itu secara efektif serta efisien. Padahal, dalam kenyataannya, kantor
satu dengan yang lain berbeda-beda baik tujuan, kegiatan, letak, luas, dan
lain-lain. Maka dari itu, diperlukan suatu cara yang dapat digunakan untuk
mensiasati kekurangan-kekurangan yang ada pada suatu kantor. Terkait dengan
lingkungan fisik kantor, maka hal-hal tersebut dapat diatasi dengan penentuan tata
ruang sebagai berikut:
1. Penerangan/cahaya
Karena
penerangan sangat besar manfaatnya untuk keselamatan bekerja dan kelancaran
kerja bagi para pegawai, maka perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya)
yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas (kurang cukup)
mengakibatkan penglihatan kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak
kesalahan terjadi, dan tentu saja hal ini menyebabkan kurang efesien dalam
melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi tersebut tidak dapat dicapai
secara efektif.
Pada dasarnya, cahaya dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Cahaya alam yang berasal dari sinar matahari
b. Cahaya buatan, berupa lampu
Cahaya buatan dapat
dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :
ü Cahaya
langsung
ü Cahaya
setengah langsung
ü Cahaya
tidak langsung
ü Cahaya
setengah tidak langsung
Untuk mengukur kesatuan jumlah cahaya disebut “Foot Candle”. Foot-Candle
adalah banyaknya cahaya yang dipancarkan dari sumber cahaya sebuah lilin
berukuran biasa yang jatuh disuatu benda yang berjarak satu kaki (30,48 cm)
dari sebuah lilin berukuran biasa.
2. Tata warna
Menata warna dalam ruangan kerja perlu dipelajari dan direncanakan dengan
teliti dan sebaik-beiknya. Meskipun pada kenyataannya tata warna tidak dapat
dipisahkan dengan penataan dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi, karena warna mempunyai
pengaruh besar pada perasaan. Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang
menimbulkan rasa senang, sedih dan lain-lain, sehingga di dalam sifat warna itu
sendiri dapat merangsang perasaan manusia. Di bawah ini terdapat daftar
beberapa warna yang dapat merangsang/mempengaruhi perasaan manusia.
Warna
|
Sifat
|
Pengaruh
|
Untuk Ruangan
|
1. Merah
|
Dinamis,
merangsang
dan panas
|
Menimbulkan
semangat
kerja
|
Pekerjaan
sepintas lalu
(singkat)
|
2. Kuning
|
Keanggunan,
bebas, hangat
|
Menimbulkan
rasa gembira
dan
merangsang
urat syaraf
mata
|
Gang-gang
jalan lorong
|
3. Biru
|
Tenang,
tentram dan
sejuk
|
Mengurangi
tekanan atau
tegangan
|
Berpikir
konsentrasi
|
Selain warna itu merangsang emosi atas perasaan, warna juga dapat
memantulkan sinar yang diterimanya, adapun banyak atau sedikitnya pantulan dari
sinar tersebut tergantung dari macam warna itu sendiri.
3. Ventilasi/pengatur
udara
Pegawai akan sulit dapat bekerja dengan baik, senang dan efesien, apabila
mereka bekerja di ruang kantor yang udaranya panas, pengap sehingga sulit
bernafas. Sedangkan pekerjaan kantor dengan suhu udara yang dianggap baik
bekisar 13-24 °C. Oleh karena itu perlu diusahakan adanya ventilasi cukup, yang
dapat membantu pertukaran udara dengan lancar, sehingga para pegawai di ruang
kerjanya tetap mendapat udara segar dan nyaman.
4. Dekorasi
Masalah dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena itu
dekorasi tidak hanya mempermasalahkan hiasan ruangan kerja saja tetapi harus diperhatikan
cara mengatur letaknya, susunan dan tata warna perlengkapan yang akan dipasang
atau diatur.
5. Suara bising
Karena pada umumnya pekerjaan yang ada membutuhkan kosentrasi, maka suara
bising hendaknya dihindarkan agar supaya pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan
lancar, dan efesien sehingga produktivitas kerja akan meningkat.
6. Musik
Menurut para peneliti, musik yang nadanya lembut sesuai dengan suasana,
waktu dan tempatnya dapat membangkitkan dan merangsang bekerja. Oleh karena itu
lagu-lagu dapat dipilih dengan teliti untuk dikumandangkan ditempat kerja. Kalau
tidak justru akan mengganggu konsentrasi kerja.
7. Keamanan
Perlu diingat bahwa di dalam merencanakan Tata Ruang Kantor hendaknya
selalu diperhatikan adanya keamanan dalam bekerja, oleh karena itu faktor
keamanan perlu betul-betul dipertimbangkan secara hati-hati dan teliti.
Selain penerangan/cahaya,
tata warna, ventilasi/pengatur udara, dekorasi, suara bising, musik dan keamanan,
lingkungan fisik juga terdir dari furniture dan peralatan.
1. Furniture kantor
a. Meja Kerja
Meja kerja merupakan simbol kantor.
Meja kerja terkait dengan berkas dan untuk mencapai berbagai tujuan kantor.
Umumnya digunakan sebagai tempat memproses informasi tertulis. Meja kerja
merupakan bagian utama ruang kerja, sebagai tempat memproses data atau
meletakkan alat proses data. Meja kerja juga digunakan untuk menyimpan barang
atau data.
Ada dua jenis meja kerja, yaitu: (1)
berdasarkan bentuk, ukuran dan model, (2) berdasarkan fungsi.
b. Furniture Modular
Tata letak furnitur modular
menggabungkan beberapa unit furnitur sesuai dengan prinsip konstruksi modular
atau gabungan. Prinsip ini berdasarkan komponen ruang kerja (yang terdiri dari
unit penyimpanan, permukaan, dan penyekat) dengan fungsinya masing-masing.
Banyak pabrik merancang furnitur kantor modular disesuaikan dengan alat atau
sentra kerja pegawai. Dengan mengurangi ruang lantai sebanyak 20%, membuat
ruangan lebih nyaman, dan memanfaatkan ruang kerja dengan membuat meja kerja
lengkap dengan lemari buku, arsip dan penyekat.
Manfaat utama tata letak furnitur
modular adalah menghemat ruang dan membuat ruang kerja menjadi lebih produktif.
Unit modular yang sering digunakan adalah bentuk L, permukaan datar, tanpa
ruang penyimpanan dibawah, yang menempel pada sudut kanan meja. Susunan
furnitur modular, tidak hanya menghemat ruang tetapi juga membuat kerja lebih
efisien.
c. Meja
Meja merupakan pengganti meja kantor,
sebagai tempat pemberkasan, sebagai sarana rapat, dan sebagai tempat
penyimpanan. Untuk banyak kantor, penggunaan meja lebih disukai daripada meja
kantor karena lebih ekonomis. Meja yang memiliki satu atau dua laci kecil dapat
bermanfaat bagi pegawai.
Di banyak perusahaan, dimana eksekutif
bekerja dalam kelompok, tersedi meja rapat yang besar. sedangkan meja rapat di ruang
rapat perusahaan besar disesuaikan dengan dekorasi kantor, dengan berbagai gaya
(dari tradisional sampai modern) yang tersedia di distributor furnitur kantor
di semua kantor besar.
Jenis meja lain juga tersedia. Misalnya
tempat mesin tik, kalkulator dan mesin lainnya, meja resepsionis, meja rapat,
atau meja pelengkap meja kerja.
d. Kursi
Ruang kerja pegawai kantor menggunakan
meja kerja dan kursi, untuk kenyamanan fisik pegawai. Kenyamanan fisik terkait
dengan kondisi mental untuk pencapaian kinerja.
Semua kursi kantor, harus disesuaikan
tingginya dan dapat berputar. Bagian sandaran harus dapat disesuaikan ke depan
dan ke belakang. Jika bagian sandaran ada pernya, maka dapat disesuaikan. Jika
pegawai harus menunduk, maka harus ada sandaran tangan di kursi. Jika pegawai
menggunakan tangannya untuk bekerja, tidak perlu sandaran tangan.
Kebanyakan kursi kantor dirancang
sesuai bentuk tubuh. Kursi sadel adalah contoh rancangan untuk konstruksi kursi
kayu. Kursi yang terbuat dari busa latex agar memberi kenyamanan bagi pegawai.
Banyak pegawai juga menyukai kursi kayu yang ada busanya.
Jenis kursi kantor utama adalah
sebagai berikut:
1.
Kursi eksekutif, disesuaikan dengan
karakter fisik eksekutif, atau dapat diputar, berwarna hitam dan ramping.
2.
Kursi postur stenografer, dengan atau
tanpa putaran.
3.
Kursi prostur juru tulis, dengan atau
tanpa putaran, dengan atau tanpa sandaran tangan.
4.
Kursi tamu, ada sandaran dan empat
kaki, dirancang untuk pengunjung dan tidak digunakan untuk duduk seharian.
e. Furnitur dan Aksesori Lain
Bahasan sebelumnya menerangkan bahwa
meja kerja, meja dan kursi merupakan furnitur utama dalam kantor. Namun,
manajer kantor terus mengubah lingkungan kerja (terutama tata letak), sumber
finansial, dan selera manajemen. Sering dilakukan penambahan sofa, meja hias
dengan lampu meja, meja kopi, benda seni, credenza, ruang kebugaran, lemari
buku, pot bunga, tirai, gantungan jaket, dan rak majalah di kantor. Aksesori
ini membuat ruang kerja lebih kondusif untuk rileks, konsentrasi, dan menikmati
jam kerja.
Furnitur kantor harus dapat membantu
kinerja kantor, sehingga diperlukan kriteria khusus. Prinsip berikut harus
dipertimbangkan dalam memilih furnitur kantor:
1.
Furnitur harus atraktif dan modern
sesuai dekorasi kantor, yang mempengaruhi volume, akurasi dan moral pegawai.
2.
Furnitur harus berkualitas baik,
konstruksi kokoh, dan sesuai dengan fasilitas kerja yang akan dilakukan.
Furnitur berkualitas baik biasanya lebih atraktif dan ekonomis.
3.
Furnitur harus sesuai dengan pekerjaan.
Setiap kantor memiliki kebutuhan sendiri, kantor yang sejenis tidak harus
menggunakan furnitur yang sama.
4.
Furnitur harus dapat digunakan untuk
berbagai tujuan.
5.
Jumlah furnitur harus sesuai dengan
jumlah pegawai dan tugas yang dilakukan.
6.
Furnitur khusus, seperti rak pemisahan
berkas dan furnitur ringan, harus dipasang jika ada penghematan biaya pegawai
dan kenyamanan.
7.
Furnitur harus sesuai dengan kebutuhan
dan pilihan pegawai. Pegawai harus ditanya sebelum membeli furnitur baru, jika
keinginan mereka tidak dapat dipenuhi, maka harus dijelaskan alasannya.
8.
Alternatif antara furnitur logam,
plastik atau kayu harus benar-benar dipertimbangkan. Untuk daya tahan, perlu
mempertimbangkan furnitur logam, karena lebih fleksibel, komponennya dapat
diganti, dan banyak digunakan. Sebaliknya, furnitur kayu juga tahan lama dan
memiliki nilai kehangatan, kelihatan mewah, dan prestise yang dapat
meningkatkan sikap kerja pegawai. Furnitur kayu sering dijumpai di kantor
eksekutif.
9.
Furnitur harus membuat kondisi kerja
menjadi nyaman. Prinsip ini terkait dengan sifat pekerjaan yang dilakukan dan
usaha fisik ekonomi serta kecepatan operasional.
2. Peralatan Kantor
Selain furnitur, kantor juga membutuhkan peralatan. Peralatan di sini berarti mesin dan
alat kantor yang ada di kantor.
Mesin
kantor merupakan mesin informasi, seperti mesin tik, kalkulator, mesin
fotocopy, atau komputer. Peralatan kantor merupakan penghubung antara pegawai
dan pekerjaannya. Pegawai dapat bekerja lebih banyak dengan sedikit waktu dan
lebih akurat serta berkualitas. Beberapa peralatan seperti mesin tik jarak jauh
dapat membantu pegawai mengirim hasil kerjanya ke pegawai di tempat lain dan
menerima masukan dengan cepat. Selain jenis dan merek peralatan, jumlah manfaat
peralatan juga semakin meningkat.
Untuk
membantu manajer kantor administratif membuat keputusan seleksi peralatan,
kriteria berikut dapat membantu:
1.
Peralatan harus dipilih untuk tugas
yang lebih efisien daripada pegawai. Untuk pekerjaan monoton, mesin merupakan
sarana untuk meningkatkan produksi.
2. Aplikasi volume tinggi menyebabkan kebutuhan
penggunaan mesin, sehingga pelayanan lebih baik, lebih cepat dan hasil positif
lainnya.
3. Peralatan digunakan untuk menghasilkan
kualitas output yang lebih baik, misalnya bandingkan antara hasil mesin tik
dengan tulisan tangan.
4. Mesin diperlukan untuk akurasi pekerjaan,
karena mesin dapat memeriksa dan mengendalikan akurasi.
5. Peralatan digunakan untuk mengurangi biaya
pekerjaan. Biaya layanan, operasional, dan tata letak harus dihitung dalam
total pemasangan peralatan.
6. Peralatan dibutuhkan untuk pekerjaan penting
yang perlu waktu cepat atau beban jadwal kerja tinggi.
7. Kekuatan dan kelemahan peralatan harus
diperhitungkan. Misalnya kapasitas digital jumlah yang ditangani, ukuran dan
arsip, kecepatan berputar, jumlah copy yang dibutuhkan, kompleksitas proses
matematis, jumlah daftar penyimpanan, daya tahan dan nilai jual.
8. Pegawai operasional dan supervisor harus
ditanya tentang mesin yang akan dipilih. Perlunya pelatihan juga harus
dipertimbangkan.
9. Adanya layanan pemeliharaan perlu dilihat
dalam melakukan seleksi peralatan. Jika peralatan rusak, akan menambah biaya
operasional.
10. Harus dilakukan
pengadaan yang memiliki ciri: sederhana (untuk kemudahan operasional,
pembelajaran, dan pemeliharaan); fleksibel (untuk digunakan di berbagai
situasi); ringan (dapat digunakan di berbagai tempat); dan adaptasi (untuk
diintegrasikan dalam sistem kantor terbaru).
11. Sebelum membeli
atau menyewa, peralatan harus diuji coba di kantor. Uji coba untuk mesin kecil
adalah 1-2 minggu. Semakin besar atau mahal mesinnya, masa uji coba akan lebih
lama.
12. Perlu dilakukan
standardisasi peralatan kantor. Dengan melakukan standardisasi ukuran, gaya dan
merek, maka dapat:
- Memperoleh harga lebih murah dengan membeli dalam jumlah banyak.
- Mengurangi biaya pemeliharaan karena menggunakan beberapa merek yang sama.
- Mengembangkan departemen layanan milik perusahaan sendiri yang lebih mudah dan ekonomis.
- Menggunakan sekelompok pegawai yang dapat mengoperasikan semua mesin secara ekonomis.
- Melatif operator lebih mudah dan sederhana.
- Membeli dan menggunakan kertas kantor yang sesuai dengan merek mesin.
Menyederhanakan ketinggalan jaman dan nilai jual peralatan, yang penting
untuk pajak pendapatan dan
sifat nilai jual peralatan.
3.4
Menyiapkan
Layout/Tataruang Kantor
Pada dasarnya, dalam
merencanakan tata ruang kantor hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini :
1.
Hubungan satuan yang
melaksanakan tata usaha itu dengan satuan-satuan lainnya.
2.
Sifat pekerjaan.
Hal-hal tersebut diperlukan untuk menentukan letak yang tepat
bagi satuan kerja dalam suatu kantor. Untuk menentukan letak yang tepat bagi
satuan itu ada beberapa pedoman sebagai berikut :
1)
Satuan-satuan yang tugas
pekerjaannya memang khusus melayani publik hendaknya ditaruh di tempat yang
mudah didatangi orang-orang luar tanpa mengganggu satuan-satuan lainnya. Tempat
yang mudah didatangi itu biasanya di ruang terdepan gedung yang bersangkutan.
Apabila tidak memungkinkan, maka dapat dibuat alternatif dengan membuatkan
papan petunjuk yang akan membawa publik ke bagian itu. Hal itu akan mengurangi
gangguan publik terhadap pegawai-pegawai lain yang sering-sering harus memberi
petunjuk.
2) Satuan-satuan
yang pekerjaannya berhubungan erat satu sama lain hendaknya dikelompokkan pada
satu tempat. Pada gedung yang bertingkat-tingkat, penempatan pada lantai yang
sama harus dilakukan. Dengan demikian kelancaran pekerjaan dan jarak terpendek
dapat terjamin. Bagi publik keuntungan yang dapat diambil yaitu mereka tidak
perlu mondar-mandir atau naik-turun tangga jika harus pergi dari satu bagian ke
bagian lain.
3) Satuan pusat yang
mengerjakan semua kerja ketatausahaan dari organisasi itu hendaknya diberi
tempat di tengah-tengah sehingga satuan-satuan lain mudah menghubunginya.
4) Satuan yang pekerjaannya bersifat sangat gaduh hendaknya
dijauhkan dari satuan-satuan lainnya.
3.5 Standar Ruang Kantor
Agar
tercipta kenyamanan pegawai dan keindahan serta kerapian
kantor, teknik yang dapat digunakan untuk mencapai tata ruang kantor yang
terbaik adalah sebagai berikut:
a)
Meja-meja kerja disusun menurut garis lurus dan menghadap
ke jurusan yang sama. Hal ini dapat mengurangi kemungkinan pegawai yang sering ngobrol.
b)
Pada tata ruang terbuka,
susunan meja-meja dapat terdiri atas beberapa baris.
c)
Diantara baris-baris meja itu
disediakan loprong untuk keperluan lalu lintas para pegawai. Sebaiknya di
tengah ruangan terdapat sebuah lorong utama yang lebarnya 120 cm. Lorong-lorong
lainnya cukup selebar 80 cm. Lebar 120 cm itu dibuat berdasar4kana perhitungan
bahwa lebar badan seseorang yang normal kira-kira 60 cm sehingga lorong
tersebut dapat dijalani 2 orang tanpa bersinggungan waktu berpapasan, sedang
perhitungan lorong yang 80 cm didasarkan pada tebal tubuh seseorang yang
rata-rata 40 cm. Dengan demikian kalau lorong itu dipakai untuk berpapasan 2 orang,
masing-masing dapat lewat dengan memiringkan dirinya.
d)
Jarak antara sesuatu meja
dengan meja yang dimuka atau di belakangnya (ruang untuk duduk pegawai) selebar
80 cm. Berdasarkan jarak ini, maka bagi setiap pegawai yang memakai meja ukuran
70 x 120 cm hendaknya disediakan ;luas lantai sekitar 3½ m2. jadi
ruang seluas 5 x 5 m (25 m2) dapat dipakai oleh maksimum l7 pegawai.
e)
Pejabat pimpinan bagian yang
bersangkuatan ditempatkan di belakang para pegawainya. Di satu pihak ini akan
memudahkan pengawasan, di pihak lain akan mencegah para pegawai mengangkat
kepala untuk melihat siapa yang menemui pejabat pimpinan.
Tata Ruang menurut garis lurus
f)
Pada tata ruang terbuka dimana banyak orang bekerja, apabila
pegawai-pegawai dikelompokkan dibawah pengawasan seseorang pejabat mereka
ditempatkan di dekat msing-msing pejabat yang bertangggung jawab atas kelompok
itu.
g)
Pegawai-pegawai yang
mengerjakan pekerjaan-pekerjaan lembut, misalnya mencatat angka-angka kecil
secara cermat atau melukis gambar-gambar yang halus, diberi tempat yang
terbanyak memperoleh penerangan cahaya, demi kesehatan mata dan kesempurnaan
hasil kerja.
h)
Pegawai-pegawai yang bertugas
mengenai urusan-urusan yang mengandung resiko besar, ditempatkan di pojok yang
tidak sering dilalui lalu lintas orang-orang. Kalau perlu dapat dibuatkan
pedengan dari kaca. Pegawai-pegawai yang bertugas demikian itu misalnya para
kasir. Dengan demikian terjaminlah keamanan uang yang berada di bawah
tanggungjawabnya.
i)
Pegawai-pegawai yang sering membuat hubungan kerja dengan
bagin-bagian lainnya atau denga publik, ditempatkan di dekat pintu. Dengan
demikian orang-orang yang harus menghubunginya tidak mondar-mandir melewati
meja-meja dan mengganngu pegawai-pegawai lainnya.
j)
Lemari dan alat-alat perlengkapan lainnya di taruh di dekat
pegawai-pegawawi yang paling sering menggunakan benda-benda itu.
k)
Alat-alat kantor yang
menimbulkan suara ribut, misalnya mesin stensil, ditaruh di dekat jendela,
sehingga gema suaranya sebagian besar dapat langsung terbuang keluar ruangan.
l)
Meja yang memuat alat-alat yang banyak memberikan getaran,
misalnya mesin hitung, tidak boleh menempel tembok atau tiang. Ini untuk
mencegah getaran mengganggu seluruh ruangan.
m)
Lemari yang berat atau peti
besi dapat diletakkan menempel tembok atau tiang sehingga mendapat peyangga
untuk menambah kekuatannya.
n)
Bagi pejabat pimpinan yang
sering harus menerima tamu penting dan membicarakn urusan-urusan yang bersifat
rahasia, dapatlah dibuat kamar tamu tersendiri. Tetapi apabila tiap-tiap pejabat
pimpinan membutuhkan kamar tersendari untuk keperluan berunding, agar dapat
menghemat ruang dan alat perabotan sebaiknya dibuatkan saja 1 kamar konferensi.
Kamar ini dapat dipergunakan oleh semua pejabat untuk keperluan berunding di
atas itu. Kamar ini dapat sekalilgus dipergunakan sebagai ruang rapat anatar
pimpinan kepal denga para pejabat penting dalam organisasinya.
o)
Apabila seseorang kepala atau
tenaga ahli karena sifat pekerjaannya benar-benar membutuhkan ruang tersendiri,
dapatlah dibuatkan kantor pribadi berukuran 2,5 x 3,6 m (9 m2).
3.6 Macam Tata Ruang Perkantoran
Ada beberapa macam tata ruang
kantor, diantaranya sebagai berikut:
a.
Tata Ruang Kantor Berkamar (Cubicle Type Offices)/ Tata Ruang yang Terpisah-pisah.
Yang dimaksud dengan tata ruang kantor berkamar adalah
ruangan untuk bekerja yang dipisahkan atau dibagi dalam kamar-kamar kerja /
dibagi dalam beberapa satuan. Pembagian tersebut dilakukan karena keadaan
gedungnya yang terdiri atas kamar-kamar maupun karena memang sengaja dibuat
pemisahan buatan.
Keuntungan tata ruang kantor berkamar adalah :
1.
Konsentrasi kerja lebih
terjamin
2.
Pekerjaan yang bersifat rahasia,
dapat lebih terjamin atau terlindungi.
3.
Untuk menambah kewibawaan,
status pejabat sehingga selalu terpelihara adanya kewibawaan pejabat/pimpinan.
4.
Untuk menjamin keberhasilan
kerja dan merasa ikut bertanggung jawab atas ruangan dan merasa ikut memiliki.
Kerugian tata ruang kantor berkamar adalah:
1.
Komunikasi langsung antar
pegawai tidak dapat lancar, sehingga kesempatan untuk mengadakan komunikasi
menjadi berkurang.
2.
Diperlukan biaya yang lebih
besar untuk biaya pemeliharaan ruangan, pengaturan penerangan dan biaya
peralatan lainnya.
3.
Pemakaian ruangan kurang luwes
apabila ada perubahan dan perkembangan organisasi.
4.
Mempersulit pengawasan.
5.
Memerlukan ruangan yang luas.
b.
Tata Ruang Kantor Terbuka (Open
Plan Offices)
Yang dimaksud dengan tata ruang kantor terbuka adalah
ruangan besar untuk bekerja yang ditempati
oleh beberapa pegawai yang bekerja bersama-sama diruangan tersebut tanpa
dipisahkan oleh penyekat.
Ruang besar terbuka adalah lebih baik daripada ruang yang
sama luasnya tetapi terbagi dalam satuan-satuan kecil. Tata ruang kantor terbuka lebih
memuaskan daripada terpisah-pisah, karena :
1.
Memungkinkan pengawasan yang
lebih efektif terhadap segenap pegawai.
2.
Lebih memudahkan hubungan
diantara para pegawai, menumbuhkan rasa persatuan yang lebih erat.
3.
Lebih memudahkan tersebarnya
cahaya dan peredaran cahaya.
4.
Jika terjadi penambahan pegawai
atau alat-alat kantor, tata ruang terbuka lebih mudah menampungnya.
Keuntungan tata ruang kantor terbuka :
1.
Mudah dalam pengawasan,
pengaturan cahaya, udara, pengaturan warna dan dekorasi
2.
Luwes atau fleksibel apabila
diperlukan perubahan ruangan dan tidak memerlukan biaya tinggi
3.
Mudah untuk mengadakan hubungan
langsung, pengawasan, penyeragaman kerja dan pembagian peralatan kerja.
4.
Biaya lebih hemat atau murah
untuk pemeliharaan : ruangan kerja, penggunaan kelengkapan ruangan dan
peralatan, penggunaan telepon dan lain-lainnya.
Kerugian tata ruang kantor terbuka :
1.
Kemungkinan timbul atau terjadi
kegaduhan atau kebisingan
2.
Pegawai sulit untuk melakukan
pekerjaan dengan penuh konsentrasi
3.
Batas kedudukan antara pimpinan
dan bawahan tidak nampak jelas
4.
Pekerjaan yang bersifat rahasia
sulit dilakukan
5.
Kemungkinan nampak adanya
tumpukan-tumpukan berkas atau kertas dan peralatan kerja lainnya, sehingga
mengakibatkan pemandangan yang kurang baik.
c.
Tata Ruang Kantor Berhias atau Berpanorama/Bertaman (Landscape Offices).
Yang dimaksud dengan tata kantor berpanorama adalah
ruangan untuk bekerja yang dihiasi oleh taman, dekorasi dan lainnya. Bentuk
ruangan kantor berhias ini mengusahakan agar lingkungan ruangan perkantoran
nampak seperti pemandangan alam terbuka dan benar-benar merupakan lingkungan
yang nyaman, menyenangkan dan ekonomis dalam pemanfaatan ruangan.
Keuntungan tata ruang kantor berhias atau berpanorama :
1.
Para pegawai akan merasa nyaman
dan betah bekerja
2.
Ketegangan syaraf dapat
berkurang atau dihindarkan
3.
Kebisingan dan kegaduhan dapat
berkurang atau dihindarkan
4.
Produktivitas kerja dapat
meningkat, pekerjaan dilaksanakan dengan efesien sehingga tujuan organisasi dapat mudah
dicapai
Kerugian tata ruang kantor berhias atau
bertaman/berpanorama :
1
Biaya cukup tinggi untuk
mengadakan taman dan dekorasi lainnya.
2
Biaya pemeliharaan tinggi
3
Memerlukan tenaga ahli yang
tidak mudah dan tidak murah
d.
Tata ruang kantor yang
merupakan gabungan antara bentuk tata ruang kantor berkamar, tata ruang kantor
terbuka dan tata ruang kantor berhias.
3.7 Perpindahan Kantor
Suatu
tata ruang dalam kantor hendaknya dapat diubah
atau dipindah-pindahkan. Apabila suatu ruang ternyata masih dapat diperbaiki,
hendaknya pimpinan tidak ragu-ragu untuk menyempurnakannya. Peninjauan terhadap
suatu tata ruang kantor, sebaiknya dilakukan secara berkala. Hal ini berlaku
apabila tidak ada suatu perubahan terhadap kantor yang bersangkutan. Apabila
pada suatu ketika terjadi perubahan atau perpindahan yang mempunyai pengaruh
terhadap tata ruang kantor itu, sebaiknya dilakukan peninjauan kembali. Hal-hal
yang umumnya mengharuskan perubahan atau perpindahan suatu tata ruang kantor
adalah:
a)
Penambahan atau pengurangan pegawai pada kantor yang
bersangkutan.
b)
Penambahan atau penggantian perabot kantor atau alat-alat
kerja lainnya.
c)
Perubahan mengenai proses penyelesaian suatu pekerjaan.
d)
Penambahan, pengurangan, atau perubahan tugas pekerjaan
pada satuan yang bersangkutan, baik mengenai macam maupun kuantitasnya.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
1) Pengertian tata
ruang kantor, menurut The Liang Gie
adalah penyusunan alat-alat kantor pada
letak yang tepat serta pengaturan tempat kerja yang menimbulkan kepuasan
bekerja bagi para pegawai.
2) Manfaat tata ruang
kantor:
a)
Mencegah penghamburan tenaga dan waktu
para pegawai karena berjalan mondar-mandir yang sebenarnya tidak perlu.
b)
Menjamin kelancaran proses pekerjaan yang bersangkutan.
c)
Memungkinkan
pemakaian ruang kerja secara efisien, yaitu suatu luas lantai tertentu dapat
dipergunakan untuk keperluan yang sebanyak-banyaknya.
d)
Mencegah
para pegawai di bagian lain terganggu oleh publik yang akan menemui suatu
bagian tertentu.
3)
Asas pokok tata ruang kantor
a) Asas mengenai jarak terpendek
b) Asas mengenai rangkaian kerja
c) Asas mengenai penggunaan segenap ruang
d)
Asas mengenai perubahan susunan tempat kerja
4)
Persyaratan lingkungan fisik
kantor: kebersihan, luas ruang kantor, Suhu udara, Ventilasi, Penerangan cahaya,
Fasilitas kesehatan, Fasilitas cuci, Air minum, Tempat pakaian, Tempat duduk, Lantai,
gang dan tangga, Mesin, Beban berat, Pertolongan pertama, Penjagaan kebakaran, Pemberitahuan
kecelakaan.
5)
Dasar-dasar penentuan tempat, terkait dengan penerangan/cahaya,
tata warna, ventilasi/pengatur udara, dekorasi, suara bising, musik, keamanan,
furniture kantor, peralatan Kantor.
6)
Standar ruang kantor diberikan, agar tercipta kenyamanan pegawai dan keindahan serta kerapian kantor
7) Beberapa macam tata ruang kantor:
a.
Tata Ruang Kantor Berkamar (Cubicle Type Offices)/ Tata Ruang yang Terpisah-pisah.
b.
Tata Ruang Kantor Terbuka (Open
Plan Offices)
c.
Tata Ruang Kantor Berhias atau Berpanorama/Bertaman (Landscape Offices).
d.
Tata ruang kantor yang
merupakan gabungan antara bentuk tata ruang kantor berkamar, tata ruang kantor
terbuka dan tata ruang kantor berhias.
8)
Hal-hal yang umumnya mengharuskan perubahan atau
perpindahan suatu tata ruang kantor adalah:
a)
Penambahan atau pengurangan pegawai pada kantor yang
bersangkutan.
b)
Penambahan atau penggantian perabot kantor atau alat-alat
kerja lainnya.
c)
Perubahan mengenai proses penyelesaian suatu pekerjaan.
d)
Penambahan, pengurangan, atau perubahan tugas pekerjaan
pada satuan yang bersangkutan, baik mengenai macam maupun kuantitasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Atmosudirdjo, Prajudi. 1982. Kesekretarisan dan Administrasi Perkantoran. Jakarta: Ghalia Indonesia
Gie, The Liang. 2006. Administrasi
Perkantoran Modern, Edisi Ke-empat. Yogyakarta: Liberty
Tjandra, Sheddy N dkk. 2008. Kesekretarisan, Jilid I.
Jakarta: Direktorat Pembinaan SMK
http://pupus-ika.tripod.com/karya.htm//Diakses pada
tanggal 15 Mei 2010, pukul 21.09 WIB
makalah yang sangat bagus... untuk perhitungannya bisa juga di cek pada artikel RAB ini,
BalasHapusSalam bersinergi...