a. Pengertian Gaya Belajar
Dalam proses belajar, sangatlah menguntungkan jika pengajaran yang
dilakukan sesuai dengan kemampuan menyerap informasi yang dimiliki siswa. Kemudian
akan lebih baik lagi jika proses pengajaran yang terjadi sesuai dengan gaya
belajar atau kemampuan siswa dalam mengatur dan mengolah informasi dan
pengetahuan yang diterimanya.
Nasution (2005: 94), mengungkapkan bahwa “gaya belajar adalah cara
yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau
informasi, cara mengingat, cara berpikir, dan memecahkan soal. Sementara itu,
menurut Keefe dan Ferrel dalam Robotham (2009) memandang gaya belajar adalah
sebuah teori yang mengkombinasikan kegiatan intenal dan eksternal yang berasal
dari karakteristik biologi bawaan, perseorangan dan perkembangan, dan
dicerminkan dalam lingkungan belajar.
Menurut DePorter dan Hernacki (2013: 112), ”Gaya belajar seseorang
adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan kemudian mengatur serta
mengolah informasi”. Sedangkan gaya belajar (learning style) menurut
Fleming dalam Hawk dan Shah (2007) adalah sebuah karakteristik individu yang
meliputi bagaimana mereka berkumpul, berorganisasi, dan berpikir tentang
informasi.
Gaya belajar merupakan sebuah pendekatan yang menjelaskan mengenai
bagaimana individu belajar atau cara yang ditempuh oleh masing-masing orang
untuk berkonsentrasi pada proses, dan menguasai informasi yang sulit dan baru
melalui persepsi yang berbeda. Gaya bersifat individual bagi setiap orang, dan
untuk membedakan orang yang satu dengan yang lain. Dengan demikian, secara umum gaya belajar
diasumsikan mengacu pada kepribadian-kepribadian, kepercayaan-kepercayaan,
pilihan-pilihan, dan perilaku-perilaku yang digunakan oleh individu untuk
membantu dalam belajar mereka dalam situasi yang telah dikondisikan
(Ghufron&Risnawita, 2013).
Dari pemaparan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa gaya belajar
merupakan cara yang dilakukan oleh siswa secara konsisten dalam merespon
stimulus dan informasi dalam proses pembelajaran.
b. Macam-macam Gaya Belajar
Ada baiknya setiap guru mengetahui tipe belajar setiap siswa agar
kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan dapat mencapai tujuan secara efektif
dan efisien. Pengetahuan tipe belajar siswa ini akan bermanfaat bagi guru dalam
menerapkan pembelajaran individual yang tepat sesuai tipe belajar siswa.
Menurut Marno dan Idris (2012: 151),
Pada umumnya
ada tiga tipe belajar siswa (1) visual, dimana dalam belajar, siswa tipe ini
lebih mudah belajar dengan cara melihat atau mengamati, (2) auditori, dimana
siswa lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan, dan (3) kinestetik, dimana
dalam pembelajaran siswa lebih mudah belajar dengan cara melakukannya.
1)
Gaya
Belajar Visual
Gaya belajar ini akan mudah menyerap informasi melalui visual atau
melihat, baik yang diciptakan maupun yang pernah dilihat. Apa yang dilihat oleh
siswa mempunyai pengaruh bagi proses belajar siswa, seperti gambar, warna,
potret ataupun diagram.
Menurut DePorter dan
Hernacki yang diterjemahkan oleh Alwiyah Abdurrahman (2013: 116), seseorang yang
memiliki gaya belajar ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a)
Rapi dan
teratur
b)
Berbicara
dengan cepat
c)
Perencana dan
pengatur jangka panjang yang baik
d)
Teliti terhadap
detail
e)
Mementingkan
penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi
f)
Pengeja yang baik
dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka
g)
Mengingat apa
yang dilihat, daripada yang didengar
h)
Mengingat
dengan asosiasi visual
i)
Biasanya tidak
terganggu oleh keributan
j)
Mempunyai
masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali
minta bantuan orang untuk mengulanginya
k)
Pembaca cepat
dan tekun
l)
Lebih suka
membaca daripada dibacakan
m)
Membutuhkan
pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum secara mental
merasa pasti tentang suatu masalah atau proyek
n)
Mencoret-coret
tanpa arti selama berbicara ditelepon dan dalam rapat
o)
Lupa
menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
p)
Sering menjawab
pertanyaan dengan jawaban singkat atau tidak
q)
Lebih suka
melakukan demonstrasi daripada berpidato
r)
Lebih suka seni
daripada musik
s)
Seringkali
mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-kata
t)
Kadang-kadang
kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin memperhatikan
Pendapat yang hampir sama juga
dikemukakan oleh Rose dan Nicholl yang diterjemahkan oleh Dedy Ahimsa (2003:
133), bahwa ciri-ciri orang yang mempunyai gaya belajar visual yaitu:
a)
Suka membaca
(menyukai/menikmati bacaan), menonton televisi, menonton film (pergi ke
bioskop), menerka teka-teki atau mengisi TTS, lebih suka membaca ketimbang
dibacakan. Lebih suka memperhatikan ekspresi wajah ketika berbicara dengan
orang lain atau membacakan bacaan kepadanya.
b)
Mengingat orang
melalui penglihatan –“tak pernah lupa wajah”. Mengingat kata-kata dengan
melihat dan biaanya bagus dalam mengeja atau melafalkan – tetapi perlu waktu
lebih lama untuk mengingat susunan atau urutan abjad jika tidak disebutkan
awalnya.
c)
Kalau
memberi/menerima penjelasan arah lebih suka memakai peta atau gambar
d)
Selera pakaian:
bergaya, penampilan penting, warna pilihannya sesuai, tertata atau
terkoordinasi.
e)
Menyatakan
emosi melalui ekspresi muka.
f)
Menggunakan
kata dan ungkapan seperti: melihat, menonton, menggambarkan, sudut pandang,
mencerahkan, perspektif, mengungkapkan, tampak bagiku, meneropong,
terang-ibarat-kristal, fokus, cemerlang, bersemangat, pandangan dari atas,
pendek akal, suka pamer.
g)
Aktivitas
kreatif:menulis, menggambar, melukis, merancang (mendesain), melukis di udara.
h)
Menangani
proyek-proyek dengan merencanakan sebelumnya, meneliti “gambaran menyeluruh”.
Mengorganisasikan rencana permainan dengan menghimpun daftarnya lebih dahulu.
Berorientasi detail
i)
Cenderung
berbicara cepat tetapi mungkin cukup pendiam di dalam kelas.
j)
Berhubugan
degan orang lain lewat kontak mata dan ekspresi wajah.
k)
Saat diam suka
melamun atau menatap ke angkasa.
l)
Menjalankan
bisnis atas dasar hubungan personal antar wajah.
m)
Punya ingatan
visual bagus, ingat dimana meninggalkan sesuatu beberapa hari yang lalu.
n)
Merespon lebih
bagus ketika Anda perlihatkan sesuatu ketimbang cerita tentangnya.
2)
Gaya
Belajar Auditori
Gaya belajar ini akan mudah menyerap informasi melalui segala jenis
bunyi dan kata, baik yang diciptakan maupun yang pernah didengar. Apa yang
didengar siswa yang mempunyai gaya belajar ini akan sangat berpengaruh terhadap
proses belajarnya, seperti nada, musik, irama, dialog maupun suara.
Menurut DePorter dan Hernacki yang diterjemahkan oleh Alwiyah
Abdurrahman (2013: 134), seseorang yang memiliki gaya belajar ini mempunyai
ciri sebagai berikut :
a)
Berbicara
kepada diri sendiri saat bekerja
b)
Mudah terganggu
oleh keributan
c)
Menggerakkan
bibir mereka dan mengucapkan tulisan yang ada di buku ketika membaca
d)
Senang membaca
dengan keras dan mendengarkan
e)
Dapat
mengulangi kembali dan menirukan nada, birama dan warna suara
f)
Merasa
kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita
g)
Berbicara dalam
irama yang terpola
h)
Biasanya
pembicara yang fasih
i)
Lebih suka
musik daripada seni
j)
Belajar dengan
mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat
k)
Suka berbicara,
suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar
l)
Mempunyai
masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi, seperti
memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain.
m)
Lebih pandai
mengeja dengan keras daripada menuliskannya
n)
Lebih suka
gurauan lisan daripada komik
Pendapat serupa juga dikemukakan
oleh Rose dan Nicholl (2003: 133), bahwa
orang yang mempunyai gaya belajar auditori mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a)
Suka
mendengar radio, musik, sandiwara,
drama, atau lakon, debat (Anak-anak auditori suka cerita yang dibacakan
kepadanya dengan berbagai ekspresi)
b)
Ingat dengan
baik nama orang. Bagus dalam mengingat fakta. Suka berbicara dan punya
perbendaharaan kata luas.
c)
Menerima dan
memberikan penjelasan arah dengan kata-kata (verbal) – “Ambil arah kiri dan
berjalanlah kira-kira dua blok sebelum belok ke kanan”. Senang menerima
instruksi secara verbal
d)
Selera pakaian:
yang penting label! Mengetahui siapa perancangnya dan dapat menjelaskan pilihan
pakaiannya.
e)
Mengungkapkan
emosi secara verbal melalui perubahan nada bicara atau vokal.
f)
Menggunakan
kata-kata dan ungkapan-ungkapan seperti: kedengarannya benar, membangkitkan
lonceng, mendengar apa yang Anda katakan, seperti musik bagi telinga saya,
ceritakan, dengarkan, pesan tersembunyi (tersirat), panggil, lantang dan jelas,
omong kosong, alasan/nalar, lebih dari cukup, teguran, ungkapkan diri anda,
cara berbicara, memberi perhatian, berkata benar, lidah kelu, tulikan telinga.
g)
Aktivitas
kreatif: menyanyi, mendongeng (mengobrol apa saja), bermain musik, membuat cerita
lucu, berdebat, berfilosofi.
h)
Menangani
proyek-proyek dengan berpijak pada prosedur, memperdebatkan masalah, mengatasi
solusi verbal.
i)
Berbicara
dengan kecepatan sedang. Suka bicara bahkan di dalam kelas.
j)
Berhubungan
dengan orang lain lewat dialog, diskusi terbuka.
k)
Dalam keadaan
diam suka bercakap-cakap dengan dirinya sendiri atau bersenandung.
l)
Suka
menjalankan bisnis melalui telepon
m)
Cenderung
mengingat dengan baik dan menghafalkan kata-kata dan gagasan-gagasan yang
pernah diucapkan.
n)
Merespon lebih
baik tatkala mendengar informasi ketimbang membaca.
3)
Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar ini akan mudah menyerap informasi melalui segala jenis
gerak dan emosi, baik yang diciptakan maupun yang diingat (pernah dilakukan).
Gerakan koordinasi tanggapan emosional dan kenyamanan fisik sangat berpengaruh
terhadap siswa yang memiliki modalitas ini.
Menurut DePorter dan Hernacki yang diterjemahkan oleh Alwy
Abdurrahman (2013: 118), seseorang yang mempunyai gaya belajar kinestetik
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a)
Berbicara
dengan perlahan
b) Menanggapi perhatian fisik
c)
Menyentuh orang
untuk mendapatkan perhatian mereka
d) Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang
e)
Selalu
berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
f)
Mempunyai
perkembangan awal otot-otot yang besar
g) Belajar melalui memanipulasi dan praktik
h) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
i)
Menggunakan
jari sebagai penunjuk ketika membaca
j)
Banyak
menggunakan isyarat tubuh
k) Tidak dapat duduk diam dalam waktu
lama
l)
Tidak dapat
mengingat geografi, kecuali jika meraka memang telah pernah berada di tempat
itu
m)Menggunakan
kata-kata yang mengandung aksi
n) Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot –mereka mencerminkan
aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
o) Kemungkinan tulisannya jelek
p) Ingin melakukan segala sesuatu
q) Menyukai permainan yang menyibukkan
Pendapat yang serupa juga dikemukakan oleh Rose dan Nicholl yang
diterjemahkan oleh Dedy Ahimsa (2003: 133) bahwa ciri-ciri orang dengan gaya
belajar kinestetik adalah sebagai berikut
a)
Menyukai
kegiatan aktif, baik sosial maupun olahraga, seperti menari dan lintas alam.
b)
Ingat
kejadian-kejadian; hal-hal yang terjadi
c)
Memberikan dan
menerima penjelasan arah dengan mengikuti jalan yang dimaksud – “Lebih mudah
apabila Anda mengikuti saya saja.”
d)
Selera pakaian:
Nyaman dan “rasa” bahan lebih penting daripada gaya.
e)
Mengungkapkan
emosi melalui bahasa tubuh – gerak/nada otot.
f)
Menggunakan
kata dan ungkapan seperti : merasa menyentuh, menangani, mulai dari awal,
menaruh kartu di meja, meraba, memegang, memetik dawai, medidihkan, bergandeng
tangan, mengatasi, menahan, tajam laksana pisau.
g)
Aktivitas
kreatif: kerajinan tangan, berkebun, menari, berolahraga.
h)
Menangani
proyek langkah demi langkah. Suka menggulung lengan bajunya dan terlibat secara
fisik.
i)
Berbicara agak
lambat.
j)
Berhubungan
dengan orang lain lewat kontak fisik, mendekatkan/akrab, menyentuh.
k)
Dalam keadaan
diam selalu merasa gelisah, tidak bisa duduk tenang.
l)
Suka melakukan
urutan seraya mengerjakan sesuatu, suka berjalan saat bermain golf.
m)
Ingat lebih
baik menggunakan alat bantu belajar tiga dimensi.
n)
Belajar konsep
lebih baik dengan menangani objek secara fisik (contoh: Dalai lama dan
arlojinya).
Bandler dan Grinder menyatakan bahwa “meskipun kebanyakan orang
memiliki akses ke ketiga gaya belajar yaitu visual, auditori dan kinestetik, hampir
semua orang cenderung pada salah satu gaya belajar yang berperan sebagai
saringan untuk pembelajaran, pemrosesan dan komunikasi” (DePorter dan Hernacki,
2013: 113). Sehingga dalam proses pembelajaran siswa hanya akan cenderung
menggunakan satu macam gaya belajar saja, akan tetapi tidak menghilangkan gaya
belajar lain yang dimilikinya. Dengan kata lain, hanya satu macam gaya belajar
yang sering digunakan dalam proses pembelajaran.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya belajar siswa
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu gaya belajar visual, auditori dan kinestetik.
Masing-masing gaya belajar siswa memili ciri-ciri yang berbeda. Dengan
demikian, guru dalam pembelajaran diharapkan memahami karakteristik gaya
belajar siswa dan menerapkan model pembelajaran yang dapat mengakomodasi
berbagai gaya belajar yang dimiliki siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar