UTS KAPITA SELEKTA
SOAL ke 1:
1.
Apa
usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi ketimpangan pendapatan di Indonesia?
JAWAB:
1.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi ketimpangan pendapatan
di Indonesia
Di
tengah melambatnya kinerja perekonomian global akibat lambannya pemulihan
krisis Amerika Serikat dan Uni Eropa, pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga pada
tahun 2012 mencatatkan diri sebagai nomor dua di Asia, yaitu sebesar 6,23
persen. Capaian pertumbuhan ekonomi ini diikuti oleh tingkat inflasi yang cukup
terjaga, di angka 4,3 persen yoy (year on year) per Desember
2012; nilai tukar yang relatif stabil, sebesar Rp9.704 per dollar Amerika
Serikat pada Desember 2012; serta cadangan devisa yang mencapai US$110.297 juta
per Oktober 2012.
Pertumbuhan
ekonomi yang stabil dalam beberapa tahun terakhir justru menjadi lahan yang
subur bagi peningkatan ketimpangan pendapatan. Rasio Gini (yang menjadi alat
ukur ketimpangan pendapatan dari skala 0 sampai 1) menunjukkan peningkatan.
Pada tahun 1990, rasio gini Indonesia masih 0,29, lalu pada 2002 Rasio Gini
meningkat menjadi 0,32. Keadaan tersebut semakin parah pada 2010 yang telah
melesat menjadi 0,38 (makin tinggi berarti kian timpang). Bahkan, pada 2011
Rasio Gini Indonesia mencetak rekor baru menjadi 0,41 (BPS, 2012). Ini berarti
untuk pertama kalinya Rasio Gini di Indonesia masuk dalam ketimpangan menengah
(jika di bawah 0,4 berarti ketimpangan rendah). Rasio gini menunjukkan proporsi
penduduk yang menikmati pendapatan dan kekayaan. Indeks gini 0,41 menunjukkan
bahwa 1 persen penduduk menguasai hingga 41 persen total kekayaan di Indonesia.
Harus
dilakukan upaya-upaya untuk mengatasi kesenjangan pendapatan yang cenderung
meningkat di Indonesia. Usaha-usaha yang dapat dilakukan antara lain:
a.
Penerapan pajak progresif
Pajak mempunyai
peranan penting dalam kehidupan bernegara, tidak hanya berfungsi sebagai sumber
pendapatan negara namun juga memiliki fungsi distribusi pendapatan. Pajak
Penghasilan orang pribadi merupakan salah satu instrumen untuk mengatasi
ketimpangan distribusi pendapatan antara masyarakat yang berpenghasilan tinggi
dan yang berpenghasilan rendah. Kemiskinan, baik relatif dan mutlak,
menimbulkan beberapa kendala bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat suatu
negara. Kesenjangan sosial di antara anggota masyarakat yang paling miskin
dapat menyebabkan ketidakstabilan politik dan ekonomi bagi bangsa secara
keseluruhan. Sehingga kesulitan yang dialami oleh anggota masyarakat termiskin
pada akhirnya dirasakan oleh seluruh masyarakat.
Pengenaan
tarif pajak progresif ini sekaligus merupakan wujud dari teori daya pikul
dimana pajak dibebankan kepada masyarakat sesuai dengan kemampuan ekonominya Tarif
pajak penghasilan orang pribadi meningkat seiring dengan meningkatnya
penghasilan. Prinsip yang mendasari pajak progresif adalah bahwa mereka yang
memiliki kemampuan lebih (kaya) harus menanggung beban yang lebih besar dari
total penerimaan pajak negara dari mereka yang kurang mampu. Jadi orang pribadi
berpenghasilan rendah tidak hanya membayar pajak lebih sedikit, tetapi mereka
membayar persentase yang lebih kecil dari pendapatan mereka dalam bentuk pajak.
Dari berbagai jenis pajak, pajak penghasilan progresif inilah yang paling
sejalan dengan tujuan meningkatkan kesetaraan pendapatan.
b.
Reformulasi Kebijakan Anggaran
Postur belanja negara
dari tahun ke tahun sekitar 70 persen hanya untuk membiayai birokrasi dan
belanja rutin lainnya. Ditambah lagi pada APBN 2013 tersandera oleh besarnya
subsidi BBM dan kewajiban pembayaran bunga utang. Oleh karena itu harus
dilakukan reformulasi kebijakan anggaran.
Dalam mereformulasi
kebijakan anggaran ini, penting disampaikan politik fiskal yang menjadi dasar
alokasi anggaran: (a) sebagian besar alokasi APBN tidak boleh dipakai untuk
kepentingan birokrasi; (b) alokasi sektoral diarahkan untuk mengatasi problem
kemiskinan, pengangguran, ketimpangan pendapatan: (c) bunga obligasi rekap
tidak sepatutnya dibebankan lagi kepada APBN (pada 2013 dianggarkan bunga
obligasi rekap sekitar Rp 8,52 triliun); (d) beban pembayaran cicilan pokok dan
bunga utang perlu direnegosiasikan agar beban fiskal tidak terlalu berat. Jika
pemerintah tidak memilih cara ini, maka opsi lainnya adalah menaikkan tax ratio
menjadi 15 persen agar tidak terjadi defisit anggaran (dalam APBN Alternatif tax
ratio ditetapkan sebesar 14 persen); dan (e) pemerintah harus memiliki
komitmen menjalankan UU, sehingga alokasi kesehatan besarannya mesti
menyesuaikan dengan amanah UU tersebut (Yustika, 2012).
c.
Meningkatkan investasi di bidang pendidikan
Peningkatan
pengeluaran pendidikan dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan produktivitas
tenaga kerja, penyerapan tenaga kerja, physical capital, output daerah,
PDRB perkapita, disposable income, penerimaan pemerintah, pengeluaran
pemerintah, pengeluaran rumahtangga, investasi, pengeluaran per kapita, serta
penurunan angka pengangguran, ketimpangan pendapatan dan kemiskinan.
Peningkatan investasi pendidikan akan menghasilkan pertumbuhan yang
berkeadilan, yaitu pertumbuhan ekonomi yang disertai dengan meningkatnya
kesejahteraan masyarakat. Peningkatan investasi pendidikan menyebabkan
pertumbuhan ekonomi berjalan beriringan dengan penurunan ketimpangan pendapatan
(tidak terjadi trade off antara pertumbuhan ekonomi dengan pemerataan pendapatan).
Implikasinya: Strategi pembangunan yang mengedepankan peningkatan kualitas SDM
dapat dijadikan sebagai salah satu strategi dalam model pembangunan daerah di Indonesia.
d.
Meningkatkan investasi di bidang kesehatan
Terpeliharanya kesehatan akan meningkatkan produktivitas buruh dan
efisien. Makanan harus diperbaiki, penyakit-penyakit harus ditumpas dan
sebagainya. Kesehatan dipandang dari segi manfaatnya dalam menaikkan tingkat
pendapatan dapat dilihat dari dua cara, yaitu :1) memperbaiki kualitas angkatan
kerja sehingga mempermudah adanya perkembangan ekonomi, 2) pertumbuhan jumlah
penduduk guna mengimbangi kebutuhan tenaga kerja untuk perkembangan lebih
lanjut atau dapat pula dilaksanakan pengendalian kelahiran. Peningkatan
investasi keehatan ini dapat berimbas pada peningkatan pendapatan yang pada
khirnya mengurangi kesenjangan pendapatan.
e.
Mengurangi jumlah pekerja di sektor informal
Minimalisasi
jumlah pekerja di sektor informal dapat dilakukan
dengan mendorong pertumbuhan sektor produksi (pertanian dan industri)
sehingga bisa menyerap lebih banyak
tenaga kerja. Untuk sektor pertanian misalnya dengan mendorong petani beralih
ke tanaman yang nilai ekonomisnya lebih tinggi misalnya ke tanaman
hortikultura. Pembatasan atau penghapusan sistem alihdaya (outsourcing) bisa
pula dipertimbangkan agar tidak mudah terjadi PHK yang kemudian mendorong orang
bekerja di sektor informal.
f. Menggerakkan Ekonomi Kreatif
Ekonomi
kreatif merupakan suatu kegiatan ekonomi yang menjadikan kreativitas, budaya,
dan lingkungan sebagai tumpuan masa depan. Dengan menggerakkan ekonomi kreatif
akan meningkatkan PDB suatu negara, memberbaiki iklim bisnis dan memperluas lapangan pekerjaan. Sehingga
ekonomi kreatif dapat dijadikan upaya untuk mencapai pemerataan pendapatan di
Indonesia.
g. Mengembangkan UMKM
UMKM sebagai salah satu potensi
besar penggerak perekonomian tanah air ,akan semakin maksimal kinerja dan
ekspansi usahanya apabila didukung oleh permodalan yang kuat. Permodalan adalah
salah satu hal yang hingga kini masih menjadi momok besar bagi UMKM,yang
menyebabkan ruang gerak dan inovasi
produk – produk UMKM selalu tertinggal dibanding produk-produk perusahaan
besar,karena terkendala dana.Dengan usaha-usaha pengefektifan permodalan
terhadap UMKM yang bersumber dari pinjaman perbankan ,seperti yang telah
dijabarkan pada subbab sebelumnya ,maka diharapkan insentif penggiatan UMKM ini
dapat mendorong kemajuan UMKM,sehingga diharapkan produk-produk UMKM dapat
lebih berkualitas dan berdaya saing ,serta kemudian diharapkan dapat
diperjualbelikan secara internasional sebagai bentuk ekspansi usaha UMKM.Dengan
demikian,UMKM dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja,meningkatkan
kesejahteraan hidup tenaga kerja tersebut dengan pendapatan yang lebih layak
sehingga pada akhirnya mampu mengurangi kesenjangan pendapatan dan menurunkan
angka pengangguran terbuka di tanah air. Dampak kumulatif yang muncul dari sejumlah besar UMKM di
Indonesia dalam menurunkan kesenjangan pendapatan dan angka pengangguran akan memberikan dampak yang besar secara
agregat bagi kemajuan pembangunan ekonomi di Indonesia.Berikut adalah
bukti-bukti empiris berupa data dan wacana yang relevan merepresentasikan
kontribusi UMKM terhadap penurunan jumlah pengangguran,kemiskinan dan
ketidakmerataan pendapatan,sehingga permodalan UMKM harus diefektifkan oleh
perbankan.
Berdasarkan data, Pertumbuhan
penduduk Indonesia yang dalam 3 tahun terakhir mengalami peningkaian dari 205.1
juta jiwa pada 2005 menjadi 222.2 juta jiwa pada 2008 atau meningkat 8.3%.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang diprediksikan menurun, maka untuk mengatasi
pengangguran diperlukan peningkatan jumlah pendirian usaha khususnya dari
sektor UMKM. Sesuai data Badan Pusat Statistik, usaha mikro, kecil dan menengah
temyata mampu menyerap tenaga kerja hingga 85% dari total jumlah tenaga kerja
dan sebagian besar merupakan sektor agrikultur yang tersebar di seluruh
Indonesia.
No.
|
SOAL KE 2
|
|
|
2.
|
a. Mengapa pembelajaran organisasi (organization learning) penting
dilakukan oleh perusahaan, apa saja yang harus dilakukan dan bagaimana
caranya?
b. Apa manfaat dari
pembelajaran berbasis sumberdaya manusia? Dan faktor-faktor apa saja yang perlu
diperhatikan agar dapat berhasil dengan baik?
|
JAWAB :
1.
a. Kemajuan
ekonomi dan bisnis suatu negara dapat ditentukan oleh kapabilitas kolektif dari
dari aset nir fisik
berupa human capital,
intelectual capital, dan social capital karena di era global sekarang ini
pergulatan bisnis semakin komplek dan sangat mengandalkan keunggulan kompetitif.
Karena tantangan yang dihadapi dan beban yang harus dipikul semakin berat.
Dalam kondisi yang demikian, para pelaku bisnis tidak hanya dituntut untuk
mampu menciptakan inovasi-inovasi yang cerdas dan perubahan produk barang dan
jasa. Inovasi-inovasi yang cerdas tersebut hanya mampu lahir dari organisasi
belajar yang mampu mengelola arus dinamika perubahan dan memperhatikan aspek
nir fisik. Hanya perusahaan-perusahaan yang memiliki daya saing tinggilah yang
mampu bertahan dan terus bergerak maju. Di era ekonomi kreatif, aset atau modal
nir fisik merupakan modal yang paling penting dan bernilai, hal ini dapat
dilihat dari peran dan kontribusinya dalam perkembangan investasi dalam suatu
negara. Aset nir fisik sangat berperan penting dalam kancah persaingan global,
ia menjadi nafas bagi keberlangsungan ekonomi dan bisnis masa depan karena
hampir semua upaya pemenuhan kebutuhan hajat hidup orang banyak di era global
didasarkan pada tingkat kepemilikan ilmu pengetahuan. Fenomena ini menjustifikasi
akan pentingnya modal manusia sebagai sumber daya utama. Selain itu kolaborasi
antara modal intelektual dan modal sosial akan dapat memperluas relasi dan
jejaring bisnis melalui kolaborasi yang padu antara perusahaan dengan para pemasok
dan mitra bisnisnya hal ini akan meningkatkan keterpaduan personal perusahaan,
memperkuat hubungan dan melakukan sinergi bisnis secara lebih intensif dan
bermutu.
Dari penjelasan diatas, jelas bahwa di era ekonomi kreatif keberadaan
aset nir fisik merupakan sumber daya mendominasi masa depan karena aset nir
fisik merupakan sumber keunggulan kompetitif untuk menghadapi persaingan global
dan variabel untuk meningkatkan kemajuan ekonomi dan bisnis.
b. Kemajuan industri kreatif dapat dijadikan indikator keberhasilan
dan kemajuan pembangunan ekonomi suatu
negara karena:
1)
Kemajuan industri kreatif akan
berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Kasus di Indonesia, berdasarkan hasil studi pemetaan
industri kreatif Departemen Perdagangan Tahun 2007, menunjukkan bahwa peran
industri kreatif cukup signifikan.
Industri kreatif ini telah mampu meberikan sumbangan kepada PDB Nasional secara
signifikan dengan rata-rata persentase kontribusi periode tahun 2002-2006
sebesar 6,28% dari total PDB nasional. Dengan sumbangan yang diberikan industri
kreatif terhadap PDB yang cukup signifikan ini maka industri kreatif dapat
dijadikan sebagai indikator pembangunan ekonomi karena meningkatkan PDB.
2)
Industri kreatif dapat memperluas
Kesempatan Kerja
Salah satu indikator dalam pembangunan ekonomi yaitu
sedikitnya jumlah pengangguran. Dengan adanya kemajuan industri kreatif ini maka dapat meminimalisir jumlah
pengangguran karena industri kreatif mampu menyerap tenaga kerja yang cukup
banyak. Contoh: Industri kreatif di Indonesia selama periode tahun 2002-2006
mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 5,4 juta tenaga kerja. Dengan penyerapan
tenaga kerja ini maka akan mendorong pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.
3)
Industri Kreatif dapat meningkatkan
Ekspor Nasional
Pada tahun 2006, kontribusi industri kreatif terhadap
ekspor nasional sebesar 9,13%. Dengan meningkatnya ekspor ini maka akan dapat
meningkatkan pendapatan nasional untuk mencapai kemajuan pembangunan ekonomi
negara.
4)
Kemajuan Industri kreatif akan
menciptakan iklim bisnis yang baik bagi suatu negara
Dengan adanya industri kreatif yang maju maka semakin
kondusif iklim bisnis dalam suatu negara. Industri kreatif dapat dimanfaatkan
sebagai pemicu kegiatan investasi melalui pembangunan lingkungan urban yang
kondusif dengan menciptakan kota-kota kreatif yang diikuti oleh pembangunan
infrastruktur komunikasi dan informasi yang mudah diakses. Investasi yang besar
ini akan mendorong kemajuan pembangunan ekonomi negara
c. Peran pendidikan dalam mendukung perkembangan ekonomi kreatif
apabila dikaitkan dengan pola triple helix
Pondasi
dalam pengembangan ekonomi kreatif adalam Sumber Daya Insani. Pendidikan
berperan untuk menghasilkan sumber daya insani yang kreatif untuk menghasilkan
karya-karya inovatif untuk kemajuan industri kreatif.
Aktor yang
terlibat dalam proses pengembangan industri kreatif yaitu Cendekiawan, Bisnis
dan Pemerintah. Ketiga aktor tersebut masing-masing mempunyai peranan yang
berbeda dalam pengembangan industri kreatif.
Peran
pendidikan dalam pengembangan industri kreatif dapat dimasukkan dalam peran
cendekiawan sebagai aktor dalam perkembangan industri kreatif. Cendekiawan
adalah orang-orang yang memiliki perhatian besar dalam mencari dan mengolah
seni, ilmu pengetahuan atas renungan metafisika, dan bukan berkehendak mencari
tujuan-tujuan praktis, serta para moralis yang dalam sikap pandang dan
kegiatannya merupakan perlawanan realisme massa.
Dalam konsep
industri kreatif, cendekiawan mencakup budayawan, seniman, punakawan, para
pendidik, penulis, peneliti dan tokoh-tokoh lainnya dibidang seni dan budaya.
Cendekiawan
memiliki peran sebagai agen yang menyebarkan dan mengimplementasikan ilmu
pengetahuan, seni dan teknologi serta agen yang membentuk nilai-nilai yang
konstruktif bagi pengembangan industri kreatif dalam masyarakat. Akademisi
sebagai bagian dari komunitas cendekiawan di dalamlembaga tinggi dan lembaga
penelitian memiliki peranan yang besar dalam mengembangkan industri kreatif. Kontribusi
akademisi tersebut dapat dijabarkan dalam tiga bentuk peranan seperti yang
termuat dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu:
1)
Peran pendidikan ditujukan untuk
mendorong lahirnya generasi kreatif Indonesia dengan pola pikir yang mendukung
tumbuhnya karsa dan karya dalam industri kreatif
2)
Peran penelitian dilakukan untuk
memberi masukan tentang model kebijakan pengembangan industri kreatif dan
instrumen yang dibutuhkan, serta menghasilkan teknologi yang mendukung cara
kerja dan penggunaan sumber daya yang efisien dan menjadikan industri kreatif
nasional yang kompetitif.
3)
Peran pengabdian masyarakat
dilakukan untuk membentuk masyarakat/institui dengan tatanan sosial yang
mendukung tumbuh suburnya industri kreatif nasional.
Menurut Kadiaman (2006) akademisi unversitas memainkan peran kunci
dalam pengembangan inovasi pengetahuan dan teknologi yang akan ditransferkan
pada pihak pelaku bisnis industri kreatif. Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
1)
Melakukan
penelitian pendahuluan untuk menguji inovasi dan teknologi tepat guna sebelum sosialisasi
pada pelaku bisnis industri kreatif.
2)
Menciptakan
dan mengembangkan teknologi-teknologi baru untuk mendukung penciptaan industri
kreatif.
3)
Melakukan
edukasi, pelatihan dan pendampingan pada industri kreatif secara berkelanjutan.
4)
Mengembangkan
teknologi home industri sebagai upaya penciptaan inkubator industri kreatif
yang baru.
2.
a. Pembelajaran
organisasi penting dilakukan oleh perusahaan karena untuk menindaklanjuti
perubahan lingkungan bisnis, organisasi perusahaan perlu melakukan penyesuaian
struktur organisasi, teknologi dan sumber daya manusia sehingga dapat
menghindari kelambanan adaptasi terhadap munculnya kondisi atau strategi baru.
Pembelajaran organisasi juga penting untuk mengantisipasi perubahan dengan
membuka diri terhadap perkembangan IPTEK
karena pembelajaran organisasi akan meningkatkan kemampuan organisasi
beradaptasi dengan kemajuan IPTEK. Pembelajaran organisasi hendaknya dijadikan
sebagai bagian dari budaya organisasi perusahaan.
Selain itu,
membudayakan pembelajaran organisasi perusahaan dan penciptaan pengetahuan baru
dalam praktik-praktik manajemen perusahaan merupakan langkah strategis dalam
menggali potensi dan sumber-sumber keunggulan perusahaan, sehingga pembelajaran
organisasi hendaknya:
1)
diposisikan sebagai bagian dari kerja
harian reguler
2)
dipraktikkan pada tataran personal,
unit kerja, dan organisasi.
3)
sebagai pemecah permasalahan
4)
fokus pada pembangunan dan pembagian
pengetahuan di segala bidang dalam perusahaan
5)
ditunjang oleh kesempatan
menyesuaikan terhadap setiap perubahan yang berarti.
Organisasi
perusahaan yang selalu melaksanakan pembelajaran organisasi memiliki
seperangkat nilai yang menginspirasi untuk mengkreasi dan menggunakan
pengetahuan baru berupa: 1) komitmen untuk belajar, 2) terbuka terhadap
pemikiran baru, dan 3) visi bersama.
Agar
pembelajaran organisasi dapat berlangsung secara terus menerus dan menjadi
bagian dari budaya perusahaan, maka syaratnya perusahaan harus menyelenggarakan
pembelajaran organisasi bagi manajer atau yang selanjutnya disebut dnegan pembelajaran
manajemen. Dalam pembelajaran manajemen dilakukan berbagai cara pendekatan agar
bernilai strategis. Pendekatan-pendekatan tersebut yaitu:
1)
Pendekatan aksi dalam pembelajaran
manajemen.
Pendekatan ini berusaha memperbaiki perilaku
manajerial dalam meningkatkan efektivitas pencapaian tujuan yang berorientasi
pada hasil. Pendekatan aksi berusaha untuk memahami pembelajaran sebagai
sesuatu yang rasional, linear, deterministic dan quantifiable.
2)
Pendekatan kognitif dalam
pembelajaran manajemen.
Pendekatan kognitif dalam pembelajaran manajemen
menekankan pada perubahan antarpersonal dan interpersonal di antara para
manajer. Pendekatan ini kurang menekankan perubahan pola pikir para manajer.
3)
Pendekatan Reflektif
Pendekatan reflektif dalam pembelajaran manajemen
memusatkan pada proses penemuan diri dan pertanyaan yang mengarahkan manajer
menghasilkan tinjauan menyeluruh tentang praktik-praktik manajerial. Tinjauan
ini meliputi implikasi historis, sosial dan budaya terhadap manajemen.
4)
Pendekatan experiential
Pendekatan experiential diorientasikan pada upaya
bagaimana manajer memperoleh pengalaman baru dan mengubah pengalaman itu untuk
menumbuhkan perasaan puas, motivasi atau kemajuan.
b. Pembelajaran
berbasis sumber daya manusia membawa manfaat bagi suatu organisasi. Manfaat
pembelajaran berbasis sumber daya manusia dapat dibagai antara manfaat bagi
pembelajar dan manfaat bagi organisasi. Manfaat bagi pembelajar adalah:
1)
Individu diperbolehkan untuk
menemukann bakat terpendam yang tidak jelas sebelumnya. Manfaat ini berasal
dari kemampuan untuk melanjutkan pengembangan melebihi sekolah formal dan
pendidikan lanjut melalui kehidupan, mengikuti ruang lingkup dan harapan,
khususnya bagi para pengembang terakhir.
2)
Penggunaan sumber daya pembelaajran
untuk membuat beberapa pembelajaran terselenggara sepangjang tahun,
berkelanjutan, pembelajaran emnjadi lebih siap dan dapat diserap. Keterampilan
dan pengetahuan dengan demikian ditingkatkan secara paralel.
3)
Individu dapat belajar dengan cara
mereka sendiri sesuai dengan waktu dan jam kerja mereka tanpa harus takut
berkompetisi.
Sedangkan manfaat bagi organisasi adalah:
1)
Kesempatan dapat disediakan bagi
lebih banyak masyarakat.
2)
Sumber daya intelektual dapat
diciptakan dengan mudah dan murah bagi upaya pengembangan organisasi
Dengan demikian pembelajaran organisasi selain menguntungkan perusahaan
juga memberi manfaat bagi karyawan pembelajar. Untuk memperkuat pembelajaran
oraganisasi, ada faktor yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah:
1)
Kejelasan dan dukungan terhadap visi
dan misi perusahaan.
Belajar melalui organisasi terjadi apabila karyawan
diberdayakan untuk bertindak berdasarkan
pengetahuan yang relevan dan keterampilan yang dimiliki serta mengenai
prioritas organisasi.
2)
Share leadership dan
keterlibatan: Gaya kepemimpinan ini yang mendorong karyawan berani mengamil
resiko atas perhitungan yang matang, pemimpin yang terampil memfasilitasi
perubahan, serta mampu memberikan umpan balik kepada karyawan dan tim suapya
mampu mengidentifikasi masalah dan peluang, merupakan hal penting dalam
mengembangkan pembelajaran organisasi. Kepemimpinan yang melibatkan karyawan
dalam pengambilan keputusan dan melibatkan diri dalam kegiatan karyawan akan
mengarah pada pembelajaran organisasi.
3)
Eksperimentasi: budaya yang
mendorong dan memberi kesempatan kepada karyawan untuk mengemukakan ide-ide
baru dalam organsasi dan senantiasa melakukan perbaikan proses ke arah yang
lebih baik (inovasi) akan mendorong terjadinya pembelajaran organisasi.
4)
Kemampuan mentransfer pengetahuan:
keterampilan dan pengetahuan akan menjadi tidak berguna jika tidak segera
ditransfer ke dalam pekerjaan dan bagian lain dalam organsasi untuk
penyelesaian masalah dan menghasilkan inovasi baru. Pembelajaran organisasi
akan menghasilkan kineja yang baik jika kondisi tersebut berlangsung dengan
baik pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar