BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Organisasi
merupakan suatu organisme. Sebagai lembaga atau organisasi, setiap organisasi
harus terus menerus bertumbuh baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Kemampuan bertumbuh ini memungkinkannya tangguh bukan saja dalam mempertahankan
eksistensinya akan tetapi juga dalam mengembangkan dirinya secara mantap dalam
rangka pencapaian tujuan. Salah satu bentuk organisasi formal yakni organisasi
perkantoran.
Kantor
merupakan tempat diselenggarakannya kegiatan registrasi (pencatatan), komputasi
(pengolahan), komunikasi dan informasi. Kegiatan tersebut ditujukan untuk menyediakan
keterangan atau informasi yang lengkap dan akurat, memberikan pelayanan kepada
para pengguna informasi secara optimal. Semua kegiatan bermuara untuk
pencapaian tujuan yang tentunya tidak akan terlepas dari adanya dukungan
personel kantor.
Personel
kantor harus memiliki keterampilan, pengetahuan, dan kecakapan yang cukup dalam
melaksanakan tugas-tugasnya dalam kantor dimana ia bekerja. Untuk memperdalam
keterampilan dan untuk menambah pengetahuan, kecakapan serta kemampuan para
pegawai kantor maka diperlukan pelatihan pegawai kantor secara berkala.
Pelatihan adalah salah satu cara yang
dipergunakan perusahaan atau kantor dalam mempersiapkan promosi. Untuk
mempersiapkan sebuah promosi maka dasar yang dipakai adalah data-data yang
objektif setiap karyawan yaitu umur, status perkawinan, pendidikan, pengalaman,
kemampuan khusus dan kondisi fisik. Data pribadi tersebut disertakan dalam
rangkuman pengalaman kerja, tingkah laku pekerja selama melaksanakan tugas yang
tercantum dalam evaluasi berkala.
Karena pentingnya pembahasan mengenai
pelatihan pegawai kantor dan promosi, maka kami akan membahas hal-hal yang
berkaitan dengan pelatihan pegawai kantor dan promosi pegawai kantor dalam
makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
Dari
latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.2.1 Apakah
yang dimaksud dengan latihan?
1.2.2 Apa
sajakah manfaat latihan pegawai kantor?
1.2.3 Apakah
tujuan latihan pegawai kantor?
1.2.4 Hal
apa saja yang harus diperhatikan dalam perencanaan latihan?
1.2.5 Apa
saja metode yang digunakan dalam pelatihan pegawai kantor?
1.2.6 Apa
saja ukuran yang dapat digunakan dalam mengevaluasi latihan?
1.2.7 Apa
sajakah keuntungan dan kerugian latihan pegawai kantor?
1.2.8 Apakah
yang dimaksud dengan promosi pegawai kantor?
1.2.9 Apa
saja manfaat dan tujuan promosi?
1.2.10 Apa saja dasar-dasar dan
syarat-syarat promosi?
1.2.11 Apa saja bentuk-bentuk promosi
pegawai kantor?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian latihan pegawai
kantor
1.3.2 Untuk
mengetahui manfaat latihan pegawai
kantor
1.3.3 Untuk
mengetahui tujuan latihan pegawai kantor
1.3.4 Untuk mengetahui
apa saja yang harus diperhatikan dalam perencanaan latihan pegawai kantor
1.3.5 Untuk mengetahui
metode yang digunakan dalam pelatihan pegawai kantor
1.3.6 Untuk
mengetahui ukuran yang dapat digunakan
dalam mengevaluasi latihan pegawai kantor
1.3.7 Untuk
mengetahui keuntungan dan kerugian latihan pegawai kantor
1.3.8 Untuk
mengetahui tentang promosi pegawai
kantor
1.3.9 Untuk
mengetahui manfaat dan tujuan promosi
1.2.10 Untuk mengetahui dasar-dasar dan syarat-syarat promosi
1.2.11 Untuk mengetahui bentuk-bentuk
promosi pegawai kantor
1.4 Metode Penulisan
Dalam
penulisan makalah ini, metode yang kami gunakan adalah studi pustaka, dengan
berbagai referensi baik dari buku maupun internet.
BAB
II
PEMBAHASAN
I
2.1 Pengertian Latihan Pegawai Kantor
Ada
beberapa pengertian latihan menurut para ahli, diantaranya yaitu:
1. Menurut Alex Nitisemito
Latihan / Training adalah suatu kegiatan
dari perusahaan yang bermaksud untuk dapat memperbaiki dan memperkembangkan
sikap, tingkah laku, ketrampilan, dan pengetahuan dari para karyawannya sesuai
dengan keinginan dari perusahaan yang bersangkutan.
2. Menurut Hani Handoko
Latihan adalah suatu
kegiatan yang dimaksudkan untuk memperbbaiki penguasaan berbagai keterampilan
dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin.
3. Menurut Slamet Soesanto
Pelatihan merupakan
satu proses pengungkapan sifat-sifat karyawan yang tersusun secara sistematis
yang akan diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
4.
Latihan menurut Edwin B. Flippo
Latihan adalah tindakan untuk
meningkatkan pengetahuan, kecakapan seorang pegawai untuk melaksanakan suatu
pekerjaan tertentu.
5. Menurut Michael J. Jucius
Latihan
sebagai suatu proses peningkatan sikap, kemampuan dan kecakapan dari para pegawai
untuk menyelenggarakan pekerjaan khusus.
Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa latihan adalah aktivitas organisasi
untuk memperbaiki dan mengembangkan kemampuan, kecekapan, keterampilan atau
sikap dan tingkah laku karyawan sesuai
dengan kebutuhan organisasi.
2.2 Manfaat Latihan Pegawai Kantor
Ada beberapa manfaat yang diperoleh dari
adanya latihan pegawai kantor, berikut ini akan diuraikan beberapa manfaat
latihan pegawai kantor menurut para ahli:
1. Menurut Manullang, manfaat yang diperoleh dengan adanya latihan, mencakup:
a.
Memudahkan
pelaksanaan tugas
Dengan latihan atau pendidikan seseorang
lebih mudah dalam melaksanakan tugasnya dan menjamin tersedianya tenaga-tenaga
dalam perusahaan yang mempunyai keahlian.
b.
Membantu
stabilitas pegawai
Dengan adanya latihan, stabilitas pegawai
dapat dijaga dan mendorong karyawan untuk betah bekerja di perusahaan yang
bersangkutan.
c.
Bekerja
lebih efisien
Apabila karyawan menerima latihan dibawah
pengawasan instruktur ahli mereka maka karyawan berkembang lebih cepat dan
lebih baik serta lebih efisien.
2. Menurut Hani Handoko, latihan dan pengembangan karyawan akan memberikan
beberapa manfaat, yaitu
a. Menghilangkan kebiasaan kerja yang jelek
Para
karyawan perlu dilatih untuk mengurangi dan menghilangkan kebiasaan kerja
yang jelek atau untuk mempelajari
keterampilan bau yang dapat meningkatkan prestasi kerja.
b. Karier jangka panjang
Latihan
atau pengembangan mempunyai berbagai manfaat karier jangka panjang yang
membantu karyawan utnuk tanggungjawab lebih besar di waktu yang akan datang.
c. Mengurangi pemborosan, absensia, keluhan
yang berkepanjangan dan perputaran tenaga kerja.
3. Menurut Alex Nitisemito, manfaat (sasaran) latihan adalah sebagai berikut
a.
Pekerjaan diharapkan lebih cepat dan lebih baik.
b.
Penggunaan bahan dapat lebih dihemat.
c.
Penggunaan peralatan dan mesin diharapkan lebih tahan
lama.
d.
Angka kecelakaan diharapkan lebih kecil.
e.
Tanggung jawab diharapkan lebih besar.
f.
Biaya produksi diharapkan lebih rendah.
g.
Kelangsungan perusahaan diharapkan lebih terjamin.
4. Menurut Proctor dan Thorton, manfaat dari latihan adalah sebagai berikut:
a. Menaikkan rasa puas pegawai
b. Pengurangan pemborosan
c. Mengurangi ketidakhadiran dan turnover
pegawai
d. Memperbaiki metode dan sistem bekerja
e. Menaikkan tingkat penghasilan
f. Mengurangi biaya-biaya lembur
g. Mengurangi biaya pemeliharaan
mesin-mesin
h. Mengurangi keluhan-keluhan pegawai
i. Mengurangi kecelakaan-kecelakaan
j. Memperbaiki komunikasi
k. Meningkatkan pengetahuan serbaguna
pegawai
l. Memperbaiki moral pegawai
m. Menimbulkan kerjasama yang baik
2.3 Tujuan
Latihan
Sebelum
pendidikan atau latihan dimulai, maka pihak penyelenggara sebaiknya menentukan
tujuan apa yang hendak dicapai. Apabila tidak dijelaskan tujuan yang akan
dicapai maka latihan yang dilaksanakan tidak akan efektif.
Tujuan
latihan berbeda-beda sesuai dengan jenis latihan. Tujuan latihan manajer tentu
berbeda dengan tujuan latihan penjaga gudang. Sungguhpun demikian pada
prinsipnya tujuan latihan yang diberikan pada berbagai level jabatan dan jenis
pekerjaan yang lain adalah sama.
Tujuan latihan dan pendidikan yang
hendak dicapai diantaranya yaitu
a.
Bekerja lebih efisien
b.
Pengawasan lebih sedikit
c.
Lebih cepat berkembang
d.
Stabilitas pegawai dan penurunan turn over.
e.
Mempersiapkan karyawan untuk promosi
f. Mengikuti
perkembangan teknologi
Selain yang tersebut di atas, Slamet Soesanto juga berpendapat bahwa
tujuan latihan dan pengembangan adalah
sebagai berikut
a.
Meningkatkan kuantitas produk
b.
Meningkatkan kualitas produk
c.
Mengurangi pemborosan biaya dan perawatan peralatan
d.
Menggurangi kecelakaan kerja
e.
Mengurangi tingkat kemangkiran dan meningkatkan keputusan
kerja
f.
Mengadakan peremajaan karyawan.
I.G.Wursanto mengemukakan bahwa pada hakekatnya tujuan pendidikan dan latihan adalah:
a.
Menambah pengetahuan pegawai.
b.
Menambah keterampilan pegawai.
c.
Mengubah dan membentuk sikap pegawai.
d.
Mengembangkan keahlian pegawai sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan dengan cepat dan lebih efektif.
e.
Mengembangkan semangat, kemampuan dan kesenangan kerja
pegawai.
f.
Mempertinggi stabilitas pegawai.
2.4 Perencanaan
Latihan
Perencanaan latihan dan pendidikan perlu ditetapkan lebih
dahulu sebelum pelaksanaan latihan direalisasikan. Adapun mengenai aspek yang
diperhatikan dalam perencanaan ini meliputi penetapan 6 (tujuh) hal pokok,
yaitu:
1. Tujuan Latihan
Satu hal yang perlu ditetapkan lebih dahulu dalam latihan
adalah menentukan apa yang hendak dicapai dengan adanya latihan tersebut.
Tujuan latihan merupakan landasan dari latihan sebab dengan berdasar tujuan
itulah bisa ditentukan metode latihan, pengikut latihan, topik yang akan
dibahas dan sebagainya.
2. Subyek Latihan
Subyek latihan adalah topik yang dibahas dalam latihan.
Subyek yang dibahas harus berkaitan dengan tujuan latihan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
3. Jadwal latihan
Jadwal latihan perlu mendapat perhatian karena jadwal
latihan yang kurang sesuai akan mengurangi efektivitas hasil.
4. Lokasi Latihan
Lokasi latihan yang baik adalah lokasi yang dapat
memberikan iklim belajar bagi pesertanya dan jauh dari tempat kerja.
5. Jumlah kualifikasi
peserta latihan
Jumlah
pengikut latihan hendaknya disesuaikan dengan besar ruangan, latihan yang
terlalu banyak pesertanya akan berjalan kurang efektif.
6. Instruktur
Instruktur harus memiliki pengetahuan mendalam mengenai
topiknya, paham berbagai macam metode latihan, dan memiliki keinginan kuat
untuk mengajar.
2.5 Metode
Latihan
Di dalam pelatihan pegawai kantor, ada metode-metode
tertentu yang dapat digunakan. Pada pelaksanaan latihan dikenal adanya dua
metode, yaitu on the job training dan
off
the job training.
1.
On the Job Training
Pelatihan
yang diberikan pada saat karyawan bekerja. Sambil bekerja seperti biasa, karyawan memperoleh pelatihan,
sehingga dapat memperoleh umpan balik secara langsung dari pelatihnya.
(Handoko, 1989). Dilakukan oleh semua perusahaan, terutama untuk karyawan baru
s/d karyawan yang berpengalaman.
Keuntungannya : relatif tidak mahal,
peserta pelatihan bisa belajar sambil tetap menjalankan proses produksi, tidak perlu ruang kelas
khusus.
Bentuk pelatihan
on the job training :
a. Coaching/pendampingan
b. Rotasi pekerjaan
c. Magang/
apprenticeship training
d. Pelatihan Instruksi Jabatan (Job Instruction
Training)
2.
Off
the Job Training
Off
the Job Training
adalah teknik pelatihan yg dilakukan
di luar waktu kerja, dan berlangsung di lokasi jauh dari tempat kerja,
agar perhatian peserta lebih terfokus.
Keuntungan Off
the Job Training :
·
Trainer/
Instruktur harus lebih trampil dalam mengajar, karena tidak ada tuntutan
pekerjaan yang lain.
·
Trainee/
karyawan terhindar dari kekacauan dan tekanan situasi kerja, sehingga mampu
konsentrasi lebih baik/ lebih terfokus perhatiannya.
·
Tidak
mengganggu proses produksi yang sedang berjalan di perusahaan.
·
Waktu
dan perhatian lebih memadai
Bentuk
pelatihan off the job training
diantaranya yaitu
a.
Metode konferensi atau
diskusi grup.
b. Metode ceramah.
c.
Permainan peran.
d. Simulasi keputusan.
e.
Pelatihan dalam
keranjang.
f.
Studi Kasus.
g.
Proses Kecelakaan.
h.
Kelompok-T atau
pelatihan sensivitas.
i.
Pelatihan Grup Grid.
j.
Analisa
Transaksional (TA).
2.6 Evaluasi
Latihan
Dapat tidaknya suatu tujuan direalisasikan, menentukan berhasil
tidaknya, efektif tidaknya cara latihan yang bersangkutan. Ada beberapa macam
ukuran yang dapat dipergunakan untuk menilai efektif tidaknya suatu latihan,
yaitu:
1.
Production (jumlah yang diproduksikan)
2.
Production time
required to do the job (waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan unit pekerjaan)
3.
Number of operators
meeting production standard (banyaknya karyawan yang dapat mencapai standar produksi yang
ditetapkan)
4.
Increase in learning
rate (kenaikan
upah karyawan sebagai akibat kenaikan produktivitasnya)
5.
Decrease in breakege
or use of consumable supplies (banyaknya produk rusak dan penggunaan bahan mentah)
6.
Reduction in number
of accidents (
kenaikan atau penurunan kecelakaan yang terjadi)
7.
Reduction in
absenteism
(menunjukkan ketidak hadiran karyawan)
8.
Reduction of labour
turnover (
menunjukkan tingkat perpindahan karyawan)
Apabila
ukuran yang diamati di atas menunjukkan ke arah perbaikan maka dapat dikatakan
bahwa latihan yang dilaksanakan perusahaan berhasil dengan baik.
2.7 Keuntungan dan Kerugian Latihan Pegawai
Kantor
1. Keuntungan Kegiatan Latihan Pegawai
Kantor
Berikut merupakan keuntungan dari adanya
kegiatan latihan:
·
Obligasi
moril managerial untuk mengembangkan para pekerja dilaksanakan. Akibatnya
adalah bahwa perhatian pekerja, kapasitas dan loyalitas bertambah
·
Latihan
menyebabkan timbulnya pengertian yang lebih baik dan menimbulkan kerjasama
kelompok.
·
Tanggung
jawab supervise dikurangi. Maka pekerja akan dapat bekerja sendiri.
·
Metode-metode
terbaik untuk melaksanakan pekerjaan dapat distandrisasi dan diumumkan kepada
semua pegawai.
2.
Kerugian
Kegiatan Latihan Pegawai Kantor
Disamping
ada keuntungan kegiatan latihan juga menimbulkan kerugian diantaranya:
· Pekerjaan kantor teratur (regular office
work) akan terinterupsi atau tertangguhkan oleh waktu yang digunakann untuk
melatih.
· Latihan dapat pula menyebabkan timbulnya
ketergantungan pada pihak lain guna mencapai pemecahan-pemecahan.
· Sifat bergantung pada pada diri sendiri
dan kapasitas untuk menemukan ide-ide baru agaknya akan terhambat oleh adanya
pelatihan.
· Pemimpin-pemimpin latihan yang kompeten
sulit diperoleh.
BAB
III
PEMBAHASAN II
3.1 Pengertian Promosi
Ada beberapa pengertian promosi menurut
para ahli, diantaranya yaitu
1.
Promosi
berarti penaikan jabatan, yakni menerima kekuasaan dan tanggungjawab lebih
besar daripada kekuasaan dan tanggungjawab sebelumnya. Pemberian promosi kepada
seseorang pegawai, berarti bahwa pegawai tersebut baik ke posisi yang lebih
tinggi dalam suatu struktur organisasi sesuatu badan usaha. Promosi tidak
selalu diikuti oleh kenaikan gaji, gaji itu bisa tetap tetapi pada umumnya
bertambah juga balas jasa dalam bentuk uang yang diterimanya.(Drs.M.Manullang)
2.
Promotion
is the upward reassignment of an individual in an organization’s hierackys
accompanied by increased responsibillities, enhanced status and usually with
increases income, though not always so.(Manoppa
dan Mirzas Saiyadim)
3. Promosi adalah
perpindahan karyawan dari suatu jabatan kepada jabatan yang lain yang lebih
tinggi disertai tugas, tanggung jawab, wewenang, maupun income serta fasilitas
yang lebih tinggi pula.(Alex Nitisemito)
4. Promosi adalah
perpindahan dari suatu jabatan lain yang lebih mempunyai status dan tanggung
jawab yang lebih tinggi, biasanya disertai dengan kenaikan upah, gaji dan
hak-hak lainnya. (Heldjrachman)
5. Promosi adalah
perpindahan yang memperbesar authority dan responsibility pegawai ke jabatan yang
lebih tinggi di dalam satu organisasi sehingga kewajiban, hak, status, dan
penghasilannya semakin besar. (Hasibuan)
Dari beberapa pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa promosi adalah perpindahan jabatan yang lebih
tinggi dan kenaikan jabatan yang disertai dengan perubahan status, kekuasaan
dan tanggung jawab yang lebih besar.
3.2 Manfaat dan Tujuan Promosi
1.
Manfaat Promosi
Promosi sangat penting dalam rangka
pembinaan dan pengembangan pegawai, karena promosi dapat memberikan manfaat
dalam hal-hal sebagai berikut:
a. Promosi merupakan motivasi bagi pegawai
untuk lebih maju dan lebih mengembangkan bakat, prestasi dan kariernya.
b. Promosi merupakan usaha meningkatkan
semangat dan gairah kerja pegawai.
c. Promosi merupakan usaha mengisi formasi
jabatan dengan mempergunakan sumber tenaga kerja dari dalam.
d. Bagi pegawai, promosi lebih penting
daripada kenaikan gaji meskipun pada umumnya promosi disertai dengan pemberian
gaji yang lebih tinggi.
e. Promosi dapat menjamin keyakinan para
pegawai, bahwa setiap pegawai selalu diberi kesempatan untuk maju dan
mengembangkan karier dan prestasi.
f. Promosi merupakan salah satu usaha
menciptakan persaingan yang sehat diantara pegawai. (Wursanto I.G 1989: 69).
2.
Tujuan Promosi
Tujuan pokok dari pelaksanaan
program promosi, antara lain:
a.
Mempertinggi
semangat kerja
Promosi yang dikompensasikan pada pegawai yang menghasilkan
prestasi kerja tinggi merupakan daya perangsang untuk mempertinggi semangat
kerja.
b.
Menjamin
stabilitas pegawai
Apabila kebutuhan-kebutuhan pegawai termasuk promosi mendapat perhatian
dari organisasi/lembaga maka para pegawai akan merasa aman untuk terus menjalankan
hubungan kerja dengan organisasi sehingga stabilitas pegawai juga akan
terjamin.
c.
Realisasi
untuk memajukan pegawai
Peran pegawai dapat dikembangkan dengan menugaskan Ia untuk
menerima kekuasaan dan tanggung jawab yang lebih besar yaitu dengan promosi. (Manulang 1983: 109).
3.3 Dasar-Dasar dan Syarat-syarat Promosi
3.3.1 Dasar-dasar Promosi
Promosi
merupakan insentif terbesar dari insentif pegawai. Promosi berarti perbaikan
kedudukan dan atau pembayaran tambahan. Promosi biasanya didasarkan atas:
a.
Kemampuan
(sering tidaknya dinilai secara layak).
b.
Senioritas
(biasanya dihitung masa kerja dalam organisasi/lembaga).
c.
Ujian
(lebih banyak menguji pengetahuan daripada kemampuan).
d.
Wawancara
perseorangan (menguji kepribadian dan sifat).
e.
Rasa
senang dan tidak senang perseorangan (dapat berarti penurunan prestasi kerja
dan pengurangan efisiensi).
f.
Gabungan
dari beberapa faktor diatas. (Moekijat
1991: 190).
3.3.2 Syarat-Syarat Promosi
Syarat-syarat
untuk promosi sudah barang tentu tidak sama untuk jabatan yang berlainan,
Meskipun demikian ada beberapa syarat umum yang perlu diketahui. Seorang
pegawai dapat dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi, apabila
memenuhi persyaratan antara lain:
a. Ada formasi atau lowongan jabatan.
Lowongan jabatan dapat terjadi karena ada pegawai yang mengundurkan diri,
pindah pekerjaan, dipensiun atau meninggal dunia.
b. Pegawai yang berasangkutan memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan dalam analisis jabatan.
c. Pegawai yang bersangkutan lulus dari
seleksi. (Wursanto I.G. 1989: 70).
Syarat-syarat
promosi pada umumnya meliputi hal-hal:
a. Kejujuran
Pegawai
harus jujur terutama pada dirinya sendiri, bawahannya, perjanjian-perjanjian
dalam menjalankan atau mengolah jabatan tersebut, harus sesuai kata dengan perbuatannya.
Dia tidak menyelewengkan jabatannya untuk kepentingan pribadinya.
b. Disiplin
Pegawai
harus disiplin pada dirinya, tugas-tugasnya serta mentaati peraturan-peraturan
yang berlaku baik tertulis maupun
kebahasaan. Disiplin pegawai sangat penting karena hanya dengan kedisiplinan
memungkinkannya lembaga dapat mencapai hasil yang optimal.
c. Prestasi kerja
Pegawai
itu mampu mencapai hasil kerja yang dapat dipertanggung jawabkan kualitas
maupun kuantitas dalam bekerja secara efektif dan efisien. Hal ini menunjukkan
bahwa pegawai dapat memanfaatkan waktu dan mempergunakan alat-alat dengan baik.
d. Kerjasama
Pegawai
dapat bekerjasama secara harmonis dengan sesama pegawai baik horisontal maupun
vertikal dalam mencapai sasaran lembaga. Dengan demikian akan tercipta suasana
kerja yang baik diantara semua pegawai.
e. Kecakapan
Pegawai
itu cakap, kreatif, dan inovatif dalam
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik tanpa mendapat bimbingan yang terus
menerus dari atasannya.
3.4 Bentuk-bentuk Promosi
Menurut
Hasibuan, bentuk promosi dapat
dibedakan menjadi empat,yaitu
a.
Promosi
sementara
Seorang pegawai dinaikkan jabatannya untuk sementara karena
adanya jabatan yang lowong yang harus diisi.
b.
Promosi
tetap
Seseorang pegawai dipromosikan dari suatu jabatan yang lebih
tinggi karena pegawai tersebut telah memenuhi syarat untuk dipromosikan.
c.
Promosi
kecil
Menaikkan jabatan seseorang pegawai dari jabatan yang tidak
sulit dipindahkan kejabatan yang sulit yang meminta keterampilan tertentu,
tetapi tidak disertai dengan kenaikan/peningkatan wewenang, tanggung jawab dan
gaji.
d.
Promosi
kering
Seorang pegawai dinaikkan jabatannya ke jabatan yang lebih
tinggi disertai dengan peningkatan pangkat, wewenang dan tanggung jawab tetapi
tidak disertai dengan kenaikan gaji.
Sedangkan Alex Nitisemito, membagi promosi
menjadi dua macam, yaitu
a. Promosi dari dalam
(dilaksanakan diantara para karyawan sendiri).
b. Promosi dari luar
(pengisian jabatan oleh orang yang sebelumnya tidak menjadi karyawan di
perusahaan tersebut).
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.1.1 Latihan
adalah aktivitas organisasi untuk memperbaiki dan mengembangkan kemampuan,
kecekapan, keterampilan atau sikap dan tingkah laku karyawan sesuai dengan kebutuhan organisasi.
4.1.2 Ada beberapa tujuan diadakannya latihan
pegawai kantor, diantaranya yaitu bekerja lebih efisien, mengurangi turnover
pegawai, meningkatkan kualitas produk, meningkatkan hasil kinerja pegawai.
4.1.3 Di
dalam pelatihan pegawai kantor, ada metode-metode tertentu yang dapat
digunakan. Pada pelaksanaan latihan dikenal adanya dua metode, yaitu on the job training dan off
the job training.
4.1.4 Promosi adalah perpindahan jabatan yang
lebih tinggi dan kenaikan jabatan yang disertai dengan perubahan status,
kekuasaan dan tanggung jawab yang lebih besar.
4.1.5 Tujuan diadakannya promosi adalah
mempertinggi semangat kerja, menjamin stabilitas pegawai, realisasi untuk
mengembangkan pegawai.
4.1.6 Menurut Hasibuan, bentuk promosi dapat
dibedakan menjadi empat yaitu promosi kering, promosi tetap, promosi sementara
dan promosi kecil.
4.2 Saran
4.2.1 Dalam mengadakan pelatihan pegawai, sebaiknya suatu kantor atau
perusahaan harus merencanakannya secara matang agar latihan dapat berjalan
secara efektif dan efisien.
4.3.1 Dalam mengadakan promosi, suatu kantor harus benar-benar
memperhatikan syarat-syarat promosi agar nantinya setelah orang yang
dipromosikan tersebut menempati jabatan baru dapat menjalankan tugas dengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Choyimah.2005. Pengaruh
Pengembangan Pegawai Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang.
www.digilib.unnes.ac.id diakses tanggal 19 September 2010
Handoko,Hani.2001.Manajemen Personalia dan Sumber Daya
Manusia.Yogyakarta:BPFE
Manulang.1987.Management Personalia.Jakarta:Ghalia
Indonesia
Moekijat. 1991.Latihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.Bandung:
Mandar Maju.
Moenir, A. S. 1987. Pendekatan Manusiawi dan Organisasi Terhadap
Pembinaan Kepegawaian. Jakarta: Gunung Agung.
Nitisemito, Alex, S.
1992. Manajemen Personalia Dan Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Soesanto,
Slamet.1995.Administrasi Kantor.
Manajemen Dan Aplikasi, Jakarta: Djambatan
Winardi. 1990. Managemen
Perkantoran Dan Pengawasan. Bandung: Mandar Maju
Wursanto, I.G. 1989. Manajemen Kepegawaian. Yogyakarta: Kanisius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar