Wikipedia

Hasil penelusuran

Minggu, 01 Februari 2015

HASIL BELAJAR



1.   Hakikat  Hasil Belajar

a.      Pengertian Belajar

       Belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik ataupun yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Hal lain yang juga selalu terkait dalam belajar adalah pengalaman, pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya (Sukmadinata, 2003).
Ada banyak ahli yang mempunyai pendapat yang berbeda tentang belajar. Menurut Syah (2006: 92),
Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengamatan dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sehubungan dengan pengertian itu perlu diutarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah dan jenuh tidak dapat dianggap sebagai proses belajar.

Menurut Jihad & Haris (2013: 1),
Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, hal ini berarti keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar peserta didik di sekolah dan lingkungan sekitarnya.

Pendapat yang mengemukakan bahwa belajar sebagai suatu proses juga dikemukakan oleh Soemarsono (2007: 34), “Belajar merupakan proses perubahan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan yang berlangsung secara terus menerus dalam periode waktu yang panjang”. Smaldino, Lowther & Russel (2012: 11), mendefinisikan “ Belajar merupakan pengembangan pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang baru ketika seseorang berinteraksi dengan informasi dan lingkungan.”

Aunurrahman (2012:36) mengungkapkan, “Belajar adalah setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman”. Sementara itu, Hamalik (2003: 16) menyajikan dua definisi yang umum tentang belajar, yaitu:
1)  Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening or behavior through experiencing).
2)  Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.

Slameto (2010: 2) mengemukakan bahwa, “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Pendapat yang sejenis juga dikemukakan oleh Purwanto (2013: 38), “Belajar adalah proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungannya untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya”.
Pendapat mengenai belajar juga dikemukakan oleh Riyanto (2010: 6), “Belajar adalah suatu proses untuk mengubah performansi yang tidak terbatas pada keterampilan, tetapi juga meliputi fungsi-fungsi seperti skill, persepsi, emosi, proses berpikir, sehingga dapat menghasilkan perbaikan performansi”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap akibat adanya interaksi antara individu dengan individu maupun individu dengan lingkungannya.

b. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) merujuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mngakibatkan berubahnya input secara fungsional. Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarakan (Purwanto, 2013).
Menurut Jihad & Haris (2013: 14), “hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.” Sementara itu, Hamalik (2003: 19) mengungkapkan, “Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap, serta apersepsi dan abilitas”.
Usman (2005) menyatakan hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan guru sebelumnya yang dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yakni domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Adapun rincian domain tersebut adalah sebagai berikut:
1)   Domain Kognitif: a) Pengetahuan, b) Pemahaman, c) Aplikasi atau penggunaan prinsip atau metode pada situasi yang baru, d) Analisa, e) Sintesa, dan f) Evaluasi
2)   Domain Kemampuan Sikap: a) Menerima atau memperhatikan, b)Merespon, c) Penghargaan, d) Mengorganisasikan, e)  Mempribadi (Mewatak)
3)   Ranah Psikomotorik: a) Menirukan, b) Memanipulasi, c) Keseksamaan, d) Artikulasi, d) Naturalisasi
(Bloom, 1956 cit Arifin, 2013)

Potensi perilaku untuk diubah, pengubahan perilaku dan hasil perubahan perilaku dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 2.1 Domain Hasil Belajar
INPUT
PROSES
HASIL
Siswa
a.    Kognitif
b.   Afektif
c.    Psikomotorik
Proses belajar mengajar
Siswa
a.      Kognitif
b.     Afektif
c.      Psikomotorik
Potensi perilaku yang dapat diubah
Usaha mengubah perilaku
Perilaku yang telah berubah:
a.     Efek pengajaran
b.     Efek pengiring
Sumber : Purwanto (2013: 49)
Jihad & Haris (2013: 19) mengungkapkan, “Perubahan salah satu atau ketiga domain yang disebabkan oleh proses belajar dinamakan hasil belajar.  Hasil belajar dapat dilihat dari ada tidaknya perubahan ketiga domain tersebut yang dialami siswa setelah proses belajar.”
Merujuk pemikiran Gagne cit Soeprijono (2013: 6), hasil belajar berupa:
1)  Informasi verbal yaitu kapabilitas yang mengungkapkan pengetahuan yang berbentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.
2)  Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang-lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis-fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip pengetahuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.
3)  Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4)  Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5)  Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Berdasarkan definisi mengenai hasil belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar yang terdiri dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

c.   Indikator Hasil Belajar

Pengajaran merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan, maka dapat ditentukan dua kriteria yang bersifat umum. Menurut Sudjana (2004)  kedua kriteria tersebut adalah:
1)      Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya
Kriteria dari sudut prosesnya menekankan kepada pengajaran sebagai suatu proses yang merupakan interaksi dinamis sehingga siswa sebagai subjek mampu mengembangkan potensinya melalui belajar sendiri. Untuk mengukur keberhasilan pengajaran dari sudut prosesnya dapat dikaji melalui beberapa persoalan di bawah ini:
a)       Apakah pengajaran direncanakan dan dipersiapkan terlebih dahulu oleh guru dengan melibatkan siswa secara sistematik?
b)       Apakah kegiatan siswa belajar dimotivasi oleh guru sehingga ia melakukan kegiatan belajar dengan penuh kesabaran, kesungguhan dan tanpa paksaan untuk memperoleh tingkat penguasaan, pengetahuan, kemampuan serta sikap yang dikehendaki dari pengajaran itu?
c)       Apakah guru memakai multimedia?
d)       Apakah siswa mempunyai kesempatan untuk mengontrol dan menilai sendiri hasil belajar yang dicapainya?
e)       Apakah proses pengajaran dapat melibatkan semua siswa dalam kelas?
f)        Apakah suasana pengajaran dan proses belajar mengajar cukup menyenangkan dan merangsang siswa belajar?
g)       Apakah kelas memiliki sarana belajar yang cukup kaya sehingga menjadi laboratorium belajar?
2)      Kriteria ditinjau dari hasilnya
Disamping tinjauan dari segi proses, keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil. Berikut ini adalah beberapa persoalan yang dapat dipertimbangkan dalam menentukan keberhasilan pengajaran ditinjau dari segi hasil atau produk yang dicapai siswa:
a)       Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses pengajaran nampak dalam bentuk perubahan tingkah laku yang menyeluruh?
b)       Apakah hasil belajar yang dicapai siswa dari proses pengajaran dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa?
c)       Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa tahan lama diingat dan mengendap dalam pikirannya serta cukup mempengaruhi perilaku dirinya?
d)       Apakah yakin bahwa perubahan yang ditunjukkan oleh siswa merupakan akibat dari proses pengajaran?

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa indikator hasil belajar dapat dilihat dari segi proses dan hasilnya. Oleh karena itu, dalam melakukan evaluasi hasil belajar siswa, seorang guru harus memperhatikan faktor-faktor yang terlibat dalam proses belajar dan mengevaluasi perubahan tingkah laku siswa setelah proses pembelajaran.

d.   Strategi Meningkatkan Hasil Belajar

Usman (2008: 34) mengungkapkan, “Hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan guru sebelumnya. Hal ini dipengaruhi pula oleh kemampuan guru sebagai perancang (desainer) proses belajar mengajar”.
Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa, disamping diukur dari segi prosesnya, artinya seberapa jauh tipe hasil belajar dimiliki siswa (Sudjana dan Ibrahim, 2002 cit Jihad dan Haris, 2013).
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang selama ini cenderung rendah, diperlukan beberapa strategi. Menurut Pristiani (2013), strategi untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik yaitu:
1)   Menyiapkan Fisik dan Mental Siswa
     Persiapkanlah fisik dan mental siswa. Karena apabila siswa tidak siap fisik dan mentalnya dalam belajar, maka pembelajaran akan berlangsung sia-sia atau tidak efektif. Dengan siap fisik dan mental, maka siswa akan bisa belajar lebih efektif dan hasil belajar akan meningkat. Semuanya di awali dengan sebuah niat yang baik. Mulailah dengan mengajari mereka memulai dengan baik.
2)   Meningkatkan Konsentrasi
     Lakukan sesuatu agar konsentrasi belajar siswa meningkat. Hal ini tentu akan berkaitan dengan lingkungan dimana tempat mereka belajar. Kalau disekolah pastikan tidak ada kebisingan yang membuat mereka terganggu. Kebisingan biasanya memang faktor utama yang mengganggu jadi pihak sekolah harus bisa mengatasinya.
3)   Meningkatkan Motivasi Belajar
Motivasi merupakan faktor penting dalam belajar. Tidak akan ada keberhasilan belajar diraih apabila siswa tidak memiliki motivasi yang tinggi. Pengajar dapat mengupayakan berbagai cara agar siswa menjadi termotivasi dalam belajar.
4)   Menggunakan Strategi Belajar
     Pengajar bisa juga harus membantu siswa agar bisa dan terampil menggunakan berbagai strategi belajar yang sesuai dengan materi yang sedang dipelajari. Setiap pelajaran akan memiliki karakter yang berbeda-beda sehingga strateginya juga berbeda pula.

5)   Belajar Sesuai Gaya Belajar
     Setiap siswa punya gaya belajar yang berbeda-beda satu sama lain. Pengajar harus mampu memberikan situasi dan suasana belajar yang memungkinkan agar semua gaya belajar siswa terakomodasi dengan baik. Pengajar harus bisa memilih strategi, metode, teknik dan model pembelajaran yang sesuai akan sangat berpengaruh.
6)   Belajar Secara Menyeluruh
     Maksudnya disini adalah mempelajari semua pelajaran yang ada, tidak hanya sebagiannya saja. Perlu untuk menekankan hal ini kepada siswa, agar mereka belajar secara menyeluruh tentang materi yang sedang mereka pelajari. Jadi, sangat perlu bagi pengajar untuk bisa mengajarkan kepada siswanya untuk bisa belajar secara menyeluruh.
7)   Membiasakan Berbagi
     Tingkat pemahaman siswa pasti berbeda-beda satu sama lainnya, maka siswa  diajarkan untuk bisa berbagi dengan yang lain. Sehingga mereka terbiasa juga mengajarkan atau berbagi ilmu dengan teman-teman yang lainnya.
        
Sementara itu, dalam paper yang dipublikasikan oleh Pennsylvania Department of Education’s (2012), ada beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Strategi tersebut adalah:
1)   Identifikasi program dan mengajar sesuai dengan konten yang ada dalam program pembelajaran.
2)   Menyiapkan dan merevisi rancangan instruksional.
3)   Menggunakan berbagai variasi strategi penyampaian dalam pembelajaran.
4)   Gunakan strategi instruksional tambahan untuk membantu siswa mencapai dan memahami isi pembelajaran.