Wikipedia

Hasil penelusuran

Minggu, 01 Februari 2015

MAKALAH PENGORGANISASIAN KANTOR DAN SISTEM PERKANTORAN



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
            Efektivitas dan efisiensi suatu pekerjaan perkantoran dibuat serta direncanakan dalam sebuah planning/perencanaan. Perencanaan mencakup kegiatan memilih misi, tujuan dan cara untuk mencapai tujuan. Setiap aktivitas maupun kegiatan yang dilakukan oleh individu atau organisasi didasarkan pada perencanaan yang matang.
Langkah selanjutnya adalah pembuatan atau pembagian tugas-tugas ke dalam struktur organisasi yang merupakan bagian fungsi manajemen organizing. pengorganisasian adalah suatu proses penetapan struktur peran yang dibutuhkan untuk memasukkan orang-orang ke dalam organisasi. Jadi pengorganisasian merupakan suatu proses dimana fungsi-fungsi operasional, manusia, dan fasilitas terkoordinasikan untuk mencapai sasaran organisasi.
Dalam suatu perkantoran, sistem dan prosedur harus diperhatikan dengan baik. Setiap uraian pekerjaan harus didukung oleh sistem dan prosedur kerja yang baik. Dengan sistem dan prosedur perkantoran yang baik, maka pekerjaan kantor akan lebih efektif dan efisien serta memudahkan suatu organisasi untuk mencapai tujuannya.

1.2  Rumusan Masalah
            Dari latar belakang diatas maka kami dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1.2.1    Apa yang dimaksud dengan organisasi dan pengorganisasian?
1.2.2    Apa yang dimaksud dengan prinsip-prinsip organisasi?
1.2.3    Hal apa yang mendasari dalam pembuatan keputusan utama suatu organisasi?
       1.2.4    Apa yang dimaksud dengan sistem, prosedur, metode serta teknik?
       1.2.5    Apa yang dimaksud dengan sistem perkantoran?
       1.2.6    Apa pentingnya sistem dan prosedur pengaturan pekerjaan kantor?
       1.2.7    Apa manfaat sistem dan prosedur perkantoran?

1.3  Tujuan Penulisan
       Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1.3.1    Untuk mengetahui tentang organisasi dan pengorganisasian.
1.3.2    Untuk mengetahui tentang prinsip-prinsip organisasi.
1.3.3    Untuk mengetahui tentang hal apa yang mendasari dalam pembuatan keputusan utama suatu organisasi.
       1.3.4    Untuk mengetahui tentang sistem, prosedur, metode serta teknik.
       1.3.5    Untuk mengetahui tentang sistem perkantoran
       1.3.6    Untuk mengetahui tentang sistem dan prosedur pengaturan pekerjaan kantor
       1.3.7    Untuk mengetahui manfaat sistem dan prosedur perkantoran.

1.4  Metode Penulisan
            Metode penulisan makalah ini adalah dengan metode studi pustaka, dengan referensi berbagai buku tentang administrasi perkantoran dan berbagai artikel yang bersumber dari internet.

               BAB II
PEMBAHASAN I

2.1  Arti Organisasi dan Pengorganisasian
       2.1.1    Pengertian Organisasi   
Berikut ini adalah beberapa pengertian organisasi menurut para ahli:
1.   Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk pencapaian suatu tujuan bersama (James D. Mooney).
2.   Organisasi adalah sesuatu kelompok orang-orang yang sedang bekerja ke arah tujuan bersama di bawah kepemimpinan (Ralp Currier Davis).
3.   Organisasi adalah kerangka struktur dimana pekerjaan dari banyak orang dilakukan untuk pencapaian maksun bersama. Sebagai demikian itu adalah suatu system mengenai penugasan pekerjaan diantara kelompok-kelompok orang yang mengkhususkan diri dalam tahap-tahap khusus dari suatu tugas bersama. Sebagai tambahan, organisasi adalah orang-orang yang bekerja sama, dan dengan demikian ini mengandung cirri-ciri dari hubungan-hubungan manusia yang timbul dalam aktivitas kelompok (John D. Millet).
4.   Organisasi adalah suatu kelompok orang yang dapat disamakan dengan menyumbangkan usaha mereka bagi tercapainya tujuan-tujuan (Dalton E. McFarland).
5.   Organisasi adalah setiap system kerjasama yang dijalankan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu apapun (The Liang Gie).
6.   Menurut Michael J. Jucius, istilah “organisasi” dipakai untuk menunjukkan pada suatu kelompok orang yang bekerja dalam hubungan yang saling bergantung kearah tujuan atau tujuan-tujuan bersama.
7.   Menurut Sondang P. Siagian (2001), hakikat organisasi dapat ditinjau dari dua sudut pandang:
Pertama: Organisasi dapat dipandang sebagai wadah, yaitu tempat kegiatan – kegiatan administrasi dan manajemen dijalankan dan sifatnya adalah “Relatif Statis”.
Kedua: Organisasi dapat dibedakan sebagai proses, yaitu interaksi antara orang – orang yang menjadi anggota organisasi dan sifatnya “Dinamis”.
·     Dari pengertian-pengertian diatas, kelompok kami merumuskan organisasi sebagai perserikatan/ perkumpulan yang terdiri dari dua orang atau lebih yang sepakat untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Sehingga dapat diketahui unsur-unsur organisasi antara lain adanya :
-         Dua orang atau lebih / kumpulan orang
-         Kerja sama
-         Tujuan bersama
Sedangkan beberapa pengertian mengenai organisasi perkantoran adalah sebagai berikut:
1.   Organisasi perkantoran adalah suatu proses yang menjadi tempat orang-orang berinteraksi untuk mencapai tujuan kantor.
2.   Organisasi perkantoran adalah suatu rangka dasar yang menjadi tempat orang-orang melangsungkan kegiatannya untuk menerima, menyimpan, mengolah, dan menyajikan informasi dan merawat aktiva.
3.   Organisasi perkantoran mencalup susunan staf dan alokasi tugas dan tanggung jawab dalam mengolah data, memasok informasi untuk pembuatan  keputusan dan merawat aktiva.
2.1.2    Pengertian Pengorganisasian
Berikut ini beberapa pengertian pengorganisasian menurut para ahli:
1.     Menurut The Liang Gie, pengorganisasian merupakan segenap rangkaian aktivitas merancang dan membangun struktur organisasi yang pokoknya berupa membagi-bagi dan mengelompok-kelompokkan bidang-bidang kerja serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan-hubungan kerja diantara orang-orang maupun bidang kerja. Pengorganisasian merupakan proses penciptaan struktur organisasi.
Sedangkan struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang mewujudkan pola tetap dari hubungan-hubungan diantara bidang-bidang kerja maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing dalam suatu system kerja sama.
2.     Menurut W.J.S.Purwadarminta dalam KBBI, pengorganisasian adalah proses, cara, perbuatan mengorganisasi.
3.     Menurut Ida Nuraida, pengorganisasian adalah suatu proses penetapan struktur peran yang dibutuhkan untuk memasukkan orang-orang ke dalam organisasi. Jadi pengorganisasian merupakan suatu proses dimana fungsi-fungsi operasional, manusia, dan fasilitas terkoordinasikan untuk mencapai sasaran organisasi.
·     Dari pengertian diatas, secara umum pengorganisasian dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pengelompokan dan penempatan orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk menciptakan organisasi yang dapat digerakkan se­bagai satuan kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

2.2  Prinsip Organisasi
                 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan W.J.S.Purwadarminta, prinsip diartikan sebagai asas (kebenaran yang  menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dsb). Setiap organisasi, baik organisasi publik maupun organisasi swasta perlu disusun dan dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu agar agar dapat dicapai hasil yang efektif dan efisien.. Prinsip-prinsip organisasi menjadi pedoman bagi pimpinan organisasi dalam menjalankan tugas-tugas manajerial maupun tugas pengorganisasian. Prinsip-prinsip organisasi berlaku secara universal, tetapi tidak mutlak. Berikut ini adalah prinsip-prinsip organisasi menurut pandangan beberapa ahli:
1.   Prinsip-prinsip organisasi menurut Henry Fayol
a.    Pembagian kerja, Prinsip ini sama dengan “pembagian kerja” Adam Smith. Spesialisasi menambah hasil kerja dengan cara membuat para pekerja lebih efisien.
b.   Wewenang, Manajer harus dapat member perintah. Wewenang memberikan hak ini kepadanya,. Tetapi wewenang berjalan seiring dengan tanggung jawab. Jika wewenang digunakan, timbullah tanggung jawab. Agar efektif, wewenang seorang manajer harus sama dengan tanggung jawabnya.
c.    Disiplin, Para pegawai harus mentaati dan menghormati peraturan yang mengatur organisasi. Disiplin yang baik merupakan hasil dari kepemimpinan yang efektif, suatu saling pengertian yang jelas antara manajemen dan para pekerja tentang peraturan organisasi serta penerapan hukuman yang adil bagi yang menyimpang dari peraturan tersebut.
d.   Kesatuan komando, Setiap pegawai seharusnya menerima perintah hanya dari seorang atasan.
e.    Kesatuan arah, Setiap kelompok aktivitas organisasi yang mempunyai tujuan sama harus dipimpin oleh seorang manjer dengan menggunakan sebuah rencana.
f.    Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan individu. Kepentingan seorang pegawai atau kelompok pegawai tidak boleh mendahulukan kepentingan organisasi secara keseluruhan.
g.   Remunarasi, Para pekerja harus digaji sesuai dengan jasa yang mereka berikan.
h.   Sentralisasi, ini merujuk kepada sejauh mana para bawahan terlibat dalam pengambilan keputusan. Apakah pengambilan keputusan itu disentralisasi (pada manajemen) atau disentralisasi (pada para bawahan) adalah proporsi yang tepat. Kuncinya terletak pada bagaimana menemukan tingkat sentralisasi yang optimal untuk setiap situasi.
i.     Rantai scalar, Garis wewenang dari manajemen puncak sampai ke tingkat yang paling rendah merupakan rantai scalar. Komunikasi harus mengikuti rantai ini. Tetapi, jika dengan mengikuti rantai tersebut malah tercipta kelambatan, komunikasi silang dapat diizinkan jika disetujui oleh semua pihak, sedangkan atasan harus diberitahu.
j.     Tata tertib, Orang dan bahan harus ditempatkan pada tempat dari waktu yang tepat.
k.   Keadilan, Para manajer harus selalu baik dan jujur terhadap para bawahan.
l.     Stabilitas masa kerja para pegawai, Perputaran (turnover) pegawai yang tinggi adalah tidak efisien. Manajemen harus menyediakan perencanaan personalia yang teratur dan memastikan bahwa untuk mengisi kekosongan harus selalu ada pengganti.
m. Inisiatif, Para pegawai yang diizinkan menciptakan dan melaksanakan rencana-rencana akan berusaha keras
n.   Esprit de corps, Mendorong team spirit akan mmembangun keselarasan dan persatuan di dalam organisasi (dari sebuah sumber buku)
2.  Prinsip Organisasi perkantoran menurut J.J.W. Neuner dan L.B. Keeling
J.J.W. Neuner dan L.B. Keeling menyatakan ada 8 (delapan) prinsip organisasi perkantoran yang esensial, meliputi
a.     Prinsip tujuan
Tujuan organisasi perkantoran atau kelompok fungsi dalam organisasi perkantoran mesti dirumuskan dan dimengerti oleh setiap personalis. Tujuan yang dimengerti akan berubah menjadi mitivasi untuk mencapainya.
b.     Prinsip kesatuan fungsi
Setiap organisasi perkantoran terdiri atas sejumlah fungsi yang mesti bekerja sama untuk mencapai tujuan utama organisasi perkantoran itu. Organisasi perkantoran merupakan suatu system yang terdiri atas sejumlah fungsi yang saling berhubungan dengan saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan.
c.      Prinsip hubungan individual
Organisasi perkantoran yang efektif terbentuk oleh pribadi-pribadi yang mesti melaksanakan pekerjaan. Kendatipun organisasi perkantoran itu merupakan sebuah system, namun individu-individulah yang menyelesaikan pekerjaannya masing-masing.
d.     Prinsip kesederhanaan
Organisasi perkantoran yang efektif bekerja berdasarkan atas kesederhanaan dan interelasi yang jelas. Kesederhanaan memudahkan para pelaksana untuk memahaminya, sedangkan interelasi yang jelas mengurangi keraguan.
e.      Prinsip wewenang sepadan dengan tanggung jawab
Setiap orang dalam organisasi perkantoran mesti diberi wewenang yang sesuai dengan tugas tanggung jawabnya sehingga ia dapat bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya tersebut.
f.       Prinsip laporan kepada atasan tunggal
Agar tiap personalia mengetahui dengan jelas kepada siapa ia melapor, maka tiap petugas dalm organisasi perkantoran tersebut harus menerima perintah dari dan bertanggung jawab hanya kepada satu orang atasan.
g.     Prinsip kepengawasan dan kepemimpinan
Kepemimpinan dan pengawasan yang efektif mesti ditegakan sehingga tujuan organisasi perkantoran itu dapat tercapai. Pengawasan yang efektif akan mencegah perubahan arah dalam mencapai tujuan. Sementara itu, pengawasan yang efektif pun merupakan proses belajar bagi organisasi di waktu yang akan datang.
h.     Prinsip jangkauan pengawasan
Agar pengawasan dan kepemimpinan dalam organisasi perkantoran efektif, jangkauan pengawasan di bawah pengawasan langsung dari seorang menejer kantor atau seorang pengawas seyogyanya dibatasi, semakin jauh pengawasan menejer kantor semakin besar kemungkinan menurunnya pertambahan kemampuan pengawasan. Gejala ini melahirkan apa yang disebut hukum semakin berkurangnya tambahan kemampuan pengawasan. Pada awalnya tambahan kemampuan pengawasan itu akan meningkat sampai mencapai titik optimum pengawasan. Setelah itu tambahan kemampuan pengawasan tersebut akan semakin berkurang, hingga akhirnya mencapai titik 0 (bahkan negatif atau kekecauan pengawasan).
3.  Prinsip organisasi menurut Prajudi Atmosudirjo
Menurut Prajudi Atmosudirjo, prinsip-prisip organisasi dirumuskan sebagai berikut.
a.     Prinsip tujuan
b.     Prisip pembagian kerja
c.      Prinsip pengembangan antara tugas, tanggungjawab dan wewenang
d.     Prinsip pelimpahan kekuasaan harus jelas batas-batasnya.
e.      Kesatuan komando
f.       Komunikasi
g.     Prinsip pengecekan
h.     Prinsip kontinuitas
i.       Prinsip saling asuh
j.       Prinsip kooordinasi
k.      Prinsip kehayatan
l.       Prinsip tahu diri
·       Secara umum, prinsip-prinsip yang harus ada dalam suatu organisasi adalah sebagai berikut:
a.      Perumusan Tujuan yang Jelas. Tujuan dan arah merupakan hal yang sangat penting dalam pembentukan suatu organisasi. Karena dari tujuan ini akan terlihat hasil yang akan dicapai baik itu secara fisik maupun non fisik.
b.     Pembagian kerja. Dalam pembentukan suatu organisasi harus terlihat dengan jelas akan pembagian kerja dari masing-masing unit (sub) organisasi, hal ini supaya tidak terjadinya tumpang tindih aktivitas dan dapat menghambat tercapainya suatu tujuan.
c.      Delegasi kekuasaan. Dengan adanya pembagian kerja tersebut yang jelas maka akan telihat pula garis komando dan delegasi kekuasaan (wewenang) dari masing-masing unit kerja.
d.     Rentang kekuasaan. Rentang kekuasaan merupakan penjabaran dari pendelegasian suatu kekuasaan. Parameter dan tolok ukur pun harus menjadi bagian dari rentang kekuasaan, sehingga tidak timbul diktatoris kekuasaan atau kesewenangan kekuasaan tersebut.
e.      Tingkat pengawasan. Penggambaran tingkat pengawasan yang timbul antar atasan dengan sub (unit) bawahannya harus lah terlihat dalam struktur organisasi tersebut. Sehingga batasan apa yang menjadi hak dan kewajiban baik itu atasan maupun bawahan akan tercipta.
f.      Kesatuan perintah dan tanggung jawab. Dengan tergambarnya struktur organisasi yang jelas maka kesatuan perintah atau komando akan terlihat pula. Begitu juga dengan tanggung jawab dari orang yang memberikan delegasi (perintah) akan nampak.
g.     Koordinasi. Ini pun harus terlihat dengan jelas dalam penyusunan suatu organisasi. Koordinasi dari masing-masing divisi atau unit kerja akan tercipta. Dengan demikian tujuan suatu organisasi ini akan semakin  cepat tercapai.
h.     Prinsip Fleksibilitas. Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika organisasi sendiri (internal factor) dan juga karena adanya pengaruh di luar organisasi (external factor), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuannya.
i.       Prinsip Keseimbangan. Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi. Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas/ kegiatan yang akan dilakukan.

2.3  Keputusan Utama Organisasi
Keputusan utama organisasi harus didasari berbagai pertimbangan, karena keputusan yang salah dapat mengakibatkan hal yang fatal dan gagalnya tujuan organisasi. Dalam membuat keputusan-keputusan itu didasari dengan rumusan-rumusan masalah sebagai berikut:
  1. Tipe pekerjaan dan fungsi apakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan?
2.     Seberapa efektifkah bila pekerjaan atau fungsi tersebut dipecah menjadi departemen atau pekerjaaan individual?
3.     Apa kualifikasi personel dan tipe personel yang diperlukan untuk mengemban fungsi tersebut?
4.     Fasilitas fisik seperti apa yang membuat para personel dapat menjalankan fungsinya secara efektif?

 BAB III
PEMBAHASAN II

3.1  Arti Sistem, Prosedur dan Metode serta Teknik
3.1.1   Pengertian Sistem
Pola sistem yang bekerja di dalam suatu manajemen kantor merupakan gambaran sempurna dari seluruh kantor untuk di ketahui, bahwa setiap pola sistem yang berlaku akan terdiri dari sejumlah prosedur.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sistem diartikan sebagai perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.
Sistem juga dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi.
Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu : tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan.
Contoh:
Suatu manajemen kantor yang memanfaatkan teknologi perkantoran dalam aktifitasnya merupakan proses mekanisme kerja sebagai suatu sistem, di mana pelaksanaannya diatur melalui prosedur-prosedur kerja yang telah ditetapkan, dengan berbagai metode tertentu pula yang dilaksanakan.
Penggunaan teknologi dalam manajemen perkantoran tanpa prosedur dan metode kerja yang telah berlaku, akan berakibat tidak beruntungnya suatu hasil kerja teknologi tersebut, terutama di dalam menghasilkan informasi.
3.1.2 Pengertian Prosedur
Prosedur merupakan urutan pekerjaan atau kegiatan yang terencana dengan tujuan untuk menangani aktifitas yang berulang. Contoh sederhana adalah penanganan surat masuk atau keluar, sejak dari penerimaan atau pembuatan sampai pada tahap akhir penyimpanan adalah merupakan rangkaian kerja/mekanisme sistem yang terdiri dari prosedur-prosedur kerja, demikian berulang-ulang pada setiap jenis kegiatan yang sama.
Menurut Moekijat, prosedur perkantoran adalah urutan langkah-langkah, dimana pekerjaan tersebut dilaksanakan, berhubungan dengan apa yang dilakukan, bagaimana melakukannya, dan siapa yang melakukannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan:
-        Metode-metode yang dibutuhkan untuk menangani aktivitas-aktivitas yang akan datang.
-        Urutan aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu
-        Pedoman untuk bertindak
       3.1.3 Pengertian Metode
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah,maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Menurut Moekijat (1995:106), metode menunjukkan cara pelaksanaan pekarjan dari suatu tugas yang terdiri atas satu atau lebih kegiatan yang bersifat tulis menulis oleh seorang pegawai. Dengan demikian serangkaian metode yang disusun akan membentuk suatu prosedur.
3.1.4 Pengertian Teknik           
Menurut W.J.S.Purwadarminta dalam KBBI, tenik adalah cara sistematis untuk mengerjakan sesuatu. Teknik juga dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan oleh seseorang untuk mengimplementasikan suatu metode.


3.2  Sistem Perkantoran
       Sistem perkantoran adalah segenap rangkaian prosedur yang telah menjadi pola kebulatan, tatakerja, dan tatatertib dalam penyelesaian suatu bidang kerja atau fungsi pokok di dalam suatu organisasi
·     Azas-azas umum sistem perkantoran yang baik
a.        Sistem Perkantoran yang baik mempunyai arus kerja yang baik tanpa hambatan
b.       Sistem Perkantoran yang baik menghindari terjadinya kekembaran kerja
c.        Sistem Perkantoran menghindari pula tulis-menulis yang tidak perlu
d.       Sistem Perkantoran menghindari perjalanan mondar mandir yang tidak perlu.
e.        Sistem Perkantoran memanfaatkan kelebihan spesialisasi dalam pelaksanaan kerja
f.     Sistem Perkantoran menjaga jumlah karyawan dan perbekalan kertas minimum
g.       Sistem Perkantoran yang baik menghindari pengecekan yang tidak perlu
h.       Sistem Perkantoran memanfaatkan sebaikbaiknya mesin-mesin
i.      Sistem Perkantoran yang baik harus berdasarkan azas kesederhanaan
·             Prinsip-Prinsip Pada Sistem Perkantoran :
a.      Sistem-sistem perkantoran hendaknya sederhana sehingga mempermudah pengawasan.
b.     Spesialisasi hendaknya dipergunakan sebaik-baiknya.
c.      Mencegah kekembaran pekerjaan terutama pada formulir-formulir.
d.     Sistem-sistem hendaknya fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kondisi-kondisi yang berubah.
e.      Pembagian tugas-tugas yang tepat.
f.      Penggunaan mesin-mesin perkantoran yang sebaik-baiknya.
g.     Pekerjaan tata usaha harus diselenggarakan sampai yang seminim-minimnya.

3.3  Pentingnya Sistem dan Prosedur Pengaturan Pekerjaan Kantor
       3.3.1 Pentingnya Sistem Pengaturan Pekerjaan Kantor
       Sistem pengaturan pekerjaan kantor sangat penting, karena dengan adanya sistem tersebut akan menimbulkan dampak-dampak positif bagi pekerjaan-pekerjaan dalam suatu kantor, diantaranya yaitu:
a.                                    Membuat pekerjaan kantor menjadi lebih lancar
b.                                    memberikan pengawasan yang lebih baik melalui pengarahan.
c.   Membuat koordinasi yang lebih baik diantara bagian-bagian yang berbeda.
d.   Dalam melaksanakan pekerjaan dengan formulir-formulir perkantoran dan alat-alat pekerjaan tata usaha yang sangat penting.
       3.3.2 Pentingnya Prosedur Pengaturan Pekerjaan Kantor
Dalam suatu organisasi, agar kinerja individu yang bekerjasama dalam suatu kelompok efektif, maka tugas yang paling penting bagi atasan adalah mengetahui bahwa individu-individu tersebut memahami akan tujuan yang hendak dicapai dan memahami bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Semakin jelas prosedur, maka bawahan semakin mengerti apa yang seharusnya dikerjakan dan apa yang seharusnya dicapai. Jadi  prosedur pengaturan pekerjaan kantor sangat penting kedudukannya, prosedur pengaturan pekerjaan kantor yang baik dapat bermanfaat sebagai berikut:
a.   Merencanakan secara seksama mengenai besarnya beban kerja yang optimal bagi masing-masing pegawai.
b.   Menciptakan koordinasi yang harmonis bagi setiap departemen dan antardepartemen.
c.   Mengakibatkan arus pekerjaan kantor menjadi lebih baik dan lebih lancar serta menciptakan konsistensi kerja
d.   Mendapatkan instruksi kerja yang dapat dimengerti oleh bawahan.
e.   Dihubungkan dengan alat-alat yang mendukung pekarjaan kantor serta dokumen kantor yang diperlukan.

3.4  Manfaat Sistem dan Prosedur Perkantoran
       3.4.1 Manfaat Sistem Perkantoran
     Sistem perkantoran memiliki beberapa manfaat sebagai berikut:
a.      Mengakibatkan pekerjaan kantor menjadi lebih lancar (artinya arus pekerjaan yang lebih baik).
b.     Memberikan pengawasan yang lebih baik mengenai apa yang dilakukan dan bagaimana pekerjaan tersebut dilakukan.
c.      Mengakibatkan penghematan dalam biaya tetap dan biaya tambahan.
d.     Mengakibatkan koordinasi yang lebih baik di antara bagian-bagian yang berlainan.
e.      Membantu dalam latihan pegawai-pegawai
f.    Dihubungkan dengan formulir perkantoran, alat pekerjaan tata usaha  yang penting.
       3.4.2 Manfaat Prosedur Perkantoran
Prosedur perkantoran sangat bermanfaat bagi tingkatan manajerial maupun non-manajerial dalam melaksanakan fungsi manajemen pada setiap bagian atau divisi. Manfaat-manfaat tersebut antara lain:
1.        Planning-controlling
a)       Mempermudah dalam pencapaian tujuan
b)       Merencanakan secara seksama mengenai besarnya beban kerja yang optimal bagi masing-masing pegawai.
c)       Menghindari pemborosan atau memudahkan penghematan biaya.
2.       Organizing
a)       Mendapatkan instruksi kerja yang dapat dimengerti oleh bawahan
b)       Dihubungkan dengan alat-alat yang mendukung pekerjaan kantor serta dokumen kantor yang diperlukan.
c)       Mengakibatkan arus pekerjaan akntor menjadi lebih baik dan lebih lancar serta menciptakan konsistensi kerja.
3.       Staffing-Leading
a)       Membantu atasan dalam memberikan pelatihan atau dasar-dasar instruksi kerja bagi pegawai baru dan pegawai lama.
b)       Atasan perlu mengadakan konseling bagi bawahan yang bekerja tidak sesuai dengan prosedur.
c)       Mempermudah penilaian terhadap bawahan.
4.       Coordination
a)       Menciptakan koordinasi yang harmonis bagi tiap departemen dan antar departmen.
b)       Menetapkan dan membadakan antara prosedur-prosedur rutin dan prosedur-prosedur independen.






BAB IV
PENUTUP

4.1  Kesimpulan
1.   Organisasi adalah perserikatan/ perkumpulan yang terdiri dari dua orang atau lebih yang sepakat untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Sehingga dapat diketahui unsur-unsur organisasi antara lain adanya :
-     Dua orang atau lebih / kumpulan orang
-     Kerja sama
-     Tujuan bersama
2.   Organisasi perkantoran adalah suatu proses yang menjadi tempat orang-orang berinteraksi untuk mencapai tujuan kantor.
3.   Pengorganisasian dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pengelompokan dan penempatan orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk menciptakan organisasi yang dapat digerakkan se­bagai satuan kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
4.   Secara umum, prinsip-prinsip yang harus ada dalam suatu organisasi adalah sebagai berikut:
a)     Perumusan Tujuan yang Jelas.
b)     Delegasi kekuasaan.
c)     Rentang kekuasaan.
d)     Tingkat pengawasan.
e)     Kesatuan perintah dan tanggung jawab.
f)      Koordinasi.
g)     Prinsip Fleksibilitas.
h)     Prinsip Keseimbangan.
5.   Dalam membuat keputusan-keputusan itu didasari dengan rumusan-rumusan masalah sebagai berikut:
a)     Tipe pekerjaan dan fungsi apakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan?
b)     Seberapa efektifkah bila pekerjaan atau fungsi tersebut dipecah menjadi departemen atau pekerjaaan individual?
c)     Apa kualifikasi personel dan tipe personel yang diperlukan untuk mengemban fungsi tersebut?
d)     Fasilitas fisik seperti apa yang membuat para personel dapat menjalankan fungsinya secara efektif?
6.       Sistem juga dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi.
7.       Prosedur perkantoran adalah urutan langkah-langkah, dimana pekerjaan tersebut dilaksanakan, berhubungan dengan apa yang dilakukan, bagaimana melakukannya, dan siapa yang melakukannya.
8.       Metode menunjukkan cara pelaksanaan pekarjan dari suatu tugas yang terdiri atas satu atau lebih kegiatan yang bersifat tulis menulis oleh seorang pegawai.
9.       Teknik dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan oleh seseorang untuk mengimplementasikan suatu metode.
10.    Sistem perkantoran adalah segenap rangkaian prosedur yang telah menjadi pola kebulatan, tatakerja, dan tatatertib dalam penyelesaian suatu bidang kerja atau fungsi pokok di dalam suatu organisasi
11.    Sistem dan prosedur perkantoran sangat penting, karena memiliki banyak manfaat untuk menambah efisiensi dan efektivitas pekerjaan kantor.

4.2  Saran
       1.  Setiap kantor hendaknya memiliki sistem dan prosedur perkantoran yang baik agar pekerjaan kantor dapat berjalan efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA

Atmosudirjo,Prajudi.1976.Kesekretarisan dan Administrasi Perkantoran.Jakarta:  Ghalia Indah
Nuraida,Ida.2008.Manajemen Administrasi Perkantoran.Yogyakarta:Kanisius
Purwadarminta,W.J.S.1990.Kamus Besar Bahasa Indonesia,Edisi Ke-Dua.Jakarta:Balai Pustaka
The Liang Gie.2006.Administrasi Perkantoran Modern,Edisi Ke- Empat. Yogyakarta:Liberty
Tjandra,Sheddy N.2008.Kesekretarisan Jilid I.Jakarta:Direktorat Pembinaan Pendidikan Dasar dan Menengah
Wursanto,Ign.2002.Dasar-dasar Ilmu Organisasi.Yogyakarta:Andi Offset
http://himanis-upnjatim.blogspot.com/2009/07/pengenalan-organisasi.html Diakses pada tanggal 20 April 2010 pukul 20.10 WIB
http://rakim-ypk.blogspot.com/2008/06/metode-penilitian.html Diakses pada tanggal 20 April 2010 pukul 20.30 WIB
http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/07/14-prinsip-organisasi-henry-fayol.html Di akses pada tanggal 20 April 2010 pukul 20.30 WIB
http://zanikhan.multiply.com/journal/item/1919 Diakses pada tanggal 20 April 2010 pukul 20.15 WIB


Tidak ada komentar:

Posting Komentar