Wikipedia

Hasil penelusuran

Jumat, 12 Juli 2013

PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN NON FORMAL UNTUK MENGEMBANGKAN KOPERASI DAN KEWIRAUSAHAAN DALAM RANGKA EKONOMI GLOBAL



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar  Belakang Masalah
Bangsa Indonesia merupakan bagian dari bangsa di dunia. Sebagai bangsa, kita tidak hidup sendiri melainkan hidup dalam satu kesatuan masyarakat dunia (world society). Kita semua merupakan makhluk yang ada di bumi. Karena itu, manusia secara alam, sosial, ekonomi, politik, keamanan, dan budaya tidak dapat saling terpisah melainkan saling ketergantungan dan mempengaruhi.
Era globalisasi yang merupakan era tatanan kehidupan manusia secara global telah melibatkan seluruh umat manusia. Secara khusus gelombang globalisasi itu memasuki tiga arena penting di dalam kehidupan manusia, yaitu arena ekonomi, arena politik, dan arena budaya. Jika masyarakat atau bangsa tersebut tidak siap menghadapi tantangan-tantangan global yang bersifat multidimensi dan tidak dapat memanfaatkan peluang, maka akan menjadi korban yang tenggelam di tengah-tengah arus globalisasi.
Globalisasi yang terjadi saat  ini membuat kegiatan ekonomi tidak lagi hanya ada pada lingkup internal suatu negara, namun sudah mampu membuat kegiatan ekonomi yang melibatkan banyak negara tanpa terhalang hambatan yang berarti. Batas-batas perekonomian semakin kabur dengan adanya globalisasi. Hal ini membuat semua pemerintahan dituntut untuk mempersiapkan perekonomian nasionalnya masing-masing supaya mampu menghadapi tantangan ekonomi global. Di tengah-tengah persiapan tiap pemerintahan menyiapkan perekonomiannya menghadapi persaingan global, krisis ekonomi yang menjalar dari satu negara ke negara lain menjadi semakin luas sehingga krisis ekonomi pun menjadi mengglobal. Hal ini harus direspon oleh setiap pemerintahan supaya tidak terkena dampak atau bahkan menjadi pengidap penyakit krisis ekonomi, tidak terkecuali pemerintah Indonesia.
Banyak upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah terkait upaya menghadapi persaingan global dan juga krisis ekonomi global yang sudah mulai menjalar sampai kawasan asia. Upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah baik melalui kebijakan yang sifatnya makro ataupun mikro ditujukan untuk mempersiapkan dan memperkuat perekonomian nasional. Perhatian penting yang seharusnya diberikan oleh pemerintah dalam rangka menghadapi ekonomi global yaitu pemberdayaan pendidikan non formal dalam mengembangkan koperasi dan kewirausahaan.

B.  Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.    Bagaimanakah cara memberdayakan pendidikan non formal untuk mengembangkan koperasi di Indonesia dalam rangka ekonomi global?
2.    Bagaimanakah cara memberdayakan pendidikan non formal untuk mengembangkan kewirausahaan di Indonesia dalam rangka ekonomi global?

C.  Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
1.    Untuk mengetahui ide-ide dalam memberdayakan pendidikan non formal untuk mengembangkan koperasi di Indonesia dalam rangka ekonomi global.
2.    Untuk mengetahui ide-ide dalam memberdayakan pendidikan non formal untuk mengembangkan kewirausahaan di Indonesia dalam rangka ekonomi global.








BAB II
PEMBAHASAN

Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hal ini berarti yang dimaksud dengan pendidikan nonformal adalah pendidikan yang dilaksanakan diluar pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Beberapa contoh pendidikan nonformal adalah lembaga pelatihan keterampilan khusus dan pelatihan-pelatihan dalam berbagai bidang.
Pendidikan Non Formal (Pendidikan Luar Sekolah) merupakan bagian integral dari pembangunan pendidikan nasional yang diarahkan untuk menunjang upaya peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia yang cerdas, sehat, terampil, mandiri dan berakhlak mulia sehingga memiliki ketangguhan dalam menghadapi berbagai tantangan. Pembangunan Pendidikan Non Formal (PNF) secara bertahap terus dipacu dan diperluas guna memenuhi kebutuhan belajar masyarakatyang tidak mungkindapat terlayani melalui jalur pendidikan formal (PF). Sasaran pelayanan PNF diprioritaskan pada warga masyarakat yang tidak pernah sekolah, putus sekolah penganggur/miskin dan warga masyarakat lain yang ingin belajar untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilannya sebagai bekal untyk dapat hidup lebih layak.
Pendidikan nonformal di Indonesia masih dipandang sebelah mata oleh banyak kalangan. Padahal peran dan fungsinya dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia tak kalah penting jika dibandingkan dengan pendidikan formal. Malahan dalam banyak hal, tugas pendidikan nonformal jauh lebih berat karena harus melayani segmen-segmen masyarakat tertinggal, terpinggir, dan mereka yang tidak bisa mengakses pendidikan formal.
Pendidikan nonformal dapat dijadikan sebagai salah satu senjata dalam menghadapi ekonomi global. Pendidikan nonformal memberikan sumbangan yang tidak kalah besar dengan pendidikan formal dalam upaya pengembangan perekonomian. Beberapa bidang perekonomian yang dapat dikembangkan oleh sektor pendidikan nonformal adalah koperasi dan kewirausahaan.

A.      MEMBERDAYAKAN PENDIDIKAN NON FORMAL UNTUK MENGEMBANGKAN KOPERASI DI INDONESIA DALAM RANGKA EKONOMI GLOBAL
                        Koperasi di Indonesia, menurut UU No.25 tahun 1992, didefinisikan sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Menurut UU No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa koperasi memiliki fungsi dan peranan antara lain yaitu mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat, berupaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia, memperkokoh perekonomian rakyat, mengembangkan perekonomian nasional, serta mengembangkan kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa. Seiring berjalannya waktu terdapat revisi undang-undang koperasi tersebut, Undang-Undang No.25 Tahun 1992 diganti dengan Undang-Undang No.17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, dalam Undang-Undang Koperasi yang baru ini, definisi Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.
Koperasi juga merupakan  salah satu tiang penyangga perekonomian nasional selain Badan Usaha Milik Negara (BUMN/D). Maka koperasi sebagai badan usaha dan sekaligus lembaga ekonomi yang mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang memiliki nilai jati diri yang berbeda dengan organisasi ekonomi lainnya, maka koperasi diharapkan juga mampu berperan aktif sebagai lembaga yang dapat melaksanakan fungsi fungsi sosialnya.
Kegiatan usaha koperasi, merupakan penjabaran dari Undang Undang Dasar (UUD) 1945 pasal 33 ayat (1). Dengan adanya penjelasan UUD 1945 pasal 33 ayat (1), koperasi berkedudukan sebagai sokoguru perekonomian nasional, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem perekonomian nasional.
Sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berusaha menggerakkan potensi sumber daya ekonomi demi memajukan kesejahteraan anggota. Karena sumber daya ekonomi tersebut terbatas dan dalam mengembangkan koperasi harus mengutamakan kepentingan anggota. Maka koperasi harus mampu bekerja seefisien mungkin dan menjalankan prinsip-perinsip koperasi serta kaedah-kaedah ekonomi tersebut.
Ide-ide yang dapat dikembangkan dalam memberdayakan pendidikan nonformal untuk mengembangkan koperasi di Indonesia yaitu:
1.    Mengadakan Kursus Perkoperasian bagi Pengurus Koperasi
Untuk meningkatkan keterampilan manajemen pengurus, badan pemeriksa, manajer dan karyawan hendaknya pemerintah mengadakan kursus-kursus perkoperasian secara berkala agar koperasi dapat terus berkembang di tengah arus ekonomi global.
Dengan diadakannya kursus maka akan mampu membangun koperasi yang diarahkan dan difokuskan pada upaya-upaya untuk: (i) membenahi dan memperkuat tatanan kelembagaan dan organisasi koperasi di tingkat makro, meso, maupun mikro, guna menciptakan iklim dan lingkungan usaha yang kondusif bagi kemajuan koperasi serta kepastian hukum yang menjamin terlindunginya koperasi dan/atau anggotanya dari praktek-praktek persaingan usaha yang tidak sehat; (ii) meningkatkan pemahaman, kepedulian dan dukungan pemangku kepentingan (stakeholders) kepada koperasi; dan (iii) meningkatkan kemandirian gerakan koperasi.

2.    Optimalisasi Pelatihan Bagi Calon Pengurus Koperasi
Pelatihan bagi calon pengurus koperasi penting dilakukan untuk meningkatkan kualitas kelembagaan dan organisasi koperasi agar koperasi mampu tumbuh dan berkembang secara sehat sesuai dengan jati dirinya menjadi wadah kepentingan bersama bagi anggotanya untuk memperoleh efisiensi kolektif, sehingga citra koperasi menjadi semakin baik. Dengan demikian diharapkan kelembagaan dan organisasi koperasi di tingkat primer dan sekunder akan tertata dan berfungsi dengan baik; infrastruktur pendukung pengembangan koperasi semakin lengkap dan berkualitas; lembaga gerakan koperasi semakin berfungsi efektif dan mandiri; serta praktek berkoperasi yang baik (best practices) semakin berkembang di kalangan masyarakat luas.
3.    Mengadakan Pelatihan bagi Anggota Koperasi
Selain sebagai lembaga ekonomi dan kemasyarakatan/sosial, koperasi juga sebagai lembaga organisasi pendidikan. Koperasi dapat mengadakan pelatihan-pelatihan di bidang pertanian atau bidang lainnya sesuai dengan bidang usaha para anggotanya.
4.    Pendidikan Perkoperasian bagi Masyarakat
Perlu diadakan pendidikan dan sosialisasi tentang perkoperasian dalam rangka pengembangan sosial kapital kelompok masyarakat, membangun sistem perberdayaan ekonomi masyarakat, memacu pengembangan usaha produktif, menumbuhkan jiwa kewirakoperasian dan mekanisme pembentukan koperasi.
5.    Pendirian Koperasi Serba Usaha di Setiap Desa oleh Pemerintah Setempat
Sebuah kelompok masyarakat pastilah mempunyai kebutuhan yang bermacam-macam walaupun ada beberapa kebutuhan yang sama. Banyaknya jenis kebutuhan masyarakat ini dapat dimanfaatkan untuk membangun suatu koperasi di suatu lingkungan. Ide untuk membangun koperasi di setiap desa atau kelurahan ini muncul karena alasan tersebut. Alasan lain adalah karena pemerintah desa mempunyai kekuatan yang cukup untuk membangun jaringan dan membentuk kelompok-kelompok kecil dalam masyarakat untuk membentuk koperasi. Jika dikelola dengan baik, maka manfaat tidak hanya dapat diperoleh oleh kelompok pembentuk koperasi dan pemerintah sebagai pelopor berdirinya suatu koperasi di satu lingkup desa atau kelurahan. Lebih jauh daripada itu, masyarakat luas akan lebih tertolong dengan adanya koperasi di lingkungan desa atau kelurahan.
Koperasi serba usaha dipilih dengan alasan bahwa setiap kelompok masyarakat mempunyai kebutuhan yang beragam. Ini merupakan peluang yang baik jika dilihat dari sisi usaha. Masyarakat dapat terpenuhi segala kebutuhannya jika koperasi mampu diberdayakan dengan maksismal. Selain itu, adanya koperasi juga akan merangsang pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitarnya karena banyak ide yang dimiliki masyarakat untuk memulai usaha tapi kekurangan dana untuk modal sehingga koperasi dapat mengambil peran sebagai penyedia dana. Sumber dana koperasi dapat diperoleh dari kelompok masyarakat yang dapat dirangkul pemerintah desa untuk mendirikan koperasi dan tidak menutup kemungkinan ada pos anggaran desa atau kelurahan.
6.  Mengadakan Penyuluhan tentang Koperasi kepada Masyarakat
Memberikan penyuluhan kepada masyarakat agar koperasi semakin berperan dalam meningkatkan kesejahteraan. Kesadaran berkoperasi sebagian anggota masih sangat rendah karena pengalaman traumatik masa lalu. Pengalaman masa lalu yang mengakibatkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap koperasi, sebagai berikut :
a.       Banyak penyelewengan, perselisihan, dan pemborosan yang dilakukan pengurus koperasi, sehingga koperasi sering mengalami kerugian
b.      Koperasi digunakan sebagia alat politik oleh PKI untuk memperkokoh kehidupan partainya


B.       MEMBERDAYAKAN PENDIDIKAN NONFORMAL UNTUK MENGEMBANGKAN KEWIRAUSAHAAN DI INDONESIA DALAM RANGKA EKONOMI GLOBAL
Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.
Kewirausahaan dapat membantu proses pembangunan ekonomi suatu negara. Hal ini dikarenakan dalam suatu kewirausahaan terdapat kreativitas, intuisi dan mampu memanfaatkan peluang yang berorientasi terhadap kebutuhan manusia dan sejalan dengan tren yang ada di negara-negara maju dimana wirausaha sangat menonjol memainkan peranan penting dan bermutu dalam masyarakat.
Untuk membentuk masyarakat yang mempunyai jiwa wirausaha yang baik, diperlukan suatu proses pendidikan kewirausahaan dalam masyarakat. Pendidikan nonformal menjadi satu alternatif terbaik dalam menjalankan proses pengenalan sampai pengawasan kewirausaahaan oleh masyarakat. Ide- ide yang terkait dengan pemberdayaan sektor pendidikan nonformal untuk mengembangkan kewirausahaan  dalam rangka ekonomi global antara lain:

1.        Memberikan Pelatihan Kewirausahaan Kelompok Pemuda Pedesaan atau Karang Taruna
Jumlah pengangguran di Indonesia ternyata lebih banyak terdapat di daerah pedesaan. Selain dikarenakan tingkat pendidikan rata-rata masyarakat   masih rendah, sehingga sulit untuk dapat terserap oleh dunia kerja, juga ada beberapa faktor lainnya seperti terbatasnya akses pendidikan untuk beberapa daerah tertentu di Indonesia.
Pelatihan kewirausahaan sangat penting diberikan kepada para pemuda mengingat pemuda merupakan generasi penerus bangsa. Di berbagai daerah terpencil di Indonesia banyak pemuda yang belum memperoleh pendidikan formal, oleh karena itu pemberian pendidikan nonformal dalam bentuk pelatihan kewirausahaan ini sangat perlu dilakukan untuk membekali mereka dengan ilmu-ilmu yang tidak bisa mereka akses melalui pendidikan formal.
Melalui pelatihan kewirausahaan, pemuda diberikan pengenalan tentang kewirausahaan, motivasi serta pemberian keterampilan-keterampilan yang akan membekali mereka untuk hidup di masyarkat. Dengan bekal pengetahuan tentang kewirausahaan dan keterampilan mereka diharapkan mampu mandiri untuk mendirikan usaha yang akan mendatangkan penghasilan bagi mereka.
Dengan demikian, jumlah pengangguran dapat berkurang dan perekonomian negara di tengah ekonomi globalpun dapat terbantu dengan meningkatnya jumlah wirausaha, terutama wirausaha di daerah pedesaan.
2.        Pemberian Kursus Kewirausahaan bagi  kaum Perempuan terutama di wilayah pedesaan
Seiring dengan kemajuan pembangunan dan terbukanya arus globalisasi dan informasi, serta meningkatnya tingkat pendidikan perempuan, meskipun tetap lebih rendah dari pada tingkat pendidikan laki-laki sebagai ditunjukkan data BPS tahun 2000, perempuan Indonesia sudah keluar dari tembok batas rumahnya untuk bekerja dan berkarya, baik sebagai pegawai pemerintah, karyawati, perusahaan baik nasional maupun multinasional, serta sebagai pengusaha, dengan tidak mengabaikan peran utamanya sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya.
                        Hal tersebut menandakan bahwa perempuan juga merupakan aset penting yang dapat dikembangkan untuk membangun perekonomian di suatu negara.
                        Pemberdayaan perempuan untuk mendukung perekonomian di era global ini dapat dilakukan dengan pemberian kursus kewirausahaan. Kursus kewirausahaan bagi perempuan dapat dilakukan dengan memberikan pengetahuan-pengetahuan tentang kewirausahaan, pemberian keterampilan seperti memasak, menjahit, membuat kerajinan tangan, dsb.
                        Pembekalan ilmu tentang kewirausahaan dan keterampilan ini dapat mendorong tumbuhnya UMKM di Indonesia sehingga akan mendorong tumbuhnya perekonomian negara di era global.
3.        Membangun Perilaku Wirausaha melalui Majelis Taklim
Majelis Ta’lim merupakan salah satu wadah dalam pendidikan nonformal yang sangat berkaitan erat dengan kegiatan keagamaan. Sebagai lembaga dakwah islam, majlis taklim mempunyai peranan yang strategis dalam masyarakat. Selain berfungsi sebagai tempat menimba ilmu agama bagi masyarakat, majelis taklim juga merupakan media konsolidasi bagi jamaah untuk melaksanakan kegiatan lainnya baik sosial maupun ekonomi.
Dalam hal kegiatan yang menyangkut dengan ekonomi, majelis taklim dapat digunakan sebagai wadah untuk membangun perilaku berwirausaha masyarakat. Membangun perilaku Wirausaha tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan acara-acara seperti penanaman tanaman semusim, peremajaan karet, pemberian keterampilan, dsb. Melalui kegiatan tersebut jamaah majelis ta’lim akan mendapatkan penghasilan, karena hasil dari tanaman dan keterampilan yang dibuat dijual kepada masyarakat. Hal ini tentunya akan menumbuhkan perilaku wirausaha bagi masyarakat.
4.        Mendirikan Pelatihan Kemitraan dengan Lembaga
Pusat Pengembangan Pendidikan Non Formal dapat melakukan kemitraan dengan lembaga maupun individu-individu yang mempunyai kepedulian dan keterkaitan dengan kewirausahaan dengan mendirikan suatu kursus kewirausahaan bagi masayarakat yang membutuhkan. Dengan demikian masyarakat yang ingin mempelajari tentang kewirausahaan dapat terfasilitasi dengan adanya pelatihan-pelatihan tersebut.


5.        Pembukaan Lembaga Pelatihan Keterampilan Berwirausaha oleh Swasta
Pendayagunaan sektor pendidikan nonformal dalam membangkitkan perekonomian melalui kewirausahaan menjadi satu peluang usaha juga bagi pihak swasta. Dalam hal ini, swasta dapat mendirikan lembaga-lembaga pelatihan keterampilan berwirausaha. Lembaga-lembaga yang dibentuk oleh pihak swasta ini tidak masuk dalam jenjang pendidikan formal. Namun, lama kelamaan bisa saja lembaga ini menjadi bagian dari pendidikan formal. Hal ini dapat dilihat dari beberapa contoh lembaga seperti Universitas Ciputra yang bermula dari program pelatihan biasa yang kemudian menjadi sebuah lembaga pendidikan formal.
6.        Memberdayakan Pengangguran Perkotaan melalui Pelatihan Kewirausahaan
Menurut survey Badan Pusat Statistik hingga Februari 2013 jumlah pengangguran di Indonesia saat ini adalah 7,17 juta. Angka ini menunjukkan bahwa jumlah pengangguran di Indonesia masih relatif besar. Untuk menurunkan angka pengangguran di Indonesia yang masih relatif besar tersebut dapat dilakukan melalui upaya pemberdayaan pengangguran perkotaan melalui pelatihan kewirausahaan.
                        Pendidikan nonformal sebagai proses pemberdayaan dapat dinyatakan sebagai suatu alat yang dapat membantu masayarakat dalam hal ini kelompok pengangguran perkotaan. Pendidikan nonformal dan pelatihan kewirausahaan kelompok penganguran perkotaan yang terorganisir merupakan dua mata rantai yang beriringan dalam kehidupan di masyarakat. Penciptaan unit-unit kecil yang terorganisir dalam  untuk kegiatan pelatihan kewirausahaan harus dibuat sebanyak mungkin. Aktifitas kewirausahaan yang tercipta itu dikembangkan dengan melalui pelatihan-pelatihan kewirausahaan perkotaan secara berkala dan berkelanjutan. Dengan demikian unit-unit terkecil kegiatan kewirausahaan tersebut akan terus meningkat kualitasnya.
                        Dengan adanya pelatihan kewirausahaan bagi para pengangguran di perkotaan, maka akan melahirkan calon-calan wirausaha baru yang nantinya diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri sehingga dapat menurunkan jumlah pengangguran yang ada. Hal tersebut sekaligus mampu mendorong terciptanya pertumbuhan ekonomi di Indonesia di era ekonomi global.





























BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1.    Ide-ide dalam memberdayakan pendidikan nonformal untuk mengembangkan koperasi dalam rangka ekonomi global yaitu:
a.    Mengadakan kursus perkoperasian bagi pengurus koperasi
b.    Optimalisasi pelatihan bagi calon pengurus koperasi
c.    Mengadakan pelatihan bagi anggota koperasi
d.   Pendidikan perkoperasian bagi masyarakat
e.    Pendirian Koperasi serba usaha di setiap daerah oleh pemerintah
f.     Mengadakan Penyuluhan tentang Koperasi kepada Masyarakat
2.    Ide-ide dalam memberdayakan pendidikan nonformal untuk mengembangkan kewirausahaan dalam rangka ekonomi global yaitu:
a.    Memberikan Pelatihan Kewirausahaan Kelompok Pemuda Pedesaan atau Karang Taruna
b.    Pemberian Kursus Kewirausahaan bagi  kaum Perempuan terutama di wilayah pedesaan
c.    Membangun Perilaku Wirausaha melalui Majelis Taklim
d.   Pembukaan Lembaga Pelatihan Keterampilan Berwirausaha oleh Swasta
e.    Mendirikan Pelatihan Kemitraan dengan Lembaga
f.     Mlemberdayakan Pengangguran Perkotaan melalui Pelatihan Kewirausahaan

B. Saran
Sebaiknya pemerintah harus lebih mengoptimalkan program-program di sektor pendidikan nonformal dalam hal koperasi dan kewirausahaan agar kedua aset perekonomian tersebut dapat terus berkembang di tengah  berlangsungnya ekonomi global.


DAFTAR PUSTAKA


Alma,Bukhari.2007.Kewirausahaan.Bandung:Alfabeta
Karmila.2007.Koperasi Sebagai Penggerak Perekonomian.Klaten:Cempaka Putih
Khoiri,Miftahul.2011. Bagaimana Koperasi Menghadapi Era Globalisasi.diakses dari http://mifjava.blogspot.com/2011/10/bagaimana-koperasi-menghadapi-era.html tanggal 30 Mei 2013
P2PNFI.2010.Membangun Budaya Intrapreneurship di Lingkungan Pendidikan Non Formal.Bandung:P2PNFI


Tidak ada komentar:

Posting Komentar