Wikipedia

Hasil penelusuran

Minggu, 11 Januari 2015

makalah PELATIHAN DAN PROMOSI PEGAWAI KANTOR



BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang Masalah
          Organisasi merupakan suatu organisme. Sebagai lembaga atau organisasi, setiap organisasi harus terus menerus bertumbuh baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Kemampuan bertumbuh ini memungkinkannya tangguh bukan saja dalam mempertahankan eksistensinya akan tetapi juga dalam mengembangkan dirinya secara mantap dalam rangka pencapaian tujuan. Salah satu bentuk organisasi formal yakni organisasi perkantoran.
          Kantor merupakan tempat diselenggarakannya kegiatan registrasi (pencatatan), komputasi (pengolahan), komunikasi dan informasi. Kegiatan  tersebut ditujukan untuk menyediakan keterangan atau informasi yang lengkap dan akurat, memberikan pelayanan kepada para pengguna informasi secara optimal. Semua kegiatan bermuara untuk pencapaian tujuan yang tentunya tidak akan terlepas dari adanya dukungan personel kantor.
          Personel kantor harus memiliki keterampilan, pengetahuan, dan kecakapan yang cukup dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam kantor dimana ia bekerja. Untuk memperdalam keterampilan dan untuk menambah pengetahuan, kecakapan serta kemampuan para pegawai kantor maka diperlukan pelatihan pegawai kantor secara berkala.
Pelatihan adalah salah satu cara yang dipergunakan perusahaan atau kantor dalam mempersiapkan promosi. Untuk mempersiapkan sebuah promosi maka dasar yang dipakai adalah data-data yang objektif setiap karyawan yaitu umur, status perkawinan, pendidikan, pengalaman, kemampuan khusus dan kondisi fisik. Data pribadi tersebut disertakan dalam rangkuman pengalaman kerja, tingkah laku pekerja selama melaksanakan tugas yang tercantum dalam evaluasi berkala.
Karena pentingnya pembahasan mengenai pelatihan pegawai kantor dan promosi, maka kami akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan pegawai kantor dan promosi pegawai kantor dalam makalah ini.
1.2    Rumusan Masalah
          Dari latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
         1.2.1  Apakah yang dimaksud dengan latihan?
         1.2.2  Apa sajakah manfaat latihan pegawai kantor?
         1.2.3  Apakah tujuan latihan pegawai kantor?
         1.2.4  Hal apa saja yang harus diperhatikan dalam perencanaan latihan?
         1.2.5  Apa saja metode yang digunakan dalam pelatihan pegawai kantor?
         1.2.6  Apa saja ukuran yang dapat digunakan dalam mengevaluasi latihan?
         1.2.7  Apa sajakah keuntungan dan kerugian latihan pegawai kantor?
         1.2.8  Apakah yang dimaksud dengan promosi pegawai kantor?
         1.2.9  Apa saja manfaat dan tujuan promosi?
         1.2.10 Apa saja dasar-dasar dan syarat-syarat promosi?
         1.2.11 Apa saja bentuk-bentuk promosi pegawai kantor?
1.3    Tujuan Penulisan
         Tujuan penulisan makalah ini adalah
         1.3.1  Untuk mengetahui pengertian latihan pegawai kantor
         1.3.2  Untuk mengetahui  manfaat latihan pegawai kantor
         1.3.3  Untuk mengetahui tujuan latihan pegawai kantor
         1.3.4  Untuk mengetahui apa saja yang harus diperhatikan dalam perencanaan latihan pegawai kantor
         1.3.5  Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam pelatihan pegawai kantor
         1.3.6  Untuk mengetahui  ukuran yang dapat digunakan dalam mengevaluasi latihan pegawai kantor
         1.3.7  Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian latihan pegawai kantor
         1.3.8  Untuk mengetahui tentang  promosi pegawai kantor
         1.3.9  Untuk mengetahui  manfaat dan tujuan promosi
         1.2.10 Untuk mengetahui  dasar-dasar dan syarat-syarat promosi
         1.2.11 Untuk mengetahui bentuk-bentuk promosi pegawai kantor
1.4    Metode Penulisan
          Dalam penulisan makalah ini, metode yang kami gunakan adalah studi pustaka, dengan berbagai referensi baik dari buku maupun internet.






















BAB II
PEMBAHASAN I

2.1    Pengertian Latihan Pegawai Kantor
                                    Ada beberapa pengertian latihan menurut para ahli, diantaranya yaitu:
1.   Menurut Alex Nitisemito
     Latihan / Training adalah suatu kegiatan dari perusahaan yang bermaksud untuk dapat memperbaiki dan memperkembangkan sikap, tingkah laku, ketrampilan, dan pengetahuan dari para karyawannya sesuai dengan keinginan dari perusahaan yang bersangkutan.
2.   Menurut Hani Handoko
Latihan adalah suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk memperbbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin.
3.   Menurut Slamet Soesanto
Pelatihan merupakan satu proses pengungkapan sifat-sifat karyawan yang tersusun secara sistematis yang akan diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
4.  Latihan menurut Edwin B. Flippo
Latihan adalah tindakan untuk meningkatkan pengetahuan, kecakapan seorang pegawai untuk melaksanakan suatu pekerjaan tertentu.
  5.  Menurut Michael J. Jucius
Latihan sebagai suatu proses peningkatan sikap, kemampuan dan kecakapan dari para pegawai untuk menyelenggarakan pekerjaan khusus.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa latihan adalah aktivitas organisasi untuk memperbaiki dan mengembangkan kemampuan, kecekapan, keterampilan atau sikap dan tingkah laku  karyawan sesuai dengan kebutuhan organisasi.

2.2    Manfaat Latihan Pegawai Kantor
            Ada beberapa manfaat yang diperoleh dari adanya latihan pegawai kantor, berikut ini akan diuraikan beberapa manfaat latihan pegawai kantor menurut para ahli:
1.     Menurut Manullang, manfaat yang diperoleh dengan adanya latihan, mencakup:
a.   Memudahkan pelaksanaan tugas
     Dengan latihan atau pendidikan seseorang lebih mudah dalam melaksanakan tugasnya dan menjamin tersedianya tenaga-tenaga dalam perusahaan yang mempunyai keahlian.
b.   Membantu stabilitas pegawai
     Dengan adanya latihan, stabilitas pegawai dapat dijaga dan mendorong karyawan untuk betah bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
c.   Bekerja lebih efisien
     Apabila karyawan menerima latihan dibawah pengawasan instruktur ahli mereka maka karyawan berkembang lebih cepat dan lebih baik serta lebih efisien.
2.     Menurut Hani Handoko, latihan dan pengembangan karyawan akan memberikan beberapa manfaat, yaitu
a.   Menghilangkan kebiasaan kerja yang jelek
Para karyawan perlu dilatih untuk mengurangi dan menghilangkan kebiasaan kerja yang  jelek atau untuk mempelajari keterampilan bau yang dapat meningkatkan prestasi kerja.
b.   Karier jangka panjang
Latihan atau pengembangan mempunyai berbagai manfaat karier jangka panjang yang membantu karyawan utnuk tanggungjawab lebih besar di waktu yang akan datang.
c.   Mengurangi pemborosan, absensia, keluhan yang berkepanjangan dan perputaran tenaga kerja.
3.     Menurut Alex Nitisemito, manfaat (sasaran) latihan adalah sebagai berikut
a.      Pekerjaan diharapkan lebih cepat dan lebih baik.
b.     Penggunaan bahan dapat lebih dihemat.
c.      Penggunaan peralatan dan mesin diharapkan lebih tahan lama.
d.     Angka kecelakaan diharapkan lebih kecil.
e.      Tanggung jawab diharapkan lebih besar.
f.      Biaya produksi diharapkan lebih rendah.
g.     Kelangsungan perusahaan diharapkan lebih terjamin.
4.     Menurut Proctor dan Thorton, manfaat dari latihan adalah sebagai berikut:
a.      Menaikkan rasa puas pegawai
b.     Pengurangan pemborosan
c.      Mengurangi ketidakhadiran dan turnover pegawai
d.     Memperbaiki metode dan sistem bekerja
e.      Menaikkan tingkat penghasilan
f.      Mengurangi biaya-biaya lembur
g.     Mengurangi biaya pemeliharaan mesin-mesin
h.     Mengurangi keluhan-keluhan pegawai
i.       Mengurangi kecelakaan-kecelakaan
j.       Memperbaiki komunikasi
k.     Meningkatkan pengetahuan serbaguna pegawai
l.       Memperbaiki moral pegawai
m.   Menimbulkan kerjasama yang baik
2.3    Tujuan Latihan
              Sebelum pendidikan atau latihan dimulai, maka pihak penyelenggara sebaiknya menentukan tujuan apa yang hendak dicapai. Apabila tidak dijelaskan tujuan yang akan dicapai maka latihan yang dilaksanakan tidak akan efektif.
               Tujuan latihan berbeda-beda sesuai dengan jenis latihan. Tujuan latihan manajer tentu berbeda dengan tujuan latihan penjaga gudang. Sungguhpun demikian pada prinsipnya tujuan latihan yang diberikan pada berbagai level jabatan dan jenis pekerjaan yang lain adalah sama.
         Tujuan latihan dan pendidikan yang hendak dicapai diantaranya yaitu
a.    Bekerja lebih efisien
b.   Pengawasan lebih sedikit
c.    Lebih cepat berkembang
d.   Stabilitas pegawai dan penurunan turn over.
e.    Mempersiapkan karyawan untuk promosi
f.    Mengikuti perkembangan teknologi
            Selain yang tersebut di atas, Slamet Soesanto juga berpendapat bahwa tujuan latihan dan pengembangan  adalah sebagai berikut
a.    Meningkatkan kuantitas produk
b.   Meningkatkan kualitas produk
c.    Mengurangi pemborosan biaya dan perawatan peralatan
d.   Menggurangi kecelakaan kerja
e.    Mengurangi tingkat kemangkiran dan meningkatkan keputusan kerja
f.    Mengadakan peremajaan karyawan.
I.G.Wursanto mengemukakan bahwa pada hakekatnya tujuan pendidikan dan latihan adalah:
a.    Menambah pengetahuan pegawai.
b.   Menambah keterampilan pegawai.
c.    Mengubah dan membentuk sikap pegawai.
d.   Mengembangkan keahlian pegawai sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan lebih efektif.
e.    Mengembangkan semangat, kemampuan dan kesenangan kerja pegawai.
f.    Mempertinggi stabilitas pegawai.

2.4    Perencanaan Latihan
               Perencanaan latihan dan pendidikan perlu ditetapkan lebih dahulu sebelum pelaksanaan latihan direalisasikan. Adapun mengenai aspek yang diperhatikan dalam perencanaan ini meliputi penetapan 6 (tujuh) hal pokok, yaitu:
1.     Tujuan Latihan
Satu hal yang perlu ditetapkan lebih dahulu dalam latihan adalah menentukan apa yang hendak dicapai dengan adanya latihan tersebut. Tujuan latihan merupakan landasan dari latihan sebab dengan berdasar tujuan itulah bisa ditentukan metode latihan, pengikut latihan, topik yang akan dibahas dan sebagainya.
2.     Subyek Latihan
Subyek latihan adalah topik yang dibahas dalam latihan. Subyek yang dibahas harus berkaitan dengan tujuan latihan yang telah ditetapkan sebelumnya.
3.     Jadwal latihan
Jadwal latihan perlu mendapat perhatian karena jadwal latihan yang kurang sesuai akan mengurangi efektivitas hasil.
4.     Lokasi Latihan
Lokasi latihan yang baik adalah lokasi yang dapat memberikan iklim belajar bagi pesertanya dan jauh dari tempat kerja.
5.     Jumlah kualifikasi peserta latihan
Jumlah pengikut latihan hendaknya disesuaikan dengan besar ruangan, latihan yang terlalu banyak pesertanya akan berjalan kurang efektif.
6.     Instruktur
Instruktur harus memiliki pengetahuan mendalam mengenai topiknya, paham berbagai macam metode latihan, dan memiliki keinginan kuat untuk mengajar.

2.5    Metode Latihan
               Di dalam pelatihan pegawai kantor, ada metode-metode tertentu yang dapat digunakan. Pada pelaksanaan latihan dikenal adanya dua metode, yaitu on the job training dan off  the job training.
1.   On the Job Training 
         Pelatihan yang diberikan pada saat karyawan bekerja. Sambil bekerja seperti  biasa, karyawan memperoleh pelatihan, sehingga dapat memperoleh umpan balik secara langsung dari pelatihnya. (Handoko, 1989). Dilakukan oleh semua perusahaan, terutama untuk karyawan baru s/d karyawan yang berpengalaman.
          Keuntungannya : relatif tidak mahal, peserta pelatihan bisa belajar sambil tetap menjalankan  proses produksi, tidak perlu ruang kelas khusus.
  Bentuk pelatihan on the job training : 
a.    Coaching/pendampingan
b.   Rotasi pekerjaan
c.    Magang/ apprenticeship training
d.    Pelatihan Instruksi Jabatan (Job Instruction Training)
2.   Off the Job Training 
Off the Job Training  adalah teknik pelatihan yg dilakukan  di luar waktu kerja, dan berlangsung di lokasi jauh dari tempat kerja, agar perhatian peserta lebih terfokus.
  Keuntungan Off the Job Training  : 
·     Trainer/ Instruktur harus lebih trampil dalam mengajar, karena tidak ada tuntutan pekerjaan yang lain.
·     Trainee/ karyawan terhindar dari kekacauan dan tekanan situasi kerja, sehingga mampu konsentrasi lebih baik/ lebih terfokus perhatiannya.
·     Tidak mengganggu proses produksi yang sedang berjalan di perusahaan.
·     Waktu dan perhatian lebih memadai
Bentuk pelatihan off the job training diantaranya yaitu
a.        Metode konferensi atau diskusi grup.
b.       Metode ceramah.
c.        Permainan peran.
d.       Simulasi keputusan.
e.        Pelatihan dalam keranjang.
f.        Studi Kasus.
g.       Proses Kecelakaan.
h.       Kelompok-T atau pelatihan sensivitas.
i.         Pelatihan Grup Grid.
j.         Analisa Transaksional (TA).
2.6    Evaluasi Latihan
         Dapat tidaknya suatu tujuan direalisasikan, menentukan berhasil tidaknya, efektif tidaknya cara latihan yang bersangkutan. Ada beberapa macam ukuran yang dapat dipergunakan untuk menilai efektif tidaknya suatu latihan, yaitu:
1.       Production (jumlah yang diproduksikan)
2.       Production time required to do the job (waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan unit pekerjaan)
3.       Number of operators meeting production standard (banyaknya karyawan yang dapat mencapai standar produksi yang ditetapkan)
4.       Increase in learning rate (kenaikan upah karyawan sebagai akibat kenaikan produktivitasnya)
5.       Decrease in breakege or use of consumable supplies (banyaknya produk rusak dan penggunaan bahan mentah)
6.       Reduction in number of accidents ( kenaikan atau penurunan kecelakaan yang terjadi)
7.       Reduction in absenteism (menunjukkan ketidak hadiran karyawan)
8.       Reduction of labour turnover ( menunjukkan tingkat perpindahan karyawan)
       Apabila ukuran yang diamati di atas menunjukkan ke arah perbaikan maka dapat dikatakan bahwa latihan yang dilaksanakan perusahaan berhasil dengan baik.
2.7    Keuntungan dan Kerugian Latihan Pegawai Kantor
1.       Keuntungan Kegiatan Latihan Pegawai Kantor
     Berikut merupakan keuntungan dari adanya kegiatan latihan:
·     Obligasi moril managerial untuk mengembangkan para pekerja dilaksanakan. Akibatnya adalah bahwa perhatian pekerja, kapasitas dan loyalitas bertambah
·     Latihan menyebabkan timbulnya pengertian yang lebih baik dan menimbulkan kerjasama kelompok.
·     Tanggung jawab supervise dikurangi. Maka pekerja akan dapat bekerja sendiri.
·     Metode-metode terbaik untuk melaksanakan pekerjaan dapat distandrisasi dan diumumkan kepada semua pegawai.
2.   Kerugian Kegiatan Latihan Pegawai Kantor
Disamping ada keuntungan kegiatan latihan juga menimbulkan kerugian diantaranya:
·     Pekerjaan kantor teratur (regular office work) akan terinterupsi atau tertangguhkan oleh waktu yang digunakann untuk melatih.
·     Latihan dapat pula menyebabkan timbulnya ketergantungan pada pihak lain guna mencapai pemecahan-pemecahan.
·     Sifat bergantung pada pada diri sendiri dan kapasitas untuk menemukan ide-ide baru agaknya akan terhambat oleh adanya pelatihan.
·     Pemimpin-pemimpin latihan yang kompeten sulit diperoleh.



                                                            BAB III
                                                    PEMBAHASAN II

3.1    Pengertian Promosi
         Ada beberapa pengertian promosi menurut para ahli, diantaranya yaitu
1.       Promosi berarti penaikan jabatan, yakni menerima kekuasaan dan tanggungjawab lebih besar daripada kekuasaan dan tanggungjawab sebelumnya. Pemberian promosi kepada seseorang pegawai, berarti bahwa pegawai tersebut baik ke posisi yang lebih tinggi dalam suatu struktur organisasi sesuatu badan usaha. Promosi tidak selalu diikuti oleh kenaikan gaji, gaji itu bisa tetap tetapi pada umumnya bertambah juga balas jasa dalam bentuk uang yang diterimanya.(Drs.M.Manullang)
2.       Promotion is the upward reassignment of an individual in an organization’s hierackys accompanied by increased responsibillities, enhanced status and usually with increases income, though not always so.(Manoppa dan Mirzas Saiyadim)
3.       Promosi adalah perpindahan karyawan dari suatu jabatan kepada jabatan yang lain yang lebih tinggi disertai tugas, tanggung jawab, wewenang, maupun income serta fasilitas yang lebih tinggi pula.(Alex Nitisemito)
4.       Promosi adalah perpindahan dari suatu jabatan lain yang lebih mempunyai status dan tanggung jawab yang lebih tinggi, biasanya disertai dengan kenaikan upah, gaji dan hak-hak lainnya. (Heldjrachman)
5.       Promosi adalah perpindahan yang memperbesar authority dan responsibility pegawai ke jabatan yang lebih tinggi di dalam satu organisasi sehingga kewajiban, hak, status, dan penghasilannya semakin besar. (Hasibuan)              
                 Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa promosi adalah perpindahan jabatan yang lebih tinggi dan kenaikan jabatan yang disertai dengan perubahan status, kekuasaan dan tanggung jawab yang lebih besar.
3.2    Manfaat  dan Tujuan Promosi
1.   Manfaat Promosi
       Promosi sangat penting dalam rangka pembinaan dan pengembangan pegawai, karena promosi dapat memberikan manfaat dalam hal-hal sebagai berikut:
a.   Promosi merupakan motivasi bagi pegawai untuk lebih maju dan lebih mengembangkan bakat, prestasi dan kariernya.
b.   Promosi merupakan usaha meningkatkan semangat dan gairah kerja pegawai.
c.   Promosi merupakan usaha mengisi formasi jabatan dengan mempergunakan sumber tenaga kerja dari dalam.
d.   Bagi pegawai, promosi lebih penting daripada kenaikan gaji meskipun pada umumnya promosi disertai dengan pemberian gaji yang lebih tinggi.
e.   Promosi dapat menjamin keyakinan para pegawai, bahwa setiap pegawai selalu diberi kesempatan untuk maju dan mengembangkan karier dan prestasi.
f.    Promosi merupakan salah satu usaha menciptakan persaingan yang sehat diantara pegawai. (Wursanto I.G 1989: 69).
2.   Tujuan Promosi
                 Tujuan pokok dari pelaksanaan program promosi, antara lain:
a.       Mempertinggi semangat kerja
       Promosi yang dikompensasikan pada pegawai yang menghasilkan prestasi kerja tinggi merupakan daya perangsang untuk mempertinggi semangat kerja.
b.       Menjamin stabilitas pegawai
       Apabila kebutuhan-kebutuhan pegawai termasuk promosi mendapat perhatian dari organisasi/lembaga maka para pegawai akan merasa aman untuk terus menjalankan hubungan kerja dengan organisasi sehingga stabilitas pegawai juga akan terjamin.
c.       Realisasi untuk memajukan pegawai
       Peran pegawai dapat dikembangkan dengan menugaskan Ia untuk menerima kekuasaan dan tanggung jawab yang lebih besar yaitu dengan promosi. (Manulang 1983: 109).
3.3    Dasar-Dasar dan Syarat-syarat Promosi                  
3.3.1    Dasar-dasar Promosi
            Promosi merupakan insentif terbesar dari insentif pegawai. Promosi berarti perbaikan kedudukan dan atau pembayaran tambahan. Promosi biasanya didasarkan atas:
a.    Kemampuan (sering tidaknya dinilai secara layak).
b.   Senioritas (biasanya dihitung masa kerja dalam organisasi/lembaga).
c.    Ujian (lebih banyak menguji pengetahuan daripada kemampuan).
d.   Wawancara perseorangan (menguji kepribadian dan sifat).
e.    Rasa senang dan tidak senang perseorangan (dapat berarti penurunan prestasi kerja dan pengurangan efisiensi).
f.    Gabungan dari beberapa faktor diatas. (Moekijat 1991: 190).
            3.3.2    Syarat-Syarat Promosi
            Syarat-syarat untuk promosi sudah barang tentu tidak sama untuk jabatan yang berlainan, Meskipun demikian ada beberapa syarat umum yang perlu diketahui. Seorang pegawai dapat dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi, apabila memenuhi persyaratan antara lain:
a.    Ada formasi atau lowongan jabatan. Lowongan jabatan dapat terjadi karena ada pegawai yang mengundurkan diri, pindah pekerjaan, dipensiun atau meninggal dunia.
b.   Pegawai yang berasangkutan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dalam analisis jabatan.
c.    Pegawai yang bersangkutan lulus dari seleksi. (Wursanto I.G. 1989: 70).
                                    Syarat-syarat promosi pada umumnya meliputi hal-hal:
a.    Kejujuran 
     Pegawai harus jujur terutama pada dirinya sendiri, bawahannya, perjanjian-perjanjian dalam menjalankan atau mengolah jabatan tersebut, harus sesuai kata dengan perbuatannya. Dia tidak menyelewengkan jabatannya untuk kepentingan pribadinya.
b.   Disiplin
     Pegawai harus disiplin pada dirinya, tugas-tugasnya serta mentaati peraturan-peraturan yang berlaku baik  tertulis maupun kebahasaan. Disiplin pegawai sangat penting karena hanya dengan kedisiplinan memungkinkannya lembaga dapat mencapai hasil yang optimal.
c.    Prestasi kerja
     Pegawai itu mampu mencapai hasil kerja yang dapat dipertanggung jawabkan kualitas maupun kuantitas dalam bekerja secara efektif dan efisien. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai dapat memanfaatkan waktu dan mempergunakan alat-alat dengan baik.
d.   Kerjasama
     Pegawai dapat bekerjasama secara harmonis dengan sesama pegawai baik horisontal maupun vertikal dalam mencapai sasaran lembaga. Dengan demikian akan tercipta suasana kerja yang baik diantara semua pegawai. 
e.  Kecakapan
     Pegawai itu cakap, kreatif, dan  inovatif dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan baik tanpa mendapat bimbingan yang terus menerus dari atasannya.
3.4    Bentuk-bentuk Promosi
         Menurut Hasibuan, bentuk promosi dapat dibedakan menjadi empat,yaitu
a.    Promosi sementara
     Seorang pegawai dinaikkan jabatannya untuk sementara karena adanya jabatan yang lowong yang harus diisi.
b.   Promosi tetap
     Seseorang pegawai dipromosikan dari suatu jabatan yang lebih tinggi karena pegawai tersebut telah memenuhi syarat untuk dipromosikan.
c.    Promosi kecil
     Menaikkan jabatan seseorang pegawai dari jabatan yang tidak sulit dipindahkan kejabatan yang sulit yang meminta keterampilan tertentu, tetapi tidak disertai dengan kenaikan/peningkatan wewenang, tanggung jawab dan gaji.
d.   Promosi kering
     Seorang pegawai dinaikkan jabatannya ke jabatan yang lebih tinggi disertai dengan peningkatan pangkat, wewenang dan tanggung jawab tetapi tidak disertai dengan kenaikan gaji.
Sedangkan Alex Nitisemito, membagi promosi menjadi dua macam, yaitu
a.  Promosi dari dalam (dilaksanakan diantara para karyawan sendiri).
b. Promosi dari luar (pengisian jabatan oleh orang yang sebelumnya tidak menjadi karyawan di perusahaan tersebut).








BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1    Kesimpulan
4.1.1    Latihan adalah aktivitas organisasi untuk memperbaiki dan mengembangkan kemampuan, kecekapan, keterampilan atau sikap dan tingkah laku  karyawan sesuai dengan kebutuhan organisasi.
4.1.2    Ada beberapa tujuan diadakannya latihan pegawai kantor, diantaranya yaitu bekerja lebih efisien, mengurangi turnover pegawai, meningkatkan kualitas produk, meningkatkan hasil kinerja pegawai.
4.1.3    Di dalam pelatihan pegawai kantor, ada metode-metode tertentu yang dapat digunakan. Pada pelaksanaan latihan dikenal adanya dua metode, yaitu on the job training dan off  the job training.
4.1.4    Promosi adalah perpindahan jabatan yang lebih tinggi dan kenaikan jabatan yang disertai dengan perubahan status, kekuasaan dan tanggung jawab yang lebih besar.
4.1.5    Tujuan diadakannya promosi adalah mempertinggi semangat kerja, menjamin stabilitas pegawai, realisasi untuk mengembangkan pegawai.
4.1.6    Menurut Hasibuan, bentuk promosi dapat dibedakan menjadi empat yaitu promosi kering, promosi tetap, promosi sementara dan promosi kecil.
4.2    Saran
         4.2.1    Dalam mengadakan pelatihan pegawai, sebaiknya suatu kantor atau perusahaan harus merencanakannya secara matang agar latihan dapat berjalan secara efektif dan efisien.
         4.3.1    Dalam mengadakan promosi, suatu kantor harus benar-benar memperhatikan syarat-syarat promosi agar nantinya setelah orang yang dipromosikan tersebut menempati jabatan baru dapat menjalankan tugas dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA


Choyimah.2005. Pengaruh Pengembangan Pegawai Terhadap Prestasi Kerja Pegawai  Pada Badan Kepegawaian Daerah  Kota Semarang. www.digilib.unnes.ac.id diakses tanggal 19 September 2010
Handoko,Hani.2001.Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.Yogyakarta:BPFE
Manulang.1987.Management Personalia.Jakarta:Ghalia Indonesia
Moekijat. 1991.Latihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.Bandung: Mandar Maju.
Moenir, A. S. 1987. Pendekatan Manusiawi dan Organisasi Terhadap Pembinaan Kepegawaian. Jakarta: Gunung Agung. 
Nitisemito, Alex, S. 1992. Manajemen Personalia Dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Soesanto, Slamet.1995.Administrasi Kantor. Manajemen Dan Aplikasi, Jakarta: Djambatan
Winardi. 1990. Managemen Perkantoran Dan Pengawasan. Bandung: Mandar Maju
Wursanto, I.G. 1989. Manajemen Kepegawaian. Yogyakarta: Kanisius.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar